Pada jaman dahulu
kala ada seorang lelaki tua yang mempunyai tiga orang anak. Lelaki tersebut
sakit kemudian meninggal dunia. Anaknya yang sulung dan nomor dua begitu
bernafsu untuk menguasai harta warisannya. Sayangnya ia bukan orang kaya. Jadi
harta yang dimiliki tidaklah banyak.
Si Sulung
mengambil tanah dan pekarangan miliknya. Sedangkan anak yang nomor dua
mengambil rumah dan binatang ternak miliknya. Si Bungsu yang paling kecil tidak
mendapatkan apa-apa selain seekor kucing kesayangan ayahnya. Untungnya ia tidak
begitu bernafsu untuk menguasai harta milik ayahnya. Kepergian ayah tersayang
sudah cukup membuat hatinya bersedih. Ia duduk terpekur merenungi nasibnya di
bawah sebuah pohon besar.
“Jangan bersedih
teman. Lebih baik kau doakan ayahmu agar ia tenang di alam sana,”tiba-tiba
sebuah suara mengagetkan dirinya. Iapun mencari darimana asal suara tersebut.
Namun ia tidak menemukan siapapun selain Kucing kesayangan ayahnya yang kini
jadi miliknya. Maka diperhatikannya Kucing tersebut yang tengah duduk di
sampingnya.
“Ya, ini memang
suaraku. Kau terkejut melihatku bisa berbicara seperti manusia?”tanya Kucing
tersebut. Carabas, begitu Si Bungsu biasa dipanggil menggosok-gosok matanya
berkali-kali menyaksikan Si Kucing yang tengah berbicara dengan dirinya.
“Sejujurnya,ya.
A...a...a...aku kaget sekali karena ternyata kau bisa bicara. Aku pikir kau
hanya kucing biasa. Ternyata kau kucing yang sangat cerdas!”balas Carabas
dengan penuh kekaguman.
“Ya. Dan kau
sangat beruntung karena telah memiliki aku. Akan aku buktikan bahwa kedua
kakakmu telah salah memutuskan sesuatu. Harta kekayaan pilihan mereka tidak
akan ada gunanya jika mereka tidak mampu menjaganya sebaik mungkin,”jelas Si
Kucing. Ia lalu minta dibelikan topi dan sepatu baru pada Carabas, majikan
barunya.
“Hei, kau mau
kemana? Bolehkah aku ikut denganmu?”pinta Carabas ketika tahu Si Kucing hendak
pergi ke suatu tempat.
“Tidak usah. Aku
akan pergi ke istana. Ada urusan sedikit dengan Sang Raja. Kelak kalau urusanku
sudah beres, kau baru boleh ikut,”tolak Si Kucing lembut. Carabas patuh pada
perintah kucing kesayangannya.
Maka pergilah Si
Kucing menuju istana. Di tengah jalan ia menangkap seekor kelinci bertanduk
emas lalu memberikannya kepada Sang Raja sambil berkata,”Kedatangan saya kemari
untuk memberikan hadiah kepada Baginda Raja sekaligus mengundang Baginda untuk
datang ke istana milik Pangeran Carabas.”
“Saya senang
sekali dengan hadiah ini. Sampaikan pada majikanmu, Pangeran Carabas, bahwa aku
akan segera berkunjung ke istananya bersama anakku,”jawab Baginda Raja dengan
wajah berbinar bahagia.
Si Kucing lalu
pulang dan menceritakan hal tersebut kepada Carabas. Pemuda itu pusing tujuh
keliling mendengarnya. “Bagaimana aku bisa mendapatkan istana seperti yang kau
maksud? Aku tidak punya uang sama sekali. Kau tahu itu, kan?”desisnya sambil
menepuk-nepuk jidatnya.
Si Kucing hanya
tersenyum melihat tingkah majikannya tersebut.”Tuan tidak usah khawatir. Aku
akan membereskan semuanya. Tuan tinggal saja di rumah. Nanti kalau sudah beres
akan aku kabari,”kata Si Kucing mencoba menghilangkan kecemasan majikan mudanya
tersebut. Ia lalu pergi menemui seorang raksasa yang tinggal di puncak bukit di
dalam istananya yang megah.
“Aku menantangmu
bermain sihir, hai, Raksasa jelek! Aku dengar kau bisa merubah wujudmu menjadi
benda yang kau inginkan. Benarkah begitu?”ajak Si Kucing setibanya di istana
Sang Raksasa.
“Ya, Aku bisa
berubah wujud sesuka hatiku. Lihatlah!”jawab Sang Raksasa sombong. Ia lalu
berubah menjadi seekor Naga Besar, seekor Singa Perkasa dan seekor Burung
Garuda hanya dalam hitungan detik.
“Hebat sekali!
Tapi aku masih belum percaya sebelum kau bisa berubah menjadi seekor
tikus!”tantang Si Kucing lagi. Raksasa yang merasa direndahkan lalu merubah
dirinya menjadi seekor tikus. Ia tidak menyadari jebakan Si Kucing. Maka ketika
tubuhnya telah berubah menjadi tikus, Kucing lalu menerkam dan memangsanya.
Si Kucing lalu
mengajak Si Bungsu untuk datang dan tinggal di istana Sang Raksasa yang kini
telah ia persembahkan untuk majikannya tersebut.
Beberapa hari
kemudian Sang Raja datang bersama putrinya. Si Kucing dan Si Bungsu menyambut
mereka dengan ramah. Mereka menyediakan aneka hidangan yang enak dan lezat
sehingga membuat Sang Raja terkesan. Ia lalu menikahkan putrinya dengan
Carabas, Si Bungsu yang sabar dan baik hati. Merekapun hidup bahagia selamanya.
Posting Komentar untuk "KUCING BERSEPATU BOT #kucingbersepatubot"