Cara Cerdik Mencari Pemimpin Baru

Malam semakin larut ketika Pak Jenggot tengah kebingungan memikirkan siapakah calon pengganti dirinya jika ia berhenti menjadi kepala desa. Penduduk tidak mau mengadakan pemilihan kepala desa secara langsung. Mereka memberikan hak tersebut sepenuhnya kepada Pak Jenggot untuk menentukan siapa kepala desa yang baru. Setelah berembuk dengan istrinya, akhirnya beliau menemukan suatu cara yang tepat untuk menentukan calon penerus dirinya.
Ia lalu memanggil beberapa orang yang dirasa pantas memimpin desa untuk beberapa tahun ke depan. Ada Idun, Jalu, Mugi, Amir, Beno dan Fitrah. Maka dipanggillah ke-enam orang tersebut ke balai desa.
“Saya sudah semakin tua. Sudah tiga puluh tahun lamanya memimpin Desa Sumber Rejeki ini dan saya rasa sudah saatnya saya mundur agar bisa digantikan oleh penerus yang lebih muda, cerdas dan jujur dalam meneruskan pembangunan di desa kita ini,”ucap Pak Jenggot memulai pidatonya setelah para kandidat hadir semua di balai desa.
Semua yang hadir hening, menunggu kalimat berikutnya keluar dari bibir Pak Jenggot yang bijaksana.”Karena daerah kita hidup dari pertanian, maka saya ingin pengganti saya memiliki kemampuan bertani yang bagus. Sekarang saya ingin membagi tanah kepada masing-masing calon untuk ditanami jagung di dalam sebuah pot. Setelah dua minggu saya ingin melihat hasilnya. Tanaman siapa yang tumbuh paling baik, dialah pemenangnya dan akan menjadi pengganti saya jika sudah tidak menjabat lagi,”terang Pak Jenggot lalu ditutup dengan memberikan tanah dalam sebuah ember berukuran besar untuk ditanami jagung oleh para calon kepala desa yang baru.
Para calon tersebut lalu kembali ke rumah masing-masing dan langsung menanam jagung ke dalam tanah pemberian Pak Jenggot di dalam sebuah pot. Hari berganti hari ke-enam calon kepala desa tersebut berusaha sekuat tenaga merawat jagung di dalam potnya. Mereka memamerkan tanaman tersebut di depan rumah sehingga siapapun yang lewat bisa menyaksikannya dengan jelas.
Tanaman jagung mereka tumbuh dengan baik. Besar batangnya dan lebar daunnya. Semua orang yang lewat sangat kagum dan memuji setinggi langit. Namun dari ke-enam pot calon tersebut, ada satu pot yang dari hari ke hari tidak ditanami apapun. Hingga mendekati batas waktu terakhir, pot milik Fitrah tetap kosong tak terlihat tanaman jagung yang subur seperti milik kelima calon lainnya.
Padahal Fitrah telah melakukan segala cara agar bibit jagung yang ditanamnya bisa tumbuh dengan baik. Selain memberi pupuk, ia juga selalu menyiramnya. Namun hasilnya selalu gagal. Bibit jagung miliknya tidak pernah muncul ke permukaan tanah.
“Sudahlah, Pak. Bawa saja ke balai desa hasil kerjamu itu. Tidak usah takut dan malu karena kamu sudah berusaha sekuat tenaga menanam jagung di dalam tanah pemberian Pak Jenggot. Kamu harus bangga meskipun tidak menang karena Pak Jenggot pernah menunjukmu sebagai salah satu calon pengganti dirinya,”pesan sang istri ketika melihat Fitrah tampak ragu untuk membawa potnya yang gagal di tanami.
Ia akhirnya berangkat juga ke balai desa dan meletakkan pot tanpa tanaman miliknya diantara pot milik calon lainnya untuk diberi penilaian. Seluruh warga datang berbondong-bondong untuk menyaksikan hasilnya. Mereka tidak ada satupun yang memilih Fitrah sebagai pemenangnya.
Namun keputusan Pak Jenggot sungguh mengejutkan semua orang. Ia meminta juri agar berhenti menilai tanaman para peserta. Pak Jenggot dengan langkah mantap mendekati Fitrah kemudian memeluknya erat dan segera mengajak Fitrah naik ke atas panggung yang telah disediakan bagi calon terpilih.
“Inilah calon pengganti saya. Fitrah akan menjadi Kepala Desa Sumber Rejeki yang baru!,”begitu ucap Pak Jenggot dengan lantangnya. Orang-orang menjadi gaduh dan heran dengan keputusan tersebut. Namun mereka tidak memprotes dan menunggu penjelasan dari Pak Jenggot.
“Kejujuran Fitrah adalah alasan mengapa saya memilihnya. Sebab tanah yang saya bagi kepada para calon itu sebenarnya tanah beracun yang tidak akan pernah bisa ditanami oleh tumbuhan apapun,”jelas Pak Jenggot mengejutkan semua orang.
“Jadi jika jagung bisa tumbuh di dalam pot dengan baik maka saya yakin itu bukan tanah asli pemberian saya. Tanah itu pasti sudah diganti dengan tanah lainnya yang lebih subur. Sementara yang lain mengganti tanahnya dengan yang baru, Fitrah tetap menanam di tanah pemberian saya meskipun hasilnya selalu gagal. Ia tidak berusaha melakukan segala cara agar bisa menang. Ia terus berusaha meskipun gagal dan tetap jujur hingga hari penilaian saat ini,”tambah Pak Jenggot panjang lebar sehingga membuat semua orang mengerti keputusannya.
Para penduduk desa akhirnya setuju dengan keputusan Pak Jenggot memilih Fitrah sebagai calon penerus Pak Jenggot jika kelak mengundurkan diri karena sudah sangat tua dan tidak sanggup lagi bekerja melayani masyarakat.

Posting Komentar untuk "Cara Cerdik Mencari Pemimpin Baru"