BURUNG KASUARI YANG SOMBONG (Cerita dari Papua) #kasuari #sombong


Burung Kasuari termasuk jenis burung namun tidak bisa terbang. Tapi siapa sangka jika Kasuari dulu memiliki sayap yang lebar dan kuat. Mungkin salah satu burung terkuat di hutan. Karena kelebihannya itu, Kasuari menjadi sombong. Ia tidak pernah mau mengalah dan selalu ingin mengungguli burung-burung lainnya. Ia selalu menang ketika berebut makanan. Burung-burung lainnya makan sisa-sisa makanan darinya jika ia sudah kenyang.
Namun kesabaran mereka akhirnya habis juga melihat tingkah laku Kasuari. Mereka lalu mengadakan lomba terbang untuk menghilangkan kesombongan Kasuari. Lomba terbang ini boleh diikuti siapa saja yang siap menantang Kasuari. Namun sayang setelah diumumkan, tidak ada satupun yang berani mengajukan diri. Semuanya terdiam dan hanya saling pandang. Burung Pipit dan Burung Gereja terlalu kecil untuk bertarung dengan Kasuari. Burung Merak takut bulu-bulu indahnya rusak jika dipaksakan berlomba. Burung Hantu tidak bisa berbuat apa-apa jika lomba diadakan pada siang hari. Sedangkan Burung Beo hanya pintar berbicara tapi kemampuan terbangnya nol. Burung-burung lainnya tidak kuat mentalnya dengan hinaan dan ejekan Kasuari yang terkenal sangat menyakitkan hati.
“Baiklah jika semua menolak, aku yang akan menantang Kasuari. Aku tidak takut dan siap memberikan yang terbaik untuk mengalahkan Kasuari!”ucap Burung Dara yang baru saja datang. Semua menoleh ke arahnya yang sedang bertengger di ranting pohon rambutan. Mereka semua meragukan kemampuan Burung Dara karena tubuhnya kalah besar dari Kasuari. Tapi burung-burung itu tidak punya pilihan. Nyali mereka tidak sebesar Burung Dara yang kecil.
Burung Pipit sebagai ketua perlombaan lalu mengirimkan surat tantangan kepada Kasuari yang langsung menerima tantangan tersebut setelah membaca suratnya.
“Kapan lombanya?”tanya Kasuari santai.
“Tiga hari lagi. Lomba dimulai di padang rumput dekat telaga yang ada di tengah hutan. Pagi hari. Siapa yang bisa terbang paling jauh, dia yang akan jadi pemenangnya,”jawab Burung Pipit singkat.
“Aku sih siap-siap saja. Kapan dan dimanapun tidak masalah buatku. Kau beritahu saja lawanku nanti agar berlatih lebih keras sehingga ketika lomba besok tidak pingsan ditengah jalan,”ucap Burung Kasuari penuh percaya diri sambil merebahkan tubuhnya di sarang.
“Tapi sebelum lomba dimulai, peserta boleh saling mematahkan sayap lawannya,”timpal Burung Pipit memberitahu peraturan lomba.
“Oh, ternyata ada peraturan khusus untuk lomba besok. Ehm...kasihan juga lawanku nanti. Belum terbang sudah pingsan dulu di garis start. Ha...ha...ha....,”kata Kasuari sambil tertawa pongah.
Tiga hari berlalu dengan cepat. Perlombaan terbang akhirnya siap dimulai. Burung Kasuari kaget sekali begitu mengetahui lawannya ternyata Burung Dara yang kecil. Tapi ia tidak mau ambil pusing. Justru dirinya semakin yakin bisa memenangkan perlombaan jika lawannya hanyalah Burung Dara yang tidak sekuat dirinya.
Burung-burung bersorak-sorai memberikan semangat kepada Burung Dara agar dapat mengalahkan Kasuari yang sombong. Burung Pipit lalu maju untuk memberitahu kedua peserta tentang peraturan perlombaan.
“Silahkan kamu patahkan dulu sayap Burung Dara,”perintah Burung Pipit kepada Burung Kasuari. Burung Kasuari maju lalu mematahkan sayap Burung Dara. Suara sayap patah terdengar keras begitu Kasuari menyentuh sayap Burung Dara. Burung Dara menjerit keras sambil membungkuk menahan sakit. Burung Kasuari tersenyum menang melihat penderitaan lawannya. Ia tidak mengetahui kalau bunyi suara tadi berasal dari ranting kering yang diselipkan Burung Dara di balik sayapnya agar Kasuari tidak terlalu keras menekuk sayapnya.
“ Sekarang gantian Burung Dara yang mematahkan sayap Kasuari!”perintah Burung Pipit. Burung Dara lalu menekuk sayap Kasuari sekuat tenaga hingga patah. Burung Kasuari menjerit kesakitan menyaksikan sayapnya terjuntai lemah. Namun ia tetap percaya diri dan masih yakin akan memenangkan perlombaan.
Setelah Burung Pipit memberi aba-aba, kedua burung tersebut sekuat tenaga terbang ke angkasa. Burung Dara yang masih kuat sayapnya dapat terbang dengan baik. Ia meninggalkan Burung Kasuari yang kepayahan mengangkat tubuhnya karena kedua sayapnya patah. Tubuh Burung Kasuari bukannya naik tinggi tapi justru terus menukik ke bawah lalu berdebum di tanah dengan kerasnya.
Akhirnya perlombaan tersebut dimenangkan oleh Burung Dara yang disambut gegap gempita oleh seluruh warga burung. Mereka menyaksikan Burung Kasuari kembali ke sarangnya dengan berjalan kaki karena kedua sayapnya yang sudah tidak berfungsi lagi. Kesombongan Kasuari dapat diakhiri sejak saat itu. Ia justru sudah tidak bisa terbang untuk selamanya. Kedua sayapnya yang patah lama kelamaan hilang.

Posting Komentar untuk "BURUNG KASUARI YANG SOMBONG (Cerita dari Papua) #kasuari #sombong"