LEBIH BAIK JUJUR DARIPADA HANCUR #jujur


Hampir semua anak sekolah pernah mencontek ketika ujian atau ulangan berlangsung. Banyak trik atau cara mencontek yang mereka lakukan. Ada yang membuat catatan kecil di secarik kertas lalu disimpan di tempat tersembunyi. Ada yang menulis catatan di meja ataupun kursi tempat dia duduk. Ada yang menulisnya di tangan. Ada pula yang membawa buku dan menyimpannya di laci meja. Namun banyak pula yang bertanya langsung kepada teman yang dirasa bisa mengerjakan soal tersebut.
Masalah akan muncul jika guru mereka mengawasi ulangan dengan ketat. Tidak duduk diam di kursinya tapi terus berdiri atau malah berjalan keliling mengawasi dengan seksama. Tatapan mata mereka telah terlatih mengawasi setiap gerak-gerik mencurigakan muridnya yang akan berbuat curang. Pengalaman selama berpuluh tahun mengajar membuat mereka tidak mudah di tipu begitu saja.
“Aku punya cara baru agar dapat nilai bagus tanpa bekerja keras,”ucap Dino kepada teman sebangkunya, Wisnu, beberapa menit sebelum ulangan Matematika di mulai.
“Bagaimana caranya? Ajari aku ya? Aku sudah bosan dapat nilai jelek terus...,”pertanyaan Wisnu berderet seperti gerbong kereta api.
“Kau lihat saja apa yang aku lakukan nanti. Jika sukses, kau cobalah menirunya,”jawab Dino sebelum masuk ke dalam kelas untuk mengikuti ulangan.
Kelas tenang dan tak ada suara sedikitpun seperti di tengah kuburan. Itu karena semua anak tengah berkonsentrasi mengikuti ulangan matematika yang lumayan sulit.
Sepuluh menit sebelum waktu habis, Pak Jayadi meminta anak-anak untuk meneliti kembali jawabannya sebelum dikumpulkan. Dan setelah waktu habis, Dino dengan penuh semangat menawarkan diri mengumpulkan lembar jawaban anak-anak.
“Kalau sudah segera bawa ke ruanganku, Dino,”perintah Pak Jayadi sebelum bergegas menemui tamu yang katanya sudah menunggunya dari tadi. Dino mengangguk lalu mengajak Wisnu untuk menemaninya. Ia lalu pergi ke WC. Dengan licik, Dino mencari lembar jawaban anak paling pandai di kelas yaitu Adi. Dia lalu meminta Wisnu mengganti nama Adi dengan namanya, sedangkan lembar jawaban miliknya diberi nama Adi. Dengan begitu nilainya dipastikan bagus karena Adi memang sangat jago matematika.
“Kalau Pak Jayadi tahu, kau pasti akan dimarahinya habis-habisan Dino,”celetuk Wisnu setelah mengetahui cara jahat Dino untuk mendapatkan nilai.”Menurutku ini cara paling bodoh yang pernah aku lihat. Aku tidak akan mengikuti caramu ini.”
Ucapan Wisnu ternyata ada benarnya. Keesokan harinya, Dino dan Adi dipanggil ke ruangan Pak Jayadi. Pak Jayadi curiga dengan nilai Adi yang anjlok luar biasa. Sedangkan Dino mampu mendapatkan nilai nyaris sempurna, 97.
“Kalian tahu kenapa aku panggil kemari?”tanya Pak Jayadi setelah kedua murid tersebut berada dihadapannya. Adi menggeleng. Dino juga menggeleng, namun wajahnya terlihat tegang sekali.
Pak Jayadi lalu mengeluarkan lembar jawaban kedua anak tersebut yang sudah dikoreksi. Beliau lalu meminta Adi dan Dino memeriksanya dengan teliti.
“Menurutku tidak ada yang aneh dengan lembar jawaban ini, Pak. Aku malah bersyukur karena bisa mendapat nilai 97,”kata Adi dengan tenangnya. Namun Pak Jayadi tidak. Keningnya berkerut heran.
“Oh, ya? Jadi menurutmu ini nilaimu? Tapi kenapa nama pemiliknya bukan namamu, tapi punya Dino? Coba perhatikan lebih jelas...,”pinta Pak Jayadi sekali lagi kepada Adi untuk mengecek lembar jawaban tersebut. Adi lalu melihat dengan jelas di pojok kanan atas bahwa lembar jawaban yang diakui miliknya itu ternyata tertulis nama Dino Prihadi, bukan namanya. Adi terbengong-bengong melihat hal itu. Ia menatap Pak Jayadi sebentar lalu berpaling ke arah Dino. Diambilnya lembar jawaban yang dipegang Dino dan diperiksanya dengan teliti. Di pojok kanan atas tertulis jelas namanya, Adi Kusuma. Dan nilainya adalah 53!
“Maaf, Pak. Saya tidak mengerti dengan semua ini. Tapi jika dilihat dengan jelas, lembar jawaban yang menurut Bapak adalah punya saya jelas tidak benar karena tulisannya bukan milik saya!”protes Adi dengan nada sedikit tinggi.
Pak Jayadi tersenyum. Beliau tidak menjawab namun malah berpaling ke arah Dino dan berucap lembut,”Kau bisa menjelaskan semua kekacauan ini, Dino? Saya sudah berpuluh tahun menjadi guru. Saya tidak bisa ditipu dengan permainan seperti ini.”
Akhirnya Dino mengakui kesalahannya bahwa dialah pelaku yang merubah nama Adi menjadi namanya. Pak Jayadi lalu meminta Dino untuk tidak mengulangi perbuatan serupa di masa depan. Ia juga menyuruh Dino meminta maaf kepada Adi. Dinopun harus ikut ulangan lagi karena nilainya kemarin dicoret dan dianggap tidak mengikuti ulangan.















Posting Komentar untuk "LEBIH BAIK JUJUR DARIPADA HANCUR #jujur"