BIMA, SI PEMULUNG KECIL YANG PEDULI LINGKUNGAN #pedulilingkungan



Banyak sampah berserakan membuat lingkungan tidak enak di pandang. Tapi orang-orang seperti tidak peduli. Mereka tetap asyik berlalu lalang tanpa ada yang mau berhenti untuk sekedar mengambil satu dua sampah tersebut dan membuangnya ke tempat sampah yang terpasang di pinggir jalan.
Bima hanya tersenyum kecut menyaksikan seorang pengendara mobil dengan enaknya membuang sampah ke pinggir jalan hingga hampir mengenai wajahnya yang sedang duduk menunggu sahabatnya Farhan pulang dari tempat les. Untung ia cepat menghindar, jika tidak maka botol plastik bekas pembungkus minuman berkarbonasi itu bisa menghantam mukanya dengan kencang.
Bima lalu mengambil botol plastik bekas itu dan beberapa botol lainnya yang banyak berserakan di jalan. Untuk sampah plastik ataupun kertas dipungut dan dibuangnya ke tempat sampah yang sudah menggunung karena belum sempat diambil mobil petugas kebersihan. Sedangkan botol-botol bekas itu dimasukkan ke dalam tas plastik besar yang ia temukan dibelakang tempatnya duduk.
“Hei...kau sedang apa, Bim? Malu-maluin saja memunguti sampah begitu seperti pemulung kotor!,”tegur Farhan yang baru saja selesai les.”Sudah...sudah tinggal saja sampah itu disini biar diurus petugas nantinya,”lanjutnya lagi melihat sahabatnya itu masih tetap saja memulung.
Bima akhirnya mengalah. Ia biarkan saja sampah-sampah lainnya yang masih berserakan. Namun botol-botol bekas yang ada di kantong besar tetap ia bawa. Mereka kembali ke tempat duduk tadi dan mendapati tas Farhan yang diletakan disana terbakar oleh puntung rokok seorang pengendara motor yang membuang puntung rokoknya sembarangan lalu jatuh di atas tasnya Farhan.
“Aduh, jahat sekali, sih orang itu. Padahal tas ini baru aku beli minggu kemarin hasil menabungku selama beberapa bulan.”ujar Farhan sedih sekali sambil mengibas-ibas tasnya agar api yang masih menyala padam. Mereka lalu pulang ke rumah.
Kegiatan Bima memulung sampah ternyata berlanjut terus hingga beberapa hari berikutnya. Sampah-sampah yang ia kumpulkan semakin menggunung di dalam gudang. Ayah yang tidak suka ada banyak sampah di gudang segera memanggil Bima.
“Sampah-sampah ini sebaiknya kau bawa ke tempat Pak Wira untuk di kilokan. Nanti kamu bisa dapat bayaran daripada hanya menumpuk di sini,”suruh Ayah kepada Bima. Bima mengangguk. Ia lalu membawa sampah-sampah tersebut ke rumah Pak Wira yang memang sudah lama menjalani bisnis jual beli sampah untuk diolah kembali maupun dibuat pupuk tanaman.
“Kita menghitungnya setiap 1 kg. Untuk sampah kertas koran, kotak dus, kertas bekas semen atau bekas arsip harganya Rp.1000. Untuk sampah plastik harganya Rp.5000. Sedangkan sampah  logam Rp 6.000 dan yang paling mahal itu tembaga. Bapak berani beli limbah tembaga Rp 36.000 per kilogram,”jelas Pak Wira kepada Bima sambil menyerahkan uang Rp.30.000 atas hasil jerih payahnya mengumpulkan sampah beberapa hari ini.
Bima senang sekali mendapatkan uang sebanyak itu. Ternyata sampah bisa dimanfaatkan menjadi barang yang berguna. Ia jadi semakin bersemangat untuk mengumpulkan sampah yang berserakan di mana-mana. Selain untuk kebersihan lingkungan bisa juga untuk tambahan uang saku.

Posting Komentar untuk "BIMA, SI PEMULUNG KECIL YANG PEDULI LINGKUNGAN #pedulilingkungan"