PUTRI MONONDEAGA (Cerita Dari Sulawesi Utara) #monondeaga #sulawesiutara


Sepasang suami istri, Abo Mamongkuroit dan istrinya Putri Monondeaga, yang tinggal di tengah-tengah hutan, meskipun hidup rukun dan saling menyayangi terpaksa harus berpisah sementara karena Abo minta ijin untuk mencari rejeki ke negeri orang. Monondeaga dengan berat hati mengijinkan kepergian suaminya untuk memperbaiki ekonomi mereka.
Tidak jauh dari tempat itu, ada seorang raksasa pemangsa manusia bernama Tulap. Mengetahui suami Monondeaga tidak di rumah, Tulap langsung datang untuk membawa wanita cantik itu ke rumahnya.
“Kamu tidak usah khawatir dan takut padaku. Aku tidak akan memangsamu, Monondeaga. Aku punya cukup persediaan makanan di rumah. Kamu pasti akan betah tinggal di rumahku sampai suamimu pulang kembali,”bujuk Tulap agar Monondeaga bersedia ikut dengannya.
“Aku sebenarnya senang sekali jika diajak ke rumahmu yang besar dan megah. Tapi hari ini aku mau mencuci rambut. Mungkin besok saja aku bisa ke rumahmu,”balas Monondeaga memberi alasan agar Tulap tidak memangsanya. Tulap lalu pergi dan berharap bisa membawa Monondeaga keesokan harinya.
Namun bayangan Tulap tidak seindah kenyataannya. Keesokan harinya, ia kembali gagal membawa Monondeaga.
“Aku tidak bisa ikut denganmu sekarang karena kakiku sedang sakit tertusuk duri ketika membersihkan rumput tadi. Jika besok kakiku sudah sembuh mungkin aku bisa ikut denganmu,”ucap Monondeaga memberi alasan. Maka Tulap kembali pulang dengan tangan hampa.
Hari berganti hari, setiap kali Tulap datang, ada saja alasan yang diberikan Monondeaga untuk mencegah rencana Tulap mengambil dirinya. Monondeaga terus mengulur waktu sembari berharap Abo, suaminya, segera kembali untuk menyelamatkan dirinya dari ancaman Tulap.
Sebenarnya Tulap bisa saja mengambil Monondeaga secara paksa. Namun ia tidak melakukannya karena Abo adalah teman baiknya sejak kecil. Jika terjadi keributan, ia takut tetangga akan memberitahu suami Monondeaga itu. Tulap ingin bisa membawa Monondeaga secara baik-baik.
“Kau datanglah lagi besok karena aku belum mandi,”kilah Monondeaga ketika Tulap kembali mendatangi dirinya. Kali ini kesabaran Tulap sudah habis. Ia tidak lagi mau menerima alasan dari Monondeaga.
Dengan entengnya, ia membopong tubuh Monondeaga menuju rumahnya di tengah hutan lalu memasukkan tubuh wanita malang tersebut ke dalam kurungan besi yang ada di kolong rumahnya bersama dengan manusia lain yang akan dijadikan mangsa Tulap dan istrinya.
Sejak berada di dalam kurungan Tulap, tubuh Monondeaga menjadi kurus dan lemah. Wajahnya sayu dan terlihat tua karena terus memikirkan nasibnya yang berada di ujung tanduk. Ia juga terus memikirkan nasib sang suami di rantau sana. Apakah dia masih hidup atau sudah tidak bernyawa lagi sehingga tidak pulang ke rumah.
Kira-kira satu bulan setelah kepergiannya, Abo akhirnya pulang ke rumah dengan selamat. Namun hatinya langsung bergetar setelah tahu istrinya tidak ada di rumah. Bermacam dugaan muncul di dalam pikirannya. Apakah Monondeaga ikut menyusul dirinya ke seberang atau justru sudah tidak ada karena dimakan binatang buas.
Abo kemudian berkemas-kemas untuk mencari sang istri tercinta. Dengan membawa bekal secukupnya, ia berjalan menembus lebatnya hutan hingga tiba di rumah Tulap, teman masa kecilnya dulu. Tulap bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu di antara mereka. Ia menyambut Abo dengan senang hati dan menjamunya dengan makanan yang enak-enak. Bahkan ia mengajak Abo untuk memainkan pertandingan masa kecil mereka dulu yaitu adu betis.
Tulap memulai serangan dengan penuh semangat. Suara betis beradu kuat terdengar hingga jauh. Namun meskipun tubuhnya lebih besar, Tulap tidak mampu merobohkan Abo. Justru ia yang berkali-kali terpelanting ke tanah. Hingga tiba giliran Abo, ia menendang Tulap sekuat tenaga hingga tubuhnya terbang ke atas pohon dan menggelepar kesakitan lalu mati. Istri Tulap yang menyaksikan kejadian tersebut menjadi marah lalu menyerang Abo dengan kalap. Namun nasibnya berakhir sama seperti sang suami. Abo menghajar istri Tulap hingga terkapar tak berdaya kemudian mati secara mengenaskan.
Abo kemudian berhasil menemukan banyak orang yang dikurung di jeruji besi kolong rumah Tulap. Istrinya yang lemah terlihat bersama mereka. Mereka kemudian bebas dan dapat kembali ke rumah dengan selamat. Abo lalu berjanji untuk tidak meninggalkan lagi istrinya untuk selamanya. Mereka pun hidup bahagia tanpa ada gangguan apa-apa lagi.

Posting Komentar untuk "PUTRI MONONDEAGA (Cerita Dari Sulawesi Utara) #monondeaga #sulawesiutara"