IKAN GABUS BERKALUNG EMAS #gabus #kalungemas



Hari ini, Ardi memiliki jadwal yang cukup padat. Pulang sekolah dia harus berlatih baca puisi dengan Bu Ratih untuk lomba pada Sabtu besok. Setelah itu dia juga ada tes masuk salah satu klub sepakbola favorit di kotanya. Ardi sudah pernah ikut tes masuk sekali namun gagal karena kurangnya persiapan.
Sebenarnya Ardi sudah punya klub sepakbola tapi kurang terkenal. Padahal jika diperbolehkan ia ingin menjadi pemain bola profesional yang hebat seperti Lionel Messi atau Ronaldo. Salah satunya adalah berlatih dengan klub sepakbola terbaik dikotanya yang sudah ikut Liga Profesional. Untuk tes kali ini Ardi telah mempersiapkannya jauh-jauh hari dengan berlatih lebih keras.
“Ayah bisa mengantar aku, kan?,”tanya Ardi pada Ayahnya. Pak Dimas, Sang Ayah mendongak. Dia tengah sibuk mempersiapkan peralatan memancingnya.
“Eh...kamu ada teman yang ikut seleksi juga tidak?”Ayah justru balik bertanya bukannya menjawab pertanyaan Ardi.
“Ada, Yah. Si Bima, dia akan diantar ayahnya. Memangnya kenapa?”perasaan Ardi jadi tidak enak.
“Ehm...kalo begitu kamu ikut Bima saja, yah. Nanti aku telpon Ayahnya supaya menjemput kemari. Sekarang Ayah ada janji dengan Pak Ridwan mau mancing di sungai. Ayah tidak enak untuk membatalkan,”jawaban Ayah membuat Ardi tertunduk sedih. Ia sudah menduga dari tadi karena sejak punya hobi baru yaitu memancing, Ayah jadi orang yang berbeda. Ardi bukannya tidak suka Ayah dengan hobi barunya itu tapi dia ingin Ayah tetap peduli padanya karena saat seperti ini dia membutuhkan dukungan penuh darinya.
“Kenapa tidak dibatalkan saja janjinya, Yah. Besok kan bisa. Ardi akan senang sekali kalo Ayah ikut memberikan dukungan. Dia pasti akan tampil lebih semangat,”usul Ibu sambil membawakan bekal untuk Ayah dan Ardi.
“Tidak bisa, Bu. Pak Ridwan itu atasan Ayah. Kalo menolak, Ayah takut kenapa-kenapa. Lagian Ayah sudah sering menemani Ardi berlatih setiap Kamis sore. Dan Ayah lihat dia sudah semakin berkembang permainannya. Ayah yakin kali ini dia akan diterima,”jawab Ayah lirih. Tidak berapa lama, Bima datang menjemput. Dia diantar ayahnya. Pak Dimas berbincang sebentar dengan Ayah Bima, Pak Tulus.
“Ayo, ikut sekalian denganku?”ajak Pak Tulus semangat.
“Maaf, Mas, aku tidak bisa. Aku ada acara dengan Bosku. Tidak berani aku menolaknya. Aku titip anakku ya. Mudah-mudahan anak kita berhasil semua,”jawab Ayah menolak secara halus. Pak Tulus mengangguk. Setelah berpamitan mobil itu meluncur pergi. Begitu juga dengan Ayah. Iapun ikut pergi juga menemui Pak Ridwan yang baru saja menelepon kalau dia sudah sampai di sungai menunggunya.
Pak Dimas memancing hingga sore hari. Namun anehnya, ketika temannya dapat ikan banyak sekali, dia belum dapat satupun. Padahal mereka memancing di tempat yang sama.
“Ada apa ini? Mimpi apa aku semalam sehingga buruk benar nasibku. Tidak ada satupun ikan yang menyenggol pancingku,”gumam Pak Dimas tidak habis pikir.
“Umpanmu dimakan, tuh, Pak. Coba ditarik. Mudah-mudahan ini hari keberuntunganmu!”seru Pak Ridwan sambil tersenyum. Ia yang sudah mendapat banyak ikan ikut kasihan juga melihat nasib anak buahnya itu.
Ucapan Pak Ridwan ternyata benar. Kail Pak Dimas dimakan oleh ikan gabus sebesar paha orang dewasa. Dia sampai berpeluh keringat ketika coba menaikannya. Ikan gabusnya juga aneh. Dilehernya ada lingkaran kuning keemasan. Ikan gabus itu disimpan di ember lalu dibawa pulang karena dia sudah kelelahan.
“Bagaimana hasil tes Ardi, Bu? Berhasil tidak?”tanya Pak Dimas sesampainya di rumah. Ibu menggeleng.
”Kurang tahu, Pak. Hasilnya diumumkan besok. Ardi malah cedera engkel setelah bertabrakan dengan pemain lain. Sekarang dia sedang di kamar beristirahat,”jelas Ibu cemas. Pak Dimas lalu segera menghubungi temannya, Pak Eko, seorang guru olahraga yang pintar mengobati cedera kaki untuk menyembuhkan Ardi. Dia juga bercerita perihal ikan gabus yang baru ditangkap. Ikan gabus itu ditaruh di ember besar di kamar mandi.
“Mungkin kita pelihara saja karena aku suka ikan ini. Ada kalung emas di lehernya,”jawab Pak Dimas ketika ditanya akan diapakan ikan itu.
Malam harinya Pak Dimas bermimpi bertemu seorang lelaki yang sangat tua. Lelaki tua itu minta diantarkan ke rumah anaknya. Maka dengan mengendarai mobil iapun segera mengantar lelaki tersebut. Ketika sampai di tempat tujuan, betapa terkejutnya Pak Dimas karena tempatnya adalah sungai tempat kemarin dia mendapatkan ikan gabus berkalung emas. Dan lebih mengejutkan lagi, lelaki tua tersebut melompat ke dalam sungai yang dalam itu. Pak Dimas terbangun pada pagi harinya, lalu tanpa di perintah, Ikan Gabus berkalung emas yang di dapatnya kemarin langsung dibawa serta dan dikembalikan ke sungai tempat kemarin dia memancing.
“Kembalilah ke rumahmu, Pak Tua, maafkan atas kesalahanku,”ucap Pak Dimas penuh rasa bersalah.
Pulangnya Pak Dimas senang sekali karena Ardi sudah sembuh cederanya.”Ayah, aku juga mendapat kabar dari Bima bahwa kami berdua diterima di klub favorit itu,”ucap Ardi bahagia. Selain itu, Pak Ridwan juga memberitahu bahwa Pak Dimas mendapat promosi jabatan mulai bulan depan.



















Posting Komentar untuk "IKAN GABUS BERKALUNG EMAS #gabus #kalungemas"