Kerajaan Daha pada
masa pemerintahan Raja Airlangga, awalnya merupakan wilayah yang aman
sejahtera. Rakyatnya dapat bekerja dengan tenang dan damai. Mereka melakukan
kegiatan tanpa ada rasa takut. Namun seorang Janda Sakti yang memiliki ilmu
tenung mengacaukan semuanya.
Janda itu bernama
Calon Arang. Ia mempunyai seorang anak yang sangat cantik bernama Ratna Mangali
namun dijauhi oleh pria manapun. Bukan karena mereka tidak suka padanya tapi
karena takut pada ibunya yang memiliki kesaktian luar biasa.
Calon Arang sering
didatangi orang yang ingin menyerang lawan atau musuhnya dengan tenung atau
ilmu sihir. Dia mendapat upah yang cukup besar dari aktivitasnya itu. Namun
para penduduk terutama yang tinggal di sekitar rumahnya di Desa Girah yang tahu
dengan kegiatannya tersebut jadi sangat membencinya. Mereka sangat tidak suka
dengan kejahatan yang dilakukan Calon Arang namun mereka tidak bisa berbuat
banyak.
Jika Calon Arang
sedang ke luar rumah entah itu ke pasar atau berkunjung ke rumah seseorang,
mereka menatapnya dengan sinis dan penuh kebencian. Nasib yang sama juga
dialami oleh anaknya Ratna Mangali. Gadis cantik tersebut dikucilkan warga.
Mereka melarang anak-anaknya bergaul dengan Ratna Mangali. Akibatnya Ratna
Mangali tidak punya teman dan sering mengurung diri di dalam rumah.
“Aku sudah tidak
tahan lagi dengan situasi ini. Anakku tidak salah apa-apa tapi orang-orang
menjauhinya seperti penyakit yang berbahaya. Aku akan balas perlakuan mereka
dengan melepas teluh yang akan membuat siapapun yang tinggal di desa ini atau
bahkan seluruh orang yang tinggal di wilayah Daha sakit parah lalu meninggal.
Biar orang-orang itu tahu bagaimana rasanya sakit dan menderita seperti yang
anakku alami,”begitulah sumpah Calon Arang yang cukup mengerikan.
Setelah merapal
mantra dan melepas teluh ke segala penjuru, maka banyak penduduk yang mulai
terserang penyakit kemudian meninggal satu persatu. Segala obat telah digunakan
namun tidak mampu menyembuhkan sakit mereka. Tubuh para penduduk seperti
terserang cacar kemudian mengeluarkan bau busuk yang sangat menusuk hidung
sebelum akhirnya nyawa mereka tidak tertolong lagi.
Beberapa orang
yang masih selamat mencoba menghadap Raja Airlangga untuk meminta bantuan
mengatasi masalah tersebut. Mereka melaporkan kepada Raja Airlangga bahwa
sumber masalah yang menyebabkan sakit tersebut berasal dari tenung Calon Arang
yang tinggal di Desa Girah.
“Baiklah jika itu
semua disebabkan oleh ilmu sihir Calon Arang, maka aku akan mengirim pasukan
untuk menumpas dan jika bisa menangkap Calon Arang sekarang juga,”ucap Raja
Airlangga menjawab keluhan warganya.
Namun apa daya,
semua prajurit yang dikirim untuk menangkap Calon Arang berhasil dihancurkan
dan dipukul mundur oleh anak buah Calon Arang. Banyak dari mereka yang pulang
hanya tinggal nama. Mereka yang selamat lalu melaporkan musibah tersebut kepada
Raja Airlangga.
“Aku akan datang
dan menangkap sendiri Calon Arang! Aku ingin tahu seberapa sakti wanita
penyihir itu!”geram Raja Airlangga menyaksikan kegagalan pasukannya. Namun
rencana tersebut langsung dicegah oleh Penasehat Raja yaitu Empu Baradah.
“Sabar dulu,
Baginda. Kesaktianmu masih dibawah ilmu Calon Arang. Jika Baginda nekad menyerang
wanita itu maka saya yakin nasib Baginda akan sama dengan para prajurit kita
yang hancur kemarin. Kita tidak boleh terburu-buru menghadapi masalah ini. Kita
harus mengatasi masalah seberat ini dengan kepala dingin agar kita tidak salah
melangkah,”jelas Empu Baradah bijaksana.
Ia tidak rela Raja
Airlangga malah ikut menjadi korban dari kekejaman Calon Arang.
Empu Baradah tahu
Calon Arang marah karena anaknya Ratna Mangali hingga sekarang tidak ada
seorangpun pemuda yang mau melamarnya. Selain itu ia juga tahu kalau Calon
Arang memiliki buku sakti berisi ilmu-ilmu sihir yang membuatnya menjadi sangat
kuat dan sulit ditandingi. Empu Baradah harus bisa mendapatkan buku itu untuk
mengetahui kelemahan ilmu Calon Arang.
Empu Baradah lalu
mengirim seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk melamar Ratna
Mangali.Melihat keseriusan Empu Bahula, Calon Arang menerima lamaran tersebut.
Ia senang sekali karena akhirnya ada pemuda yang bersedia menjadi suami Ratna
Mangali. Pernikahan merekapun digelar secara besar-besaran dan sangat meriah.
Calon Arang akhirnya juga mencabut teluh yang ia tebar ke segala penjuru
sehingga mereka yang sakit bisa sembuh seketika. Kerajaan Daha kembali normal.
Sementara itu
melalui petunjuk istrinya, Ratna Mangali, Empu Bahula dapat mengetahui di mana
Calon Arang menyimpan buku sihir miliknya. Ratna Mangali sendiri sangat tidak
setuju dengan tingkah laku ibunya yang telah menimbulkan banyak korban jiwa.
Buku itu kemudian diberikan kepada Empu Baradah.
Calon Arang yang
tahu bukunya telah dicuri menjadi murka. Ia menyerang Empu Baradah dengan
seluruh kekuatan ilmu yang dimilikinya namun kalah. Empu Baradah telah
mengetahui seluruh kelemahan Calon Arang sehingga wanita penyihir tersebut
berhasil ditaklukan.
Sejak saat itu
Desa Girah maupun Kerajaan Daha menjadi semakin aman.
Posting Komentar untuk "Calon Arang #calonarang"