ELONEN DI TELAN BATU (Folktales from Philippine)

D

Dahulu kala, di sebuah desa, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Elonen. Suatu hari Elonen sedang duduk membuat jaring perangkap burung di halaman rumah. Ia membuatnya dengan penuh ketelitian.
Seekor burung kecil yang tengah menyaksikan aktivitas Elonen datang mendekat lalu menggodanya,”Hai, Elonen, daripada duduk-duduk tak berguna seperti itu, coba kau kejar dan tangkap aku kalau bisa!,”ucapnya menantang.
“Aku sedang membuat jaring ini untuk menangkapmu, hai burung kecil genit,”jawab Elonen gusar.
“Benarkah? Kalau begitu coba kau tangkap aku dengan jaring itu!,”balas burung kecil itu membuat panas telinga Elonen. Namun Elonen tetap tenang dan tidak terpancing. Ia berkonsentrasi penuh untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sementara burung kecil yang mengganggu Elonen terus menggodanya. Ia heran melihat reaksi Elonen yang seolah-olah tidak peduli dengan kehadirannya. Burung kecil itu lalu tertidur hingga Elonen menyelesaikan jaringnya.
Melihat burung kecil itu tertidur, Elonen langsung melempar jaring buatannya ke atas tubuh si burung kecil. Ia lalu menangkapnya dan meletakannya di sebuah sangkar burung yang baru dibuatnya kemarin. Elonen lalu pergi dan berenang di sungai bersama teman-temannya.
Setelah Elonen pergi, neneknya yang tidak suka burung lalu menangkap burung kecil yang malang itu dan menggorengnya untuk lauk makan siang. Ia tidak tahu kalau Elonen sangat sayang pada burung itu.
Elonen sedih sekali ketika pulang dari berenang, ia tidak menemukan burung kecil yang baru saja ia tangkap. Sangkarnya kosong dan pintunya terbuka. Elonen menganggap burung itu sudah terbang dan tidak mungkin kembali lagi.
Elonen lalu pergi ke hutan dan berjalan hingga jauh ke dalam hutan. Setelah berjalan cukup lama, ia lalu menemukan sebuah batu yang sangat besar dan berkata,”Hai, batu besar, bukalah mulutmu dan makanlah aku!.”
Batu besar tersebut lalu membelah dan menelan Elonen hidup-hidup. Elonen pun lenyap di telan batu besar tersebut.
Neneknya di rumah merasa bersalah sekali dengan kepergian Elonen. Ia lalu mencari ke dalam hutan dan terkejut sekali ketika sampai di depan batu yang menelan Elonen ia mendengar sebuah tangisan yang sangat ia kenal. Ya, itu adalah tangisan cucunya.
Nenek Elonen lalu berusaha sekuat tenaga untuk membuka batu besar itu, namun tidak berhasil. Ia lalu membawa kudanya yang menendang batu besar itu kencang-kencang namun juga gagal. Batu itu tetap utuh dan tidak tergores sedikitpun.
Sang Nenek lalu membawa kerbaunya untuk menghancurkan batu besar itu dengan tanduknya. Sayang sekali tanduk si kerbau malah patah. Ia lalu membawa ayam jagonya yang paling kuat untuk membelah batu besar itu dengan cakarnya yang besar dan tajam tapi hasilnya juga sama.
Akhirnya Nenek Elonen pulang dengan tangan hampa. Ia gagal membawa kembali cucu tersayangnya ke dalam pelukannya. Semua karena emosi sesaat. Akhirnya Elonen pergi untuk selamanya. •

Posting Komentar untuk "ELONEN DI TELAN BATU (Folktales from Philippine)"