BERKUNJUNG KE MUSEUM KUPU-KUPU #museum


Berkunjung ke Museum Kupu-Kupu di Lembah Andayu sangat menyenangkan. Paimin dan Bambang sudah tiga kali ke sana, namun tidak bosan dan tetap menikmati acara tersebut. Melewati lembah dan padang savana yang indah dengan mengayuh sepeda sangat mengesankan dan tentunya sangat baik untuk kesehatan. Apalagi saat ini sudah sangat sulit untuk melihat kupu-kupu di sekitar kita. Kerusakan alam dan penangkapan besar-besaran tanpa memperhatikan kelestariannya benar-benar telah menjadi sumber kehancuran bagi salah satu hewan tercantik di muka bumi ini.
Museum Kupu-Kupu dibangun oleh salah seorang milyarder Indonesia bernama Rahmat Wibowo yang begitu mencintai kupu-kupu dan berharap bisa melestarikannya yaitu dengan cara membuat museum sekaligus tempat penangkaran kupu-kupu disebelah museum tersebut. Uang masuknya murah hanya Rp, 25.000,- untuk dewasa dan Rp. 10.000,- untuk anak-anak.
Di tempat ini banyak sekali display kupu-kupu dari berbagai jenis yang telah diawetkan. Tertata rapi dan menarik di dalam rak kaca sehingga membuat mata betah memandangnya. Sementara di tempat penangkarannya kita akan disuguhi pemandangan kupu-kupu yang sesungguhnya. Tempat itu berupa taman berisi pepohonan, kolam, bunga dan tanaman-tanaman hijau yang segar dipandang. Kupu-kupu aman dan tidak akan terbang jauh karena taman tersebut berada dalam sangkar besar berbentuk persegi panjang. Tidaklah kecil biaya untuk membangun semua itu, namun bagi Pak Rahmat Wibowo tidak masalah karena uangnya banyak.
“Asyik juga ya, melihat proses metamorfosis kupu-kupu?,”ujar Bambang kepada Paimin sambil memperhatikan bagan metamorfosis kupu-kupu yang terpajang di dinding museum.
“Pertama-tama kupu-kupu akan meletakkan telur pada daun di pohon yang bertujuan nantinya daun tersebut bisa menjadi bahan makanan ulat tersebut hingga mencapai dewasa. Sebelumnya mereka akan menjadi pupa atau kepompong lalu dalam beberapa hari akan menjadi kupu-kupu baru,”tambah Paimin mencoba menerjemahkan keterangan yang ada di bagan tersebut.
“Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas sehingga sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat menggantung ke bawah dan mengembang secara normal. Kemudian setelah sayap mengering, mengembang dengan kuat, sayap akan membuka dan menutup beberapa kali sebelum kupu-kupu muda itu terbang. Wow, asyiknya! Coba kita bisa seperti mereka, ya?”timpal Bambang antusias.
“Kau tahu, Bang, mereka hampir punah sekarang. Bagaimanapun aku lebih suka menjadi manusia,”balas Paimin tidak setuju dengan pemikiran Bambang.
“Ya aku tahu. Aku hanya membayangkan saja. Seandainya.....Ah, apapun itu aku tetap lebih enak jadi manusia,”jelas Bambang mengoreksi penjelasannya agar Paimin tidak salah tangkap maksud ucapannya.
Ketika tengah asyik membicarakan bagan metamorfosis kupu-kupu, seorang pria tinggi besar datang mendekat. Dialah Pak Rahmat Wibowo, pemilik museum tersebut. Paimin dan Bambang menyalami dan mencium tangan Pak Rahmat dengan hormat.
“Aku sering melihat kalian datang kemari. Sepertinya kalian sangat tertarik dengan kupu-kupu ya?”tanya Pak Rahmat ramah menyambut tamu kecilnya.
“Oh, ya benar, Pak. Aku malah ingin menjadi ahli kupu-kupu. Aku ingin mengembang biakan mereka agar tidak punah,”jawab Paimin bersemangat.
“Wah bagus itu. Generasi muda memang harus begitu karena jika bukan kalian siapa lagi yang akan melestarikan kupu-kupu kita. Sekarang saja sudah ratusan jenis kupu-kupu yang punah. Oh ya jika kalian masih lama Bapak akan tunjukkan sesuatu kepada kalian. Ayo ikutlah dengan Bapak,”ajak Pak Rahmat seraya melangkahkan kakinya menuju ke samping museum. Setelah membuka pintu, mereka lalu melewati sebuah lorong yang cukup panjang. Lorong itu lalu berakhir disebuah tempat yang mirip sebuah taman penuh tanaman dan bunga.
“Perkenalkanlah kupu-kupu raksasa kesayangan Bapak. Ini kupu-kupu yang sudah hampir punah. Hanya tinggal tiga di dunia ini. Hanya Bapak yang punya,”jelas Pak Rahmat seraya menunjuk keatas sebuah pohon besar. Di sana bertengger seekor kupu-kupu berwarna coklat dengan bentangan sayap luar biasa lebar. Hampir dua meter lebar masing-masing sayapnya. Jadi jika dibentangkan semua bisa mencapai empat meter. Paimin dan Bambang terkejut sekaligus ketakutan melihat kupu-kupu raksasa tersebut.
“Seumur hidup aku baru sekali ini melihat kupu-kupu sebesar itu, Bang. Seumur hidup,”desis Paimin dengan suara bergetar.
“Gila! Itu kupu-kupu apa pesawat Boeing. Besar amat. Aku bisa naik di atas punggungnya dan terbang bersama,”celetuk Bambang sambil geleng-geleng kepala. Pak Rahmat tersenyum mendengar komentar anak-anak. Namun betapa beraninya beliau memberitahukan rahasia besar tersebut kepada anak-anak seumuran Bambang dan Paimin. Entah apa maksudnya. Biarlah kelak waktu yang akan membuktikan.













Posting Komentar untuk "BERKUNJUNG KE MUSEUM KUPU-KUPU #museum"