Pada jaman dahulu
kala, ada seorang raja dan permaisurinya yang tinggal di Kerajaan Belinyu.
Mereka hidup bahagia dan memerintah kerajaannya dengan bijaksana. Rakyat
kerajaan tersebut makmur sentosa. Tapi sayang mereka belum dikaruniai anak.
Karena itulah Raja dan Permaisuri sangat berharap mendapat seorang anak sebagai
penerus takhta kerajaan. Hingga pada suatu malam, Sang Permaisuri bermimpi
bertemu dengan seekor penyu.
“Wahai, Sang Ratu,
berbahagialah karena sebentar lagi kamu akan memiliki seorang anak perempuan.
Jika bayimu lahir, berikanlah kalung Komala ini pada anakmu itu,”ucap Si Penyu.
Sang Permaisuri
senang sekali mendengar berita tersebut. Iapun menerima kalung pemberian Penyu
tersebut dengan berbunga-bunga. Kemudian iapun terbangun dari mimpinya dan
mendapati Kalung Komala dalam genggaman tangannya. Ia lalu menceritakan
mimpinya tersebut kepada Sang Raja. Mereka sangat bahagia karena penantian yang
demikian lama untuk memiliki seorang anak, akhirnya akan menjadi kenyataan.
Beberapa bulan
berikutnya, mimpi tersebut benar terjadi. Sang Permaisuri hamil lalu melahirkan
seorang putri cantik jelita. Sang Raja memberinya nama Komala. Namun karena
terlalu dimanja oleh kedua orang tuanya, Komala tumbuh menjadi gadis yang nakal
dan malas.
Pada suatu hari,
Komala mendengar kedua orang tuanya tengah membicarakan tentang penyu dalam
mimpi Sang Permaisuri. Komala sangat tertarik dengan cerita tersebut. Ia
berpikir penyu adalah binatang yang sangat menarik untuk dipelihara.
“Ayah Bunda aku
ingin mencari penyu yang ada dalam mimpi Bunda. Aku akan menangkap lalu
memeliharanya. Bolehkan Ayah?”pinta Komala. Sang Raja sebenarnya tidak setuju
dengan rencana putrinya tersebut karena ia sendiri tidak tahu dimana penyu itu
tinggal. Namun karena Komala terus memaksa, akhirnya hati Sang Raja luluh juga.
Iapun mengijinkan putrinya tersebut mencari penyu yang ada dalam mimpi istrinya.
“Kau tidak boleh
pergi sendiri. Aku akan menyiapkan sejumlah pengawal untuk membantumu mencari
penyu itu. Dan apabila nanti kamu tidak menemukannya, segeralah kembali ke
kerajaan,”pesan Sang Raja setengah khawatir.
Maka, dengan
ditemani para pengawal kerajaan, Komala mencari penyu ke segala penjuru. Ke
hutan, sungai, gunung, lembah dan terakhir tibalah mereka di sebuah pantai.
Rupanya nasib Komala sedang baik, ia bertemu dengan penyu yang dimaksud di
pantai tersebut. Melihat bentuk penyu yang jelek dan bau, Komala berteriak
memanggilnya agar penyu tersebut tidak pergi.
“Hai, Penyu jelek
busuk tunggu aku. Aku ingin berbicara denganmu. Benarkah kamu adalah penyu yang
hadir dalam mimpi Ibuku?”teriaknya beberapa kali.
Penyu diam saja
mendengar perkataan Komala yang tidak sopan tersebut. Katanya ingin bertemu
tapi memanggilnya dengan perkataan menghina yang sangat tidak enak didengar.
Sang Penyu tidak peduli. Ia terus saja berjalan lalu berenang ke laut. Komala
berlari mengejarnya ke tengah laut, mencoba untuk menangkapnya.
Komala tidak sadar
bahwa ombak besar terlihat di kejauhan semakin mendekat lalu menggulung
tubuhnya dan menariknya jauh ke tengah laut. Para pengawal mencoba menolong
namun gagal. Mereka hanya bisa tertunduk sedih melihat kenyataan tersebut.
Entah apa yang akan mereka ucapkan kepada Baginda Raja dan Permaisuri.
Sejak saat itu,
pantai tempat menghilangnya Komala diberi nama Pantai Penyusuk yang merupakan
kependekan dari Penyu Busuk.
Keterangan : Pantai Penyusuk terletak di Desa Bukit Ketok, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka Utara. Pantai pasir putih yang indah dengan hamparan batu granit dan pepohonan hijau sejuk menawan patut untuk dikunjungi.
Posting Komentar untuk "LEGENDA PANTAI PENYUSUK #pantaipenyusuk"