BATU KUWUNG #batukuwung #banten


Pada jaman dahulu kala, di Banten, hiduplah orang yang sangat kaya raya. Namun ia sangat dibenci penduduk di sekitarnya karena orangnya sangat sombong dan juga kikir. Ia merasa orang miskin disekitarnya tidak pantas bergaul dengan dirinya. Ia takut kemiskinan mereka akan menular kepada dirinya.
Pada suatu sore ada seorang pengemis tua yang datang ke rumahnya untuk meminta sedikit makanan karena sejak pagi perutnya belum diisi makanan sedikitpun. Sambil menahan sakit di perut, ia meminta dengan penuh iba,”Kasihanilah saya, Tuan. Saya minta makanan sedikit saja karena sejak tadi pagi belum makan.”
Namun jawaban yang diterimanya justru jauh dari harapan. Juragan kaya tersebut malah mengusirnya pergi dengan kasar,”Jika ingin makanan, kamu harus bekerja! Jangan kerjanya meminta-minta terus seperti itu! Sampai kapanpun kamu akan jadi orang miskin jika malas begini,”hardik Juragan dengan kesal.
“Saya hendak mengumpulkan daun pisang untuk dijual ke pasar. Tapi saya tidak kuat bekerja karena seharian belum makan, Tuan. Bantulah sedikit Tuan,”jawab Pengemis itu memelas.
“Tidak. Aku tidak akan membantu orang pemalas yang pura-pura sakit sepertimu! Pergilah dari rumahku sekarang juga atau kuseret kamu keluar!”bentak Juragan dengan kasar.
Pengemis itu akhirnya mengalah. Iapun keluar rumah dengan berlinang air mata. Namun sebelum ia pergi, ada pesan yang ia sampaikan pada Juragan itu,”Kelak jika sesuatu terjadi padamu, maka kamu akan tahu bahwa apa yang kamu lakukan hari ini adalah suatu kesalahan besar, Tuan.”
Beberapa hari kemudian, Juragan itu bangun dari tidurnya namun kakinya tidak mampu digerakkan sama sekali. Kakinya lumpuh dan itu membuatnya begitu sedih. Ia lalu memanggil para pembantunya.
“Tolong carikan aku orang atau tabib terbaik untuk menyembuhkan penyakitku ini,”pesan Si Juragan kepada mereka semua. Maka didatangkanlah banyak orang sakti, ahli pengobatan maupun dukun terkenal dari berbagi tempat untuk mengobati kakinya yang lumpuh, namun semuanya gagal. Kakinya tetap sulit untuk digerakkan.
Akhirnya, ia membuat sayembara bagi siapapun yang sanggup mengobati kakinya, ia akan memberikan separuh harta kekayaan yang ia miliki kepada orang tersebut. Sayembara itupun menyebar ke segala penjuru sehingga banyak orang datang untuk mencoba membantunya. Namun lagi-lagi usaha mereka gagal semua.
Hingga pada suatu hari, ia kedatangan pengemis tua yang dulu pernah diusirnya. Juragan tidak punya pilihan lain, didorong oleh keinginan untuk sembuh ia bersedia menerima pengemis itu dan berharap mungkin sakitnya bisa disembuhkan oleh pengemis itu.
“Tuan tentu masih ingat ucapan saya dulu sebelum pergi? Sebenarnya itu adalah gambaran yang Tuan alami sekarang. Sifat kikir dan sombong adalah penyebab sakit yang Tuan derita sekarang,”jelas Si Pengemis Tua.
“Terus apa yang harus aku lakukan agar sembuh?”tanya Juragan dengan suara lemah di atas ranjangnya yang megah.
“Jika ingin sembuh Tuan harus merubah sifat kikir dan sombong itu. Bergaulah dengan siapapun tanpa membedakan pangkat maupun asal usul mereka. Dan jika sembuh nanti Tuan harus membagi separuh kekayaan yang dimiliki kepada masyarakat tidak mampu yang ada di daerah ini seperti janji yang diucapkan dulu,”ucap Si Pengemis Tua menjelaskan syarat-syarat yang harus dijalani oleh Juragan itu agar bisa sembuh kembali. Setelah Juragan itu setuju, Pengemis Tua lalu menyuruh Sang Juragan untuk bertapa di atas Batu Cekung atau Batu Kuwung di kaki Gunung Karang selama satu minggu penuh.
Akhirnya Si Juragan melaksanakan perintah Pengemis Tua tersebut. Pada hari terakhir pertapaan menyemburlah air hangat dari bawah Batu Kuwung yang kemudian digunakan untuk mandi oleh Juragan. Setelah mandi ia begitu takjub dengan kaki-kakinya yang bisa digerakkan kembali. Ia bisa berjalan normal seperti biasanya.
Ia lalu melaksanakan semua perintah Si Pengemis Tua sesuai perjanjian mereka dulu jika sembuh. Juragan itu sekarang telah berubah menjadi orang yang lebih baik. Ringan tangan membantu siapapun yang membutuhkan. Harta kekayaan yang dimiliki digunakan untuk membantu mereka yang kesusahan. Penduduk sangat senang dengan perubahan tersebut. Mereka menjadi hormat dan sayang pada Sang Juragan yang dermawan dan baik hati.

Posting Komentar untuk "BATU KUWUNG #batukuwung #banten"