Paman
Arya sudah lama kena diabetes. Paman terkena diabetes karena tingginya kadar
gula darah dalam tubuh. Segala pengobatan sudah di coba untuk mengobati
penyakit tersebut. Paman rutin memeriksakan diri ke dokter untuk mengukur gula
darahnya. Selain itu beliau juga mengobati penyakitnya dengan merebus buah pare
lalu memakannya secara rutin agar gula darahnya bisa turun. Diabetes memang
tidak bisa diobati sampai hilang sama sekali. Kita hanya bisa menjaga atau
menurunkan gula darah agar tidak terlalu tinggi.
Ada
yang bilang diabetes adalah penyakit keturunan. Namun anggapan tersebut
ternyata salah karena belum tentu orang yang memiliki gen pembawa diabetes akan
terkena penyakit tersebut. Paman Arya contohnya, dia terkena diabetes karena
faktor makanan dan kurang olahraga. Lihat saja badannya yang gemuk karena doyan
makan dan jarang bergerak. Kesukaannya makan daging dan merokok menambah parah
penyakitnya.
Suatu
hari Paman bertemu teman lamanya bernama Gito. Temannya tersebut menyarankan
agar dia membeli obat ke tabib di kota. Lewat teman itulah beliau memesan obat
diabetes yang katanya cukup manjur untuk menurunkan gula darah. Beliau membeli
satu botol obat untuk percobaan. Satu botol berisi 20 kapsul obat yang harganya
cukup mahal. Kapsul obat tersebut di minum tiga kali sehari. Paman mematuhinya.
Ketika Hamdan bermain ke rumah paman, Hamdan memperhatikan dengan seksama
kapsul obat diabetes milik paman tersebut.
“Ini
isinya apa, ya, Paman? Boleh aku buka, ya?”pinta Hamdan penasaran.
“Hei,
jangan, Hamdan, obatnya tinggal sedikit. Itu akan Paman minum nanti,”sergah
Paman Arya takut kehabisan obat. Namun Hamdan tidak mempedulikannya. Ia tetap
membuka kapsul tersebut. Paman uangnya banyak, dia bisa membelinya lagi nanti.
“Paman
coba lihat, ini kok seperti binatang kecil yang suka berjalan mundur dan banyak
ditemukan di tanah berpasir atau berdebu disamping rumahku,”beritahu Hamdan
seperti orang yang menemukan harta karun di jalan. Paman langsung mendekat dan
mengamati kapsul yang dibuka keponakannya itu. Beberapa saat kemudian ia
mengangguk-angguk paham. Pendapatnya sama dengan Hamdan.
“Jadi
selama ini yang aku makan adalah....,”desisnya sambil bergidik jijik. Ia tak
habis pikir, ternyata obat dari penyakitnya ada disekitar rumah. Jika mencari
sendiri pasti lebih murah. Hanya saja selama ini dia tidak mengetahuinya. Sejak
saat itu, Paman Arya memesan Undur-Undur ke Hamdan yang dengan giat mencari
kemana saja dengan beberapa temannya.
Suatu
hari mereka memutuskan untuk mencari Undur-Undur ke rumah kosong dekat kuburan
desa. Rumah itu sudah lama ditinggal penghuninya. Pasti banyak Undur-Undur yang
hidup disana. Mereka dengan asyik berburu binatang pemakan serangga kecil itu.
Undur-Undur membuat sarang berbentuk corong untuk menjebak mangsanya. Mereka
sangat suka memangsa semut yang terjebak di dalam sarang tersebut. Undur-Undur
memiliki rahang beracun yang kuat sehingga dia dapat melumpuhkan mangsanya
dengan mudah.
Hamdan
menangkap seekor Undur-Undur terlebih dahulu, lalu dia mengikat lehernya dengan
menggunakan tali kecil dari jerami pohon pisang. Undur-Undur yang terikat tadi
kemudian di taruh di dalam lubang sarang yang akan ditangkap. Dengan sabar,
Hamdan menunggu sampai Undur-Undur umpan tersebut digigit dan ditarik oleh si
pemilik sarang.
Bosan
menangkap Undur-Undur di luar rumah, Hamdan dan tiga temannya, Bayu, Sugi serta
Aris lalu mencoba masuk ke dalam rumah yang belum sepenuhnya selesai dibangun
itu. Mereka masuk lewat celah papan yang digunakan untuk menutup jendela. Belum
lama mereka masuk, Aris menemukan sesuatu di dalam kamar kosong dekat ruang
tengah.
“Hai,
teman-teman coba lihat kemari!”ucapnya setengah berteriak kepada
teman-temannya. Mereka lalu berdatangan dan menyaksikan dengan jelas di situ
ada sepeda motor, televisi, komputer, laptop dan dua buah kompor gas yang
ditutupi oleh kain hitam.
“Sepertinya
ada gerombolan perampok yang kesiangan lalu dengan terpaksa menyimpannya di
rumah kosong ini untuk diambil lagi lain waktu,”tebak Hamdan yang diamini oleh
ketiga temannya.
“Sebaiknya
kita lapor ke polisi saja, yuk!”celetuk Bayu.
“Kalian
berdua yang lapor. Sementara aku dan Aris akan berjaga-jaga dari jauh untuk
mengawasi rumah ini. Siapa tahu perampoknya akan datang sore ini,”ucap Hamdan
berbagi tugas.
Benar
juga, setelah Bayu dan Sugi berhasil menghubungi polisi. Dini hari sekitar jam
setengah dua, para perampok datang dengan mengendarai mobil elf. Mereka berniat
mengambil barang curiannya. Ketika tengah sibuk mengangkuti barang-barang
tersebut, polisi yang sudah mengintai sejak sore hari lalu menyergap dan
menangkap perampok yang berjumlah enam orang tersebut. Disaat bersamaan, Hamdan
dan teman-temannya tengah tertidur lelap.
Mereka
tidak akan menyangka usaha pencarian Undur-Undur untuk membantu Paman Arya akan
berbuah penghargaan dari pihak kepolisian karena telah membantu menjaga
keamanan masyarakat.
Posting Komentar untuk "MENCARI UNDUR-UNDUR #undur-undur"