Hari telah senja
ketika Peri Warna pulang dari berkeliling menunaikan tugasnya. Wajahnya tampak
kuyu dan sayu. Ia langsung menemui Ratu Peri untuk melaporkan hasil kerjanya
hari ini.
“Wajahmu pucat
sekali. Ada apa? Apa kau sakit?,”tanya Ratu Peri melihat kondisi Peri Warna
yang tampak pucat dan lemah.
“Ya. Saya kena
flu, Ratu. Saya kurang istirahat beberapa hari ini. Saya bekerja terlalu
bersemangat sehingga saya lupa untuk menjaga kesehatan saya,”terang Peri Warna
mengenai kondisi tubuhnya yang sedang terserang penyakit.
“Jika kondisi
tidak sehat sebaiknya kamu tidak usah memaksakan diri. Mulai besok kamu istirahat
saja sampai sakitmu sembuh,”nasehat Peri Ratu bijaksana.
“Baiklah Ratu,
saya akan berobat dulu baru mulai bekerja lagi untuk memberi warna dunia jika
keadaan saya sudah membaik,”balas Peri Warna setengah menyesal karena lalai
menjaga kesehatan, ia terpaksa harus berhenti bekerja dulu hingga sakitnya
sembuh.
Peri Warna lalu
menyimpan tongkat warna yang ia gunakan di gudang penyimpanan. Ia kemudian
makan dan tidur untuk menghilangkan pusing di kepalanya.
Sementara itu, di
tempat lain, Si Bandel yang sedang berbahagia karena bunga kesayangannya telah
mekar merasa kecewa sekali melihat bunganya yang mekar memiliki warna
bermacam-macam. Padahal Si Bandel hanya ingin bunganya berwarna hitam semua.
Maka dengan sabar,
ia menunggu Peri Warna lewat depan rumahnya. Ia ingin Peri Warna merubah warna
bunga kesayangannya menjadi hitam. Namun setelah menunggu hingga tiga hari
lamanya, Peri Warna belum juga muncul. Si Bandel lalu pergi ke Negeri Peri dan
mencuri tongkat Peri Warna yang disimpan di sebuah kantong di gudang
penyimpanan.
Di tengah jalan
menuju ke rumah. Beberapa tongkat warna yang ada di dalam kantong dibuangnya ke
sungai. Si Bandel hanya mengambil tongkat warna hitam yang diinginkannya. Ia
lalu merubah bunga-bunga kesayangannya menjadi hitam. Ia juga merubah apa saja
benda yang ia temui menjadi berwarna hitam. Akibatnya suasana berubah menjadi
gelap padahal hari masih siang atau cuaca cerah tidak mendung.
Sementara itu,
akibat tongkat warna di buang ke sungai, banyak sekali ikan-ikan yang hanya berwarna
putih atau hitam saja berubah menjadi beraneka warna yang indah dan cantik.
Ikan-ikan itu kemudian kita kenal dengan nama Ikan Emas, Ikan Koi dan Ikan
Hias.
Ratu Peri lalu
memerintahkan Peri Warna untuk mengambil kembali tongkat warnanya yang di curi
Si Bandel. Setelah semua tongkat warna ditemukan, Peri Warna lalu mencari Si
Bandel untuk mengambil tongkat warna hitam yang telah merubah suasana menjadi
gelap gulita.
“Oh, celaka aku.
Kenapa semuanya menjadi gelap begini? Aku tidak bisa melihat apapun,”keluh Si
Bandel menyesali diri karena kenakalannya. Lilin-lilin yang ia punya juga
berubah menjadi hitam.
Akibatnya
ia tidak bisa mendapatkan penerangan yang cukup meskipun semua lilin telah ia
nyalakan.Untungnya Peri Warna datang tidak lama kemudian. Ia merubah
benda-benda yang tadinya hitam kembali ke warna aslinya. Ada biru, merah,
kuning, hijau, putih, jingga, ungu dan nila. Si Bandel gembira sekali setelah
kondisi terang kembali. Ia menyesali perbuatannya itu tidak baik.
“Maafkan aku Peri
Warna. Aku janji tidak akan mengulangi lagi perbuatanku. Walaupun aku sangat
suka warna hitam, bukan berarti aku harus membenci warna lainnya. Ternyata
warna-warna lainnya sangat berguna bagi kita untuk mengetahui situasi dan
kondisi yang ada,”ucap Si Bandel dengan kepala tertunduk.
“Ya, kau tidak
bisa hanya menyukai satu warna karena warna-warna lainnya sangat penting untuk
membuat dunia kita menjadi lebih indah. Kau jadi tahu apakah buah itu sudah
matang atau belum dengan melihat warnanya. Kau juga bisa mengetahui asal usul
temanmu dengan melihat warna kulitnya. Apakah dia dari Afrika, Asia atau Eropa.
Mereka punya kulit dengan ciri khas warna tersendiri. Dan masih banyak lagi
kegunaan warna bagi kita,”pesan Peri Warna menasehati Si Bandel.
Dan meskipun Si
Bandel telah menyesali perbuatannya, ia tetap di hukum membersihkan kebun bunga
Negeri Peri selama satu minggu penuh.
Posting Komentar untuk "PERI WARNA DAN WARNA HITAM SI BANDEL #peri"