PELAJARAN UNTUK SI RAKUS (Cerita Rakyat China)


Lahir dari keluarga yang sederhana sehingga apa-apa serba kekurangan membuat Kwai-san tumbuh menjadi anak yang serakah. Jika ada kesempatan untuk mendapatkan sesuatu maka dia akan mengambil sebanyak-banyaknya yang dia bisa. Alasannya karena belum tentu lain waktu ia akan mendapatkan kesempatan yang sama seperti itu.
Jika tidak bisa mendapatkan sesuatu sesuai keinginannya, Kwai-san akan melakukan segala cara agar apa yang dia inginkan dapat tercapai.
Ibunya yang sudah tidak sanggup lagi mendidik Kwai-san lalu mengirim anaknya tersebut ke Pamannya yang tinggal di Beijing. Sebuah surat dititipkan melalui Kwai-san agar disampaikan kepada Pamannya tersebut.
“Anak ini sangat rakus. Didiklah dia agar menyadari bahwa sifatnya sangat tidak baik untuk dirinya. Dia sudah tidak mau mendengar nasehatku lagi,”begitulah bunyi surat tersebut.
Maka sebelum Kwai-san masuk ke dalam kamar yang telah disiapkan khusus untuknya, Pamannya berkata,”Guci yang ada di ruang tengah berisi banyak permen jenggot naga. Kamu bisa mengambilnya beberapa untuk dibawa ke kamar.”
Kwai-san melihat ke dalam guci. Guci itu memiliki leher yang sempit. Ia lalu memasukkan tangannya ke dalam guci dan mengambil lima buah permen, namun tangannya tidak dapat ditarik keluar. Sekali dua kali Kwai-san terus mencoba, tangannya tetap tidak dapat ditarik keluar.
Akhirnya, ia hanya mengambil empat buah permen saja sehingga kini genggaman tangannya jadi mengecil dan bisa menerobos leher guci yang sempit.
Dari kejadian tersebut, Kwai-san belajar untuk tidak menjadi rakus.

Posting Komentar untuk "PELAJARAN UNTUK SI RAKUS (Cerita Rakyat China)"