Pada jaman dahulu kala, ada seorang raja yang
mempunyai seorang anak perempuan. Anak tersebut sangat cantik sehingga banyak
pangeran yang tertarik dan ingin menikah dengannya. Mereka datang silih
berganti untuk melamar Sang Putri, namun semuanya ditolak.
“Anakku, begitu banyak Pangeran yang datang kepadamu. Namun kenapa tidak ada satupun yang berhasil memikat hatimu? Ada apa sebenarnya, Nak?”tanya Baginda Raja suatu hari.
“Maaf Ayahanda, aku menolak mereka semua karena aku hanya mencintai Pangeran Matahari di langit sana,”jawab Sang Putri tegas.
“Jika itu memang sudah menjadi keputusanmu dan tidak dapat dirubah lagi, pergilah dan menikahlah dengannya, tapi jangan pernah kembali lagi ke sini!”usir Baginda Raja dengan marahnya.
Maka, Sang Putripun pergi meninggalkan istana dan menemui Pangeran Matahari di istananya. Ia segera menemui Ibu Pangeran Matahari kemudian bercerita tentang keputusannya tersebut.
“Kamu bisa menikah dengan putraku namun selama hidup dengannya jangan pernah sekalipun menatap wajahnya,”pesan Ibunda dari Pangeran Matahari. Sang Putri setuju dengan syarat itu.
Maka menikahlah Sang Putri dengan Pangeran Matahari. Mereka akhirnya bisa tinggal bersama. Sang Putri terlihat bahagia. Hanya satu yang masih mengganggu yaitu dia tidak bisa melihat wajah suaminya. Sang Putri lalu membawa segelas air putih ke hadapan Pangeran Matahari. Ia mencoba melihat wajah sang suami lewat pantulan cahaya di permukaan gelas.
Sayangnya Pangeran Matahari mengetahui hal tersebut. Iapun menjadi marah sekali. “Kamu istri yang tidak patuh. Karena itu pergilah dari istanaku!”usir Pangeran Matahari pada istrinya.
Maka dengan berlinang air mata, Sang Putri pergi meninggalkan istana. Pangeran Matahari kasihan melihat Sang Putri, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia lalu merubah Sang Putri menjadi bunga berwarna kuning. Kelak masyarakat akan memanggilnya Bunga Matahari. Bunga ini akan menghadap atau condong ke arah matahari sehingga ia bisa melihat suaminya kapan saja. Sesuatu yang dulu dilarang baginya.
“Anakku, begitu banyak Pangeran yang datang kepadamu. Namun kenapa tidak ada satupun yang berhasil memikat hatimu? Ada apa sebenarnya, Nak?”tanya Baginda Raja suatu hari.
“Maaf Ayahanda, aku menolak mereka semua karena aku hanya mencintai Pangeran Matahari di langit sana,”jawab Sang Putri tegas.
“Jika itu memang sudah menjadi keputusanmu dan tidak dapat dirubah lagi, pergilah dan menikahlah dengannya, tapi jangan pernah kembali lagi ke sini!”usir Baginda Raja dengan marahnya.
Maka, Sang Putripun pergi meninggalkan istana dan menemui Pangeran Matahari di istananya. Ia segera menemui Ibu Pangeran Matahari kemudian bercerita tentang keputusannya tersebut.
“Kamu bisa menikah dengan putraku namun selama hidup dengannya jangan pernah sekalipun menatap wajahnya,”pesan Ibunda dari Pangeran Matahari. Sang Putri setuju dengan syarat itu.
Maka menikahlah Sang Putri dengan Pangeran Matahari. Mereka akhirnya bisa tinggal bersama. Sang Putri terlihat bahagia. Hanya satu yang masih mengganggu yaitu dia tidak bisa melihat wajah suaminya. Sang Putri lalu membawa segelas air putih ke hadapan Pangeran Matahari. Ia mencoba melihat wajah sang suami lewat pantulan cahaya di permukaan gelas.
Sayangnya Pangeran Matahari mengetahui hal tersebut. Iapun menjadi marah sekali. “Kamu istri yang tidak patuh. Karena itu pergilah dari istanaku!”usir Pangeran Matahari pada istrinya.
Maka dengan berlinang air mata, Sang Putri pergi meninggalkan istana. Pangeran Matahari kasihan melihat Sang Putri, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia lalu merubah Sang Putri menjadi bunga berwarna kuning. Kelak masyarakat akan memanggilnya Bunga Matahari. Bunga ini akan menghadap atau condong ke arah matahari sehingga ia bisa melihat suaminya kapan saja. Sesuatu yang dulu dilarang baginya.
Posting Komentar untuk "ASAL USUL BUNGA MATAHARI #bungamatahari"