Pagi yang cerah
secerah hati Nasredin melangkahkan kakinya menuju ke pasar untuk membeli
keledai. Setelah berputar-putar dan melihat-lihat ke sekeliling pasar, akhirnya
ia membeli seekor keledai terbaik yang sehat dan tentu mahal harganya.
Saking sayangnya
Nasredin pada hewan peliharaan barunya tersebut, ia tidak tega menaikinya
ketika pulang. Ia berjalan kaki seraya menarik keledainya sepanjang jalan.
Nasredin tidak
menyadari ada dua orang pencuri yang tengah mengincar keledainya sejak ia
keluar dari pasar. Kedua pencuri itu terus mengikuti Nasredin untuk menunggu
saat yang tepat menjalankan rencananya.
Ketika Nasredin
sampai di tempat yang sepi, seorang pencuri melepas tali kekang di leher si
Keledai dengan hati-hati sekali lalu mengikatkannya di leher temannya. Ia lalu
membawa pergi Keledai Nasredin ke tempat yang aman.
Nasredin yang
tidak menyadari hal tersebut terus saja melanjutkan perjalanannya sambil
bersenandung kecil hingga tiba di rumah. Orang-orang yang sempat berpapasan
hanya bisa menghela napas dalam melihat pemandangan ganjil itu. Setibanya di
rumah betapa terkejutnya Nasredin menyaksikan keledai yang baru saja dibelinya
telah berubah menjadi seorang laki-laki.
‘’Hei, siapa kamu?
Kemana keledaiku? Apa yang telah terjadi padanya?”tanya Nasredin keheranan.
“Maafkan saya
Tuan,”balas orang tersebut,”Akulah keledai yang baru saja kau beli.”
Kening Nasredin
berkerut memikirkan jawaban laki-laki asing tersebut,”Kau bohong! Aku tidak
percaya padamu. Bagaimana bisa keledai berubah menjadi seorang manusia? Kau
pasti ingin menipuku!”ucap Nasredin geram. Ingin sekali ia meninju laki-laki
itu.
“Aku tidak bohong,
Tuan! Dulu aku pernah menyakiti Ibuku sehingga beliau mengutukku menjadi seekor
keledai. Namun Ibu bilang kutukan itu bisa hilang jika ada orang yang bijaksana
yang mau membeli dan merawatku. Aku lalu dijual ke pasar oleh saudaraku dan kau
membeliku. Aku sangat berterima kasih padamu. Aku akan melakukan apa saja untuk
membalas jasa baikmu. Walaupun harus bekerja padamu seumur hidupku, akan aku
lakukan,”jelas pencuri itu dengan sangat meyakinkan sehingga membuat Nasredin
terharu mendengar kisah bohongnya.
Nasredin berkata
pada pencuri licik itu,”Kau tidak usah membalas apa-apa padaku. Lebih baik
pulanglah ke rumah dan minta maaflah pada Ibumu. Jangan sakiti lagi hatinya.”
Pencuri itu
berterima kasih pada kebaikan Nasredin. Ia lalu mengambil langkah seribu
meninggalkan tempat itu. Betapa senang hatinya karena telah sukses mencuri
keledai Nasredin dengan rencana cerdasnya.
Beberapa hari
kemudian, setelah ia mengumpulkan cukup uang, Nasredin kembali ke pasar untuk
membeli keledai pengganti miliknya yang hilang. Nasredin masih hafal dengan
keledainya dulu itu yang kini berada di antara keledai lainnya dan dijual
dengan harga yang sangat mahal oleh pencuri satunya.
Ia lalu mendatangi
keledai itu dan berkata padanya lirih,”Hei, anak muda. Rupanya kau tidak mau
mendengar nasehatku. Kau tidak mau belajar dari pengalamanmu dulu. Kau pulang
dan kembali menyakiti hati Ibumu sehingga beliau kembali mengutukmu menjadi
keledai. Mengingat semua tingkah laku burukmu, kali ini aku tidak akan
menolongmu lagi. Aku akan mencari keledai lain untuk ku beli.”
Nasredin lalu
membeli keledai yang ia sukai dan kembali ke rumah dengan selamat. Kali ini ia
tidak sungkan lagi untuk menunggangi keledainya sehingga kedua pencuri itu
tidak bisa menjalankan rencana jahatnya.
Posting Komentar untuk " KISAH NASREDIN HOJA : PENCURI KELEDAI #NASREDIN #CERITALUCU"