Burung Kasuari
termasuk jenis burung namun tidak bisa terbang. Tapi siapa sangka jika Kasuari
dulu memiliki sayap yang lebar dan kuat. Mungkin salah satu burung terkuat di
hutan. Karena kelebihannya itu, Kasuari menjadi sombong. Ia tidak pernah mau
mengalah dan selalu ingin mengungguli burung-burung lainnya. Ia selalu menang
ketika berebut makanan. Burung-burung lainnya makan sisa-sisa makanan darinya
jika ia sudah kenyang.
Namun kesabaran
mereka akhirnya habis juga melihat tingkah laku Kasuari. Mereka lalu mengadakan
lomba terbang untuk menghilangkan kesombongan Kasuari. Lomba terbang ini boleh
diikuti siapa saja yang siap menantang Kasuari. Namun sayang setelah diumumkan,
tidak ada satupun yang berani mengajukan diri. Semuanya terdiam dan hanya
saling pandang. Burung Pipit dan Burung Gereja terlalu kecil untuk bertarung dengan
Kasuari. Burung Merak takut bulu-bulu indahnya rusak jika dipaksakan berlomba.
Burung Hantu tidak bisa berbuat apa-apa jika lomba diadakan pada siang hari.
Sedangkan Burung Beo hanya pintar berbicara tapi kemampuan terbangnya nol.
Burung-burung lainnya tidak kuat mentalnya dengan hinaan dan ejekan Kasuari
yang terkenal sangat menyakitkan hati.
“Baiklah jika
semua menolak, aku yang akan menantang Kasuari. Aku tidak takut dan siap
memberikan yang terbaik untuk mengalahkan Kasuari!”ucap Burung Dara yang baru
saja datang. Semua menoleh ke arahnya yang sedang bertengger di ranting pohon
rambutan. Mereka semua meragukan kemampuan Burung Dara karena tubuhnya kalah
besar dari Kasuari. Tapi burung-burung itu tidak punya pilihan. Nyali mereka
tidak sebesar Burung Dara yang kecil.
Burung Pipit
sebagai ketua perlombaan lalu mengirimkan surat tantangan kepada Kasuari yang
langsung menerima tantangan tersebut setelah membaca suratnya.
“Kapan
lombanya?”tanya Kasuari santai.
“Tiga hari lagi.
Lomba dimulai di padang rumput dekat telaga yang ada di tengah hutan. Pagi
hari. Siapa yang bisa terbang paling jauh, dia yang akan jadi
pemenangnya,”jawab Burung Pipit singkat.
“Aku sih siap-siap
saja. Kapan dan dimanapun tidak masalah buatku. Kau beritahu saja lawanku nanti
agar berlatih lebih keras sehingga ketika lomba besok tidak pingsan ditengah
jalan,”ucap Burung Kasuari penuh percaya diri sambil merebahkan tubuhnya di
sarang.
“Tapi sebelum
lomba dimulai, peserta boleh saling mematahkan sayap lawannya,”timpal Burung Pipit
memberitahu peraturan lomba.
“Oh, ternyata ada
peraturan khusus untuk lomba besok. Ehm...kasihan juga lawanku nanti. Belum
terbang sudah pingsan dulu di garis start. Ha...ha...ha....,”kata Kasuari
sambil tertawa pongah.
Tiga hari berlalu
dengan cepat. Perlombaan terbang akhirnya siap dimulai. Burung Kasuari kaget
sekali begitu mengetahui lawannya ternyata Burung Dara yang kecil. Tapi ia
tidak mau ambil pusing. Justru dirinya semakin yakin bisa memenangkan
perlombaan jika lawannya hanyalah Burung Dara yang tidak sekuat dirinya.
Burung-burung
bersorak-sorai memberikan semangat kepada Burung Dara agar dapat mengalahkan
Kasuari yang sombong. Burung Pipit lalu maju untuk memberitahu kedua peserta
tentang peraturan perlombaan.
“Silahkan kamu
patahkan dulu sayap Burung Dara,”perintah Burung Pipit kepada Burung Kasuari.
Burung Kasuari maju lalu mematahkan sayap Burung Dara. Suara sayap patah
terdengar keras begitu Kasuari menyentuh sayap Burung Dara. Burung Dara
menjerit keras sambil membungkuk menahan sakit. Burung Kasuari tersenyum menang
melihat penderitaan lawannya. Ia tidak mengetahui kalau bunyi suara tadi
berasal dari ranting kering yang diselipkan Burung Dara di balik sayapnya agar
Kasuari tidak terlalu keras menekuk sayapnya.
“ Sekarang gantian
Burung Dara yang mematahkan sayap Kasuari!”perintah Burung Pipit. Burung Dara
lalu menekuk sayap Kasuari sekuat tenaga hingga patah. Burung Kasuari menjerit
kesakitan menyaksikan sayapnya terjuntai lemah. Namun ia tetap percaya diri dan
masih yakin akan memenangkan perlombaan.
Setelah Burung
Pipit memberi aba-aba, kedua burung tersebut sekuat tenaga terbang ke angkasa.
Burung Dara yang masih kuat sayapnya dapat terbang dengan baik. Ia meninggalkan
Burung Kasuari yang kepayahan mengangkat tubuhnya karena kedua sayapnya patah.
Tubuh Burung Kasuari bukannya naik tinggi tapi justru terus menukik ke bawah
lalu berdebum di tanah dengan kerasnya.
Akhirnya
perlombaan tersebut dimenangkan oleh Burung Dara yang disambut gegap gempita
oleh seluruh warga burung. Mereka menyaksikan Burung Kasuari kembali ke
sarangnya dengan berjalan kaki karena kedua sayapnya yang sudah tidak berfungsi
lagi. Kesombongan Kasuari dapat diakhiri sejak saat itu. Ia justru sudah tidak
bisa terbang untuk selamanya. Kedua sayapnya yang patah lama kelamaan hilang.
Posting Komentar untuk "BURUNG KASUARI YANG SOMBONG (Cerita dari Papua) #kasuari #sombong"