Pada
jaman dahulu, di sebuah desa yang tenang dan damai, hiduplah sepasang suami
istri yang baik hati. Mereka disukai masyarakat karena suka menolong dan
membantu orang lain yang tengah kesusahan.
Mereka
bertetangga dengan seorang perempuan tua yang hidup seorang diri karena
suaminya telah lama meninggal. Masyarakat tidak menyukai perempuan tua ini
karena sifatnya yang pemarah dan sirik pada kesuksesan orang lain.
Suatu
hari, wanita yang baik hati menemukan seekor Burung Pipit kecil yang tergeletak
tak berdaya di tanah. “Oh...kasihan sekali kau burung mungil yang cantik. Aku
akan merawatmu hingga sembuh,”gumam si wanita sambil mengangkat Burung Pipit
yang malang itu dengan hati-hati. Ia dan suaminya memberinya makan dan
mengobati luka yang ada di sayap Burung Pipit itu hingga sembuh.
Sebagai
ucapan terimakasih, Burung Pipit memutuskan untuk tinggal dengan suami istri
tersebut. Setiap hari Burung Pipit itu bernyanyi dan bersenandung mengungkapkan
rasa gembiranya. Orang-orang menyukai suaranya yang unik, namun tidak dengan
Perempuan Tua, tetangga mereka. Ia merasa sangat terganggu dengan nyanyian
Burung Pipit tersebut lalu mencari cara agar burung berisik itu berhenti
bernyanyi.
“Hai,
Burung Pipit yang cantik. Kemarilah! Aku ingin kau bernyanyi di
sampingku,”pinta Si Perempuan Tua suatu pagi ketika sepasang suami istri pergi
berkebun. Tanpa prasangka buruk, Burung Pipit lalu datang mendekat dan hinggap
di samping tempat duduk Si Perempuan Tua. Ia lalu bernyanyi dengan merdunya.
Nah, ketika lengah itulah, Si Perempuan Tua menangkapnya lalu memotong lidah
Burung Pipit agar dia tidak bisa bernyanyi lagi.
Burung
Pipit dengan sedih lalu kembali ke sarangnya dulu. Sepasang suami istri yang
telah menolongnya terkejut sekali ketika pulang tidak menemukan Burung Pipit
kesayangannya. Mereka lalu mencari kesana kemari melewati sungai, hutan,
lembah, dan gunung hingga akhirnya bertemu kembali.
Burung
Pipit menjamu mereka dengan makanan lezat. Sebelum pulang ia membawa dua
keranjang berisi hadiah. Satu keranjang berukuran besar dan satu keranjang lagi
berukuran kecil. Sepasang suami istri itu lalu memilih keranjang yang berukuran
kecil. Ketika sampai di rumah dan dibuka betapa terkejutnya mereka karena
keranjang itu berisi perhiasan dan uang emas berkilauan. Merekapun berubah
menjadi kaya raya.
Perempuan
Tua tetangganya yang mendengar cerita itu lalu berusaha menirunya. Mereka
mencari rumah Burung Pipit yang ia potong lidahnya. Menikmati jamuan besar yang
enak dan lezat-lezat kemudian pulang membawa hadiah keranjang besar ke rumah.
Ia berpikir jika memilih keranjang yang besar pasti hadiahnya lebih banyak di
bandingkan sepasang suami istri yang baik hati yang memilih keranjang berukuran
kecil.
Namun
betapa terkejutnya dia karena ketika keranjang tersebut dibuka, isinya ternyata
bukan perhiasan dan emas yang ia dambakan. Keranjang itu ternyata berisi hewan
melata yang beracun dan berbahaya seperti ular, kalajengking, semut api, kadal
dan katak beracun yang ganas. Perempuan Tua itu lalu mati mengenaskan setelah
di gigit dan disengat oleh hewan-hewan itu.
Posting Komentar untuk "BURUNG PIPIT DAN SUAMI ISTRI BUDIMAN #burungpipit #budiman"