AKAL LICIK SI MONYET #monyet #licik


Sudah lama Monyet dikenal sebagai binatang yang cerdas tapi juga licik. Mereka pintar seperti manusia. Namun mereka juga tamak dan rakus sehingga Monyet sering mendapatkan masalah karena sifat buruknya tersebut.
Ayam Jago mengetahui semuanya namun entah kenapa dia masih mau berteman dengan Monyet. Padahal Kepiting, sahabatnya yang lain, sudah berulang kali mengingatkan untuk berhati-hati dan menjauhi Monyet.
“Monyet tidak segan-segan mencelakai temannya sendiri demi mewujudkan cita-citanya. Kau harus menjaga jarak dengannya. Berteman boleh tapi jangan terlalu dekat,”begitu nasehat Si Kepiting.
“Ya, aku akan selalu waspada, Teman. Percayalah. Aku bisa jaga diri. Lagipula aku lihat selama ini Monyet baik dan tidak bertingkah aneh-aneh padaku,”balas Ayam Jago percaya sekali pada kemampuan dirinya. Kepiting menarik napas dalam-dalam mendengar jawaban tersebut.
Suatu hari, Monyet mengajak Ayam Jago pergi ke hutan untuk mencari makanan. Ayam Jago berjalan di depan sementara Monyet mengikutinya di belakang. Setelah berjalan berputar-putar mencari makanan, Ayam Jago kelelahan. Begitu juga dengan Monyet. Mereka lalu duduk untuk beristirahat. Setelah berkurang lelahnya, mereka kembali melanjutkan perjalanan mencari makanan.
Monyet yang selalu berjalan di belakang Ayam Jago, tiba-tiba timbul ide jahat di kepalanya. Melihat tubuh Ayam Jago yang gemuk dan segar. Monyet malah berniat memangsa Ayam Jago.
“Manusia saja sangat suka makan sate ayam atau ayam bakar, kenapa aku tidak?”pikir Monyet penuh kemenangan. Senyum jahat merekah di bibirnya. Ia terus mengikuti Ayam Jago dari belakang, menunggu sasarannya tersebut lengah.
Di depan sebuah pohon pisang yang telah masak, Ayam Jago berhenti. Ia lalu meminta Monyet untuk memetik pisang tersebut. Namun Monyet menghilang. Ayam Jago kebingungan mencarinya.
“Monyet kamu dimana? Aku telah menemukan makanan yang kita cari. Kemarilah! Tolong kau petik pisang ini,”pinta Ayam Jago dengan suara keras agar di dengar oleh Si Monyet.
“Aku di sini teman!”jawab Monyet dari atas pohon kenari lalu meloncat turun untuk menyergap Ayam Jago yang terkejut dan tidak siap menerima serangan mendadak tersebut. Monyet lalu mematahkan leher Ayam Jago, mencabuti bulunya dan membakarnya hingga matang untuk dijadikan santapan terlezat yang pernah dinikmatinya.
Untuk menghilangkan jejak, bulu dan tulang belulang Ayam Jago dibuangnya ke sungai. Monyet takut ada teman Ayam Jago yang mengetahuinya.
Sementara itu, Kepiting yang tengah asyik bermain di antara bebatuan sungai dikejutkan oleh puluhan bulu ayam yang terapung-apung mengikuti arus air. Melihat bulu-bulu ayam itu, perasaan Kepiting jadi tidak enak. Bulu-bulu itu mirip sekali dengan bulu milik Si Ayam Jago sahabatnya. Apalagi datangnya dari atas atau dari hutan tempat ia diajak Monyet mencari makanan pagi tadi.
Maka untuk menghilangkan rasa penasaran di hatinya, Kepiting lalu berjalan menyusuri tepi sungai naik menuju hutan yang ada di punggung bukit. Sesampainya di hulu sungai bagian atas, ia melihat Monyet yang tengah tertidur pulas di atas pohon kenari. Di bawah pohon ada potongan kayu maupun arang bekas pembakaran dan bau daging terbakar yang belum hilang sepenuhnya.
Monyet tertidur sambil memegangi sesuatu yang dibungkus daun pisang. Namun karena terlalu pulas tidurnya, benda tersebut terlepas dari genggamannya dan jatuh tepat di hadapan kepiting. Betapa terkejutnya Kepiting karena benda yang dibungkus daun pisang tersebut adalah potongan kepala Ayam Jago sahabatnya.
Dengan perasaan sedih bercampur marah, Kepiting kembali ke rumahnya. Ia berjanji akan membalas perbuatan jahat Monyet kepada sahabatnya Si Ayam Jago.
Keesokan harinya, Kepiting datang ke rumah Monyet mengajaknya pergi mencari makanan di seberang sungai. Monyet yang kelaparan mudah saja dibujuk untuk ikut dengannya. Apalagi kata Kepiting di seberang sungai sekarang sedang musim rambutan dan pisang kesukaannya.
“Tapi aku tidak bisa berenang. Bagaimana kita bisa sampai ke seberang sungai?”tanya Monyet sedih dan bingung.
“Tenang saja, aku sudah membuatkan perahu yang akan membawa kita menuju ke seberang sungai. Kamu tinggal naik saja,”ucap Kepiting mencoba menenangkan kekhawatiran Monyet.
Tanpa prasangka buruk, Monyet lalu naik ke atas perahu dan mulai mendayung perahu itu menggunakan kayuh menuju ke seberang sungai. Sedangkan Kepiting diam-diam mulai melubangi perahu dengan capitnya yang kuat sehingga lama kelamaan perahu itu kemasukan air dan tenggelam ke dalam sungai.
Monyet yang sangat takut dengan air hanya bisa berteriak-teriak minta tolong. Namun tidak ada satupun yang datang menolongnya. Kepiting sendiri dapat menyelamatkan diri menuju ke tepian sungai. Ia senang bisa memberi pelajaran pada Monyet yang jahat.

Posting Komentar untuk "AKAL LICIK SI MONYET #monyet #licik"