TOKO ALAM GHAIB #toko #ghaib

        Minggu besok, Nina, temannya Kiki akan berulang tahun. Kiki bingung akan memberi kado apa. Maka dia mengajak Bagus untuk menemaninya membeli kado di pusat perbelanjaan. Mereka naik sepeda menuju ke sana.
“Kamu mau makan dulu apa tidak?”tanya Kiki menawarkan makanan sebelum mereka berangkat. Bagus menggeleng,”Aku baru saja makan. Eh...ngomong-ngomong kamu akan membeli kado apa?”Bagus balik bertanya. Ia ingin mereka punya rencana yang jelas dulu agar nanti sesampainya di toko tidak kebingungan memirkan barang yang akan dibeli.
“Mungkin gelas saja, ya? Kadonya gelas bergambar barbie karena Nina sangat suka barbie. Dia senang mengoleksi aneka barang yang ada hubungannya dengan barbie. Dia punya boneka, baju, jam , tas, dompet, bantal, guling, sendok, piring, sapu tangan, handuk, bando, sendal,buku, dan lukisan yang bergambar barbie. Tapi aku lihat gelas belum ada. Bagaimana menurutmu?”ucap Kiki melontarkan idenya.
“Sepertinya usulmu menarik juga. Baiklah jadi nanti kita langsung ke toko kado yang menjual aneka gelas cantik terutama yang ada gambar barbienya. Mudah-mudahan gelas seperti itu bisa kita temukan nanti. Kita langsung saja berangkat, yuk!”ajak Bagus semangat. Kiki senang sekali memiliki teman sebaik bagus. Jika dimintai bantuan Bagus akan siap membantu sepenuh hati. Mereka lalu berangkat.
Di tengah perjalanan, mereka sempat berhenti karena tiba-tiba saja ada seekor ular besar berwarna hijau dan kuning keemasan menyeberang jalan.
“Kita tangkap, yuk! Nanti kita jual ke Mang Obleh untuk dibuat tas kulit ular. Pasti harganya mahal karena ular itu cantik sekali warnanya,”seru Kiki sambil turun dari sepedanya hendak mengejar ular aneh yang bergerak ke sawah.
“Jangan, Kiki! Ular itu cukup berbahaya. Lebih baik kita menghindarinya,”cegah Bagus melihat betapa semangatnya Kiki hendak menangkap ular cantik itu. “Perasaanku jadi tidak enak. Mudah-mudah tidak terjadi apa-apa nanti,”imbuh Bagus khawatir seraya menatap langit yang biru. Kiki mengernyitkan dahi mencoba memahami ucapan Bagus namun gagal.
Setelah bersepeda kurang lebih setengah jam lamanya, akhirnya mereka sampai di kawasan pertokoan yang menjual aneka macam kado. Mereka lalu meletakkan sepedanya di tempat parkir. Mereka berjalan diantara pertokoan sambil melihat-lihat.
“Kamu tunggu di sini saja dulu, aku akan masuk ke dalam. Nanti kalo gelas seperti yang kamu cari ada, aku akan keluar dan memintamu masuk. Ingat jika ada yang datang menawarimu sesuatu jangan mau. Ditolak saja dan bilang sedang menunggu teman di dalam,”jelas Bagus memberi arahan. Kiki serasa aneh mendengarnya. Dipikir-pikir mereka seperti sedang di medan perang. Tapi Kiki tidak bisa berbuat apa-apa. Ia membiarkan Bagus masuk ke dalam toko, sementara dirinya menunggu di luar.
Tidak lama setelah Bagus masuk, seorang pemuda tampan datang mendekat,”Sedang mencari gelas kado ya, Dik?”tanya sang pemuda seolah tahu isi hati Kiki. Ia tersenyum ramah,” Namaku Kak Wildan, aku punya apa yang kau cari. Kau bisa melihatnya dulu, jika cocok silahkan beli. Harganya murah dan kami menyediakan makanan gratis karena masih promo. Silahkan ikut aku,”ucap pemuda bernama Wildan itu berpromosi. Kiki tertarik dan ia lupa pesan Bagus. Maka kakinyapun ringan saja melangkah mengikuti Wildan masuk ke dalam tokonya persis di sebelah toko yang dimasuki Bagus.
Dari luar terlihat kecil, namun setelah masuk ternyata cukup luas dalamnya. Toko itu ternyata sebuah restoran, terlihat beberapa orang sedang asyik makan dan minum. Wildan memilihkan tempat duduk di dekat jendela toko sehingga Kiki bisa melihat situasi di luar sana.”Kau pesan apa?”tanyanya ramah dan hangat.
“Aku pesan bakso dan jus alpukat,Kak,”jawab Kiki senang dengan segala keramahan Wildan.
“Tunggu sebentar. Kami akan segera menyiapkan pesananmu. Oh ya, setelah selesai makan kau bisa memilih gelas kesukaanmu di deretan rak kaca sebelah sana,”jelas Wildan sambil menunjuk ke arah yang dimaksud. Kiki mengangguk mengerti. Ya, dari tempat duduk Kiki terlihat jelas beraneka jenis gelas mug yang unik. Ada yang berbentuk seperti kamera, pistol, monk cup, half pint, fisti cup, skull, dan masih banyak lagi yang lain terbuat dari keramik dan kristal ataupun kaca.
Sementara itu tak lama setelah Kiki masuk toko, Bagus keluar hendak mengajaknya masuk karena gelas bergambar barbie yang dia cari ada. Tapi Bagus terkejut bukan main. Kiki sudah menghilang. Ia celingukan ke sana kemari mencari keberadaan Kiki. Untungnya Bagus tidak panik. Ia lalu diam sebentar, memejamkan mata dan membuka lebar-lebar telinganya. Pandangannya lalu mengarah ke sebuah gang sempit di sebelah toko kado yang dia masuki. Bagus perlahan mendekat, menyentuh dinding gang sempit itu lalu menembus ke dalamnya dengan mudah.
“Ki, sebaiknya kita tinggalkan tempat ini segera. Tempat ini tidak aman untuk kita,”ajak Bagus ketika mendapati Kiki sedang makan bakso dengan asyiknya. Beberapa orang yang dari tadi makan di tempat itu tiba-tiba saja berdiri, dengan pandangan kosong mereka perlahan-lahan mendatangi Kiki dan Bagus. Wildan berada di baris terdepan. Wajahnya yang tadi ramah kini berubah menjadi dingin. Matanya menyala merah.
“Hei, apa kau tidak melihat aku sedang makan? Ehm... bakso ini enak sekali. Kau tidak ingin mencicipinya?”tanya Kiki masih belum menyadari bahaya yang tengah mengancam mereka.
Bagus mengambil kursi lalu naik ke atas meja dan memecahkan kaca dengan kursi tersebut. Ia menarik tubuh Kiki,”loncat Kiki! Loncat! Kalau tidak mereka akan menangkap kita!,”teriak Bagus dengan kerasnya. Kiki seperti kebingungan. Untungnya ia segera tersadar setelah melihat Wildan dan orang –orang di Restoran itu semakin dekat. Wajah mereka terlihat dingin dan aneh. Kiki dan Bagus lalu meloncat keluar restoran lewat kaca yang telah dipecahkan Bagus. Detik berikutnya mereka sudah terduduk lemas bersandar ke dinding gang sempit sebelah toko kado yang dimasuki Bagus tadi.
“Seharusnya kau mendengarkan perkataanku tadi. Kenapa aku tidak mengajakmu langsung masuk toko karena aku takut kita salah masuk tempat seperti yang baru saja kau datangi. Setelah aman baru aku berani mengajakmu,”Bagus menepuk pundak Kiki. Kiki memuntahkan semua makanan yang baru saja dimakannya. Bau busuk segera tercium dari makanan itu.
“Lihatlah bakso yang katanya enak tadi. Ternyata baunya seperti sampah,”imbuhnya lagi. Muka Kiki bersemu merah usai memuntahkan makanan aneh itu. Dadanya sakit sekali.
“Terimakasih, Gus. Kau telah menyelamatkan nyawaku. Maaf ya, aku sudah merepotkanmu,”ujar Kiki sambil menyeka air matanya.
Mereka berdua lalu membeli kado untuk Nina dan pulang ke rumah dengan penuh kelegaan. Di tengah jalan mereka kembali bertemu dengan ular berwarna hijau dan kuning keemasan. Kali ini Kiki diam saja dan membiarkan ular itu lewat di depannya.

Posting Komentar untuk "TOKO ALAM GHAIB #toko #ghaib"