PINOKIO, BONEKA KAYU YANG BISA BICARA #pinokio #tukangbohong



Dahulu kala, nun jauh di negeri Italia sana, atau tepatnya disebuah desa bernama Florentina. Seorang kakek pemahat bernama Gepetto yang baru saja selesai memahat kayu pinus pemberian tetangganya, Tuan Cherry, terkejut bukan main ketika melihat boneka kayu yang dibuatnya sedang melompat-lompat sambil berteriak kepanasan di dekat kompor yang ada di dapur. Kaki kanannya tampak membara terbakar api yang tidak berhenti menyala.
            Kakek Gepetto  lalu mengambil kain yang sudah dibasahi terlebih dahulu untuk memadamkan api yang membakar kaki kanan boneka kayu buatannya. Setelah api padam, ia membawa boneka kayu itu kembali ke gudang tempat kerjanya dan mendudukannya diatas meja.
            “Aku tidak menyangka kamu bisa bicara seperti manusia. Mulai saat ini kau akan jadi anakku. Kamu kuberi nama Pinokio. Mengenai kakimu yang terbakar, jangan khawatir karena aku akan membuat lagi yang baru,”ujar Kakek Gepetto kepada Pinokio.
            “Benarkah? Oh, terimakasih, Ayah. Aku akan membalas semua kebaikanmu dengan menjadi anak yang baik dan patuh,”jawab Pinokio dengan mata berbinar-binar.
            Kakek Gepetto lalu membuatkan kaki baru untuknya. Ia juga segera pergi ke pasar untuk membeli pakaian, buku, tas, sepatu dan peralatan tulis untuk Pinokio. Kakek Gepetto ingin Pinokio bisa sekolah seperti anak-anak lainnya.
            Keesokan harinya Pinokio berangkat sekolah. Kakek Gepetto telah mendaftarkannya di sekolah  terdekat.  Ia senang sekali bisa sekolah. Namun ditengah perjalanan, ia berbelok ke arah yang berbeda. Pinokio tertarik dengan pertunjukan boneka yang sedang berlangsung di lapangan desa. Ia lalu menjual buku tulis dan tas sekolahnya untuk membeli karcis. Pinokio lalu masuk dan menyaksikan pertunjukkan boneka di dalam tenda besar. Pada saat itu ia melihat sebuah boneka perempuan sedang dikejar-kejar oleh penjahat yang akan merampoknya. Pinokio lalu naik ke atas panggung untuk menolong perempuan tersebut. Boneka penjahat ia tendang jauh-jauh sehingga membuat si pemilik pertunjukkan marah besar. Pinokio diseretnya ke belakang panggung dan mengancam akan menghancurkannya menjadi kepingan tak berguna.
            “Ampuni aku, Pak. Jika aku dihancurkan, Ayahku pasti sedih sekali. Dia sudah tua dan memintaku pergi ke sekolah tapi aku malah datang kemari,”mohon Pinokio kepada pemilik pertunjukkan. Orang itupun menjadi iba. Ia lalu membebaskan Pinokio dan memberinya lima keping uang tembaga kepadanya sebagai bekal pulang ke rumah.
            “Kembalilah ke rumah dan jangan ulangi lagi perbuatanmu ini,”pesan pemilik pertunjukkan. Maka Pinokiopun segera keluar dari tenda pertunjukkan untuk pulang ke rumah. Namun ditengah perjalanan ia bertemu dengan Rubah dan Kucing yang jahat.
            “Aku lihat kau baru saja mendapatkan uang yang banyak. Tapi kami bisa membuatmu lebih kaya dengan memperbanyak uang itu dan merubahnya menjadi kepingan emas,”rayu Rubah sambil tersenyum licik.
            “Oh, ya? Bagaimana caranya? Apa mungkin uang tembaga bisa menjadi emas?”tanya Pinokio penasaran.
            “Bisa saja dan mudah sekali. Kami sudah sering melakukannya. Kau cukup menanamnya dibawah pohon ajaib milik kami. Setelah itu kau bisa tidur dan biarkan pohon ajaib yang bekerja. Jika sudah bangun, kau bisa mengambil kembali uang emasmu,”imbuh Kucing mencoba memperdayai Pinokio.
            Pinokio lalu pergi bersama kedua teman barunya tersebut. Menanam lima koin tembaga miliknya lalu tidur disamping pohon ajaib tersebut. Ketika ia terlelap tidur. Kucing dan Rubah segera menggali dan mengambil uang yang baru saja ditanam Pinokio. Mereka lalu kabur dan menggantung Pinokio di atas pohon. Angin yang bertiup kencang segera membangunkan Pinokio dari tidurnya. Ia berteriak-teriak minta tolong untuk diturunkan dari pohon yang tinggi itu.
            “Diamlah, Nak. Aku akan membantumu turun,”tiba-tiba disamping Pinokio muncul Peri Biru yang baik hati. Dengan kibasan tongkat sihirnya, ia dapat menurunkan Pinokio dengan mudah. Sebenarnya Peri Biru inilah yang menghidupkan Pinokio sehingga ia bisa bicara seperti manusia. Ia kasihan dengan kakek Gepetto yang sudah tua dan hidup sendirian. Ia berharap Pinokio bisa menjadi anak baik yang bisa membantu merawat dirinya. Tapi ternyata Pinokio tumbuh menjadi anak yang bandel.
            “Kenapa kamu tidak pergi ke sekolah Pinokio? Bukankah Ayahmu sudah membelikanmu peralatan sekolah yang baru?”tanya Peri Biru lembut.
            “Aku tadi sudah berangkat tapi ditengah jalan ada anak gelandangan yang kelaparan. Aku menjual buku dan tasku untuk membelikannya makanan. Jadi aku tidak bisa berangkat lagi ke sekolah tanpa semua peralatan itu,”jawab Pinokio yang mulai pandai berbohong. Hidungnya langsung memanjang selesai ia berbicara. Pinokio terkejut sekali.
            “Kenapa hidungku ini! Kenapa jadi panjang begini?”tanya Pinokio panik.
            “Itu semua karena kau bicara bohong. Setiap kali kau melakukannya, hidungmu akan terus memanjang Pinokio. Jangan diulangi lagi ya?”pinta Ibu Peri yang segera mengibaskan tongkat sihirnya untuk merubah hidung Pinokio seperti semula.
            “Maafkan aku. Aku janji akan selalu berkata jujur,”jawab Pinokio dengan kepala tertunduk.
            Peri Biru lalu memerintahkannya kembali ke rumah,”Ceritakan semua yang kau alami pada Ayahmu. Berjanjilah untuk menjadi anak yang baik. Anak yang pintar dan mau pergi ke sekolah,”pesan Peri Biru.
            Namun ditengah perjalanan ia bertemu dengan beberapa anak yang mengajaknya menonton pertunjukan sirkus.  Mula-mula Pinokio menolak tapi akhirnya ia luluh oleh bujukan anak-anak tersebut yang ternyata membolos tidak sekolah. Pinokio telah melupakan pesan Ibu Peri. Ia lebih senang bermain-main di tempat sirkus hingga berhari-hari lamanya.
            Mereka tidak dipungut bayaran oleh pemilik sirkus sehingga betah berlama-lama tinggal di tempat itu. Setelah bermain si pemilik sirkus lalu memberi mereka makan. Pinokio yang lapar ikut makan dengan lahapnya. Namun seusai makan kejadian mengerikan terjadi pada anak-anak itu. Tubuh mereka berubah menjadi keledai. Begitu juga dengan Pinokio. Ia memiliki kuping dan ekor seperti keledai. Ternyata si pemilik sirkus memiliki ilmu sihir yang jahat.
            Keledai-keledai itu dilatih untuk mengikuti pertunjukkan sirkus. Melompat-lompat melewati lingkaran api, menari dan berdansa serta pertunjukkan lain yang melelahkan. Jika menolak, pawang sirkus akan mencambuk tubuhnya. Pinokio sedih sekali jika ingat Ayahnya Kakek Gepetto. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa hingga suatu hari, si pemilik sirkus marah karena ia tidak bisa lagi mengikuti pertunjukkan setelah kakinya patah ketika tengah melompati lingkaran api.
            “Buang boneka kayu bodoh ini ke laut. Kita cari anak-anak lainnya sebagai pengganti!”seru si pemilik sirkus pada anak buahnya. Pinokio diceburkan ke laut dan digigiti ikan-ikan hingga kuping dan ekor keledainya menghilang.
            Ketika ia mencoba berenang ke tepi pantai, seekor ikan paus raksasa menelan Pinokio. Pinokio terombang-ambing di dalam perut Paus yang luas. Pinokio terduduk sedih memikirkan betapa buruk nasibnya. Semua karena kesalahan dirinya yang tidak mau mematuhi perintah Ayahnya.
            Ketika tengah merenungi nasib, tiba-tiba sebuah tepukan dipunggung, mengagetkan Pinokio. Di hadapannya kini berdiri seseorang yang sudah sangat ia kenal. Dia adalah Kakek Gepetto.
            “Ayah? Kok Ayah bisa berada di sini?”tanya Pinokio heran sekaligus bahagia. Ia memeluk Kakek Gepetto erat-erat.
            “Ayah mencarimu kemana-mana, Nak. Hingga akhirnya memutuskan untuk pergi ke negeri seberang dengan menaiki perahu. Tapi perahu Ayah hancur diterjang badai dan Ayah lalu ditelan oleh Paus raksasa ini. Ayah kangen sekali padamu, Nak,”jelas Kakek Gepetto.
            Pinokio lalu membantu Kakek Gepetto membuat perahu dari kayu-kayu yang ikut tertelan oleh ikan paus. Pinikio lalu menggelitiki perut ikan paus hingga bersin dan membuat mereka terlempar keluar dari perut ikan tersebut.
            Mereka lalu mengayuh perahu menuju ke daratan dan kembali ke rumah. Pagi harinya, Pinokio bangun dari tidur dan mendapati dirinya telah berubah menjadi anak manusia seutuhnya bukan lagi sebuah boneka kayu yang rapuh. Peri Biru yang tahu Pinokio telah berubah, memberinya hadiah yang sangat luar biasa. Ia merubah Pinokio menjadi manusia sesungguhnya. Pinokio berlari dan berteriak kencang membangunkan Kakek Gepetto. Mereka berpelukan sangat erat.
Sejak saat itu, Pinokio berangkat sekolah dan berubah menjadi anak baik dan penurut. Ia merawat Kakek Gepetto dan mulai menggantikannya memahat kayu untuk mencari penghasilan.
           
Keterangan : Petualangan Pinokio adalah cerita petualangan karya penulis Italia, Carlo Collodi (nama pena dari Carlo Lorenzini). Ia merupakan anak pertama dari 10 bersaudara dengan orang tua bernama Domenico Lorenzini, seorang juru masak, dan Angela Orzali, seorang penjahit. Ia meninggal pada tanggal 26 Oktober 1890 karena serangan jantung. Untuk menghargai jasa-jasanya, Pemerintah Italia mendirikan tugu peringatan, taman, serta pusat studi dalam bentuk Yayasan Nasional Carlo Collodi (The Fondazione Nazionale Carlo Collodi)

Posting Komentar untuk "PINOKIO, BONEKA KAYU YANG BISA BICARA #pinokio #tukangbohong"