Namanya Tulus
Pribadi. Dia anak kelas empat SD Sendangrame 01. Kegemarannya di kelas adalah
tidur. Hampir setiap hari dia tidur di kelas. Pertama kali tertidur, iapun
ditegur guru namun tidak diacuhkan. Kejadian kedua juga mendapat teguran, namun
kembali diabaikan karena kejadian ketiga kembali terulang lagi. Dan setelah
teguran ketiga, Pak Atmo, Sang Guru Kelas akhirnya menyerah. Tulus terus
berjuang mempertahankan kebiasaan uniknya itu hampir setiap hari. Kebiasaan
buruk itu menjadi ciri khas Tulus hingga menjelang kenaikan kelas.
Bagaimana dengan
prestasinya di kelas jika dihubungkan dengan keahlian tidurnya itu? Ternyata
berbanding lurus dengan kebiasaannya mendengkur. Nilai-nilai ulangannyapun ikut
tertidur. Menempati urutan terakhir di kelasnya.
Terus apa penyebab
utama ngantuknya Tulus di sekolah? Setelah diselidiki dengan seksama, penyebab
utamanya adalah karena kebiasaan main PS Tulus yang tidak terkendali. Sejak
dibelikan PS oleh orang tuanya sebagai hadiah atas kenaikannya ke kelas empat,
Tulus sibuk bermain game hingga tidak ingat waktu. Ia baru berhenti bermain
game setelah kokok ayam tetangganya bersahut-sahutan membelah pagi yang
sebentar lagi datang. Jam tiga pagi ia baru tertidur. Bangun jam 6 lalu mandi,
makan dan berpakaian rapi terus berangkat ke sekolah. Karena masih ngantuk,
maka iapun meneruskan tidurnya di sekolah.
“Lus, kalau kamu
tidak merubah kebiasaanmu sekarang, kamu bisa tidak naik kelas. Kamu sudah
tertinggal jauh dari teman-temanmu. Nilai ulanganmu selalu merah. Konsentrasimu
sering buyar karena kamu kurang istirahat. Main PS boleh saja asal tidak
berlebihan. Cobalah untuk mengurangi bermain game demi kesehatan dan juga masa
depanmu,”ucap Pak Atmo suatu hari pada Tulus. Nasihat baik itu memang
didengarkan secara seksama oleh Tulus. Namun sepertinya tidak berpengaruh
banyak pada dirinya. Masuk telinga kanan lalu keluar lewat telinga kirinya.
Sikapnya tidak berubah hingga sekarang. Ia tetap menikmati bermain PS hingga
dini hari.
Pada suatu sore,
orang tuanya berpamitan hendak pergi kondangan ke desa tetangga. Tulus
ditinggal sendirian karena dia sudah besar untuk dibawa serta. Tulus juga pasti
menolak jika diajak. Ia malu kepada teman-temannya. Jika ketahuan bisa diejek
habis-habisan di sekolah.
“Ayah dan Ibu
pergi kondangan sebentar. Kamu jaga rumah baik-baik. Tidak usah pergi
kemana-mana karena sebentar lagi hujan pasti turun jika melihat kondisi langit
yang sangat mendung. Dan ingat! Berhentilah bermain PS jika hujan turun
disertai petir karena itu sangat berbahaya,”pesan Ibunya sebelum pergi. Nasihat
yang baik itupun bernasib sama dengan nasihat dari gurunya, Pak Atmo. Masuk
telinga kanan lalu keluar telinga kiri. Tulus tetap asyik bermain game dengan
tulus ikhlas tanpa mempedulikan keselamatannya. Padahal hujan disertai petir
bersahut-sahutan sambung menyambung mengeluarkan suara menggelegar nan
menakutkan.
Melihat sikap
keras kepala Tulus, sepertinya petir di langit menjadi marah. Ia tidak suka
diremehkan oleh Tulus. Maka sejurus kemudian, petir yang murka itu lalu
menyambar rumah Tulus. Membakar televisi dan PS milik Tulus dengan dahsyatnya.
Untungnya Tulus selamat.
Orang tuanya sepulang
kondangan terkejut melihat Tulus terpekur menangisi TV dan PSnya yang hangus
terbakar.
Posting Komentar untuk "TULUS SI TUKANG TIDUR"