JEBAKAN PAKU DI JALAN RAYA #jebakanpaku #jalanraya



Sudah tiga tahun lamanya, Noel membuka bengkel di depan rumahnya. Suka duka ia jalani tanpa mengeluh sedikitpun. Ia tidak punya pilihan karena tidak punya keahlian lain selain memperbaiki sepeda motor.
            Kemarin, ia kedatangan tamu. Teman lama ketika sekolah SD dulu yang juga punya usaha bengkel sama seperti dirinya. Usaha temannya jauh lebih maju daripada miliknya. Terbukti ia sudah bisa membuka tiga cabang lainnya di beberapa tempat. Hal itu membuat Noel penasaran dan ingin tahu bagaimana dia bisa sesukses sekarang. Jawaban temannya itu sungguh mengejutkan dirinya.
            “Jaman sekarang kalau ingin sukses, kita harus cerdas. Kau tebarkan saja paku di jalan ujung sana atau sekitar satu kilometer jaraknya dari bengkelmu ini. Nanti mereka pasti akan berhenti di bengkelmu jika paku-paku itu membuat ban pengendara yang lewat bocor. Setelah itu tawari mereka untuk servis mesin sekalian karena jalannya motor sudah tidak enak. Dengan begitu kamu akan mendapatkan untung berlipat-lipat!’’jawab sahabat dekatnya waktu SDitu.
            Semalaman Noel berpikir apakah akan mengikuti saran sahabatnya itu apa tidak. Ia tidak bisa memutuskan segera karena hal tersebut merupakan suatu bentuk kejahatan. Namun pada akhirnya, ia berangkat juga ke toko bangunan untuk membeli beberapa buah paku tajam. Subuh yang sepi, Noel menebar paku tersebut di jalan. Tidak berapa lama kemudian ia sudah mendapatkan pelanggan yang berhenti karena ban motornya bocor. Hari itu Noel mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan. Ia bisa memperoleh uang dua kali lipat banyaknya dari biasanya.
            Pagi itu, Pak Natsir dan Wida anaknya yang masih kelas tiga SD memutuskan untuk berangkat lebih cepat dari biasanya guna membeli bahan-bahan pembuat kue pesanan pelanggan. Kebetulan jumlahnya cukup besar karena untuk acara di kampusnya.
            Meski masih sedikit mengantuk, mereka berangkat juga. Setelah memeriksa keadaan motornya terutama keadaan mesin dan ban, mereka dengan mantap memulai petualangan pagi itu. Udara segar namun dingin menusuk tulang tidak dihiraukannya.
            Setelah berkendara selama hampir setengah jam lamanya. Sepeda motor itu terasa oleng. Pak Natsir memutuskan berhenti di tepi jalan untuk mencari tahu apa penyebabnya.
            “Bannya bocor, Pak. Lihat ada paku menancap di ban belakang!”beritahu Wida. Pak Natsir segera mengecek kondisi ban itu. Benar juga ada paku yang cukup besar menancap di ban malang itu.
            “Wah, pagi-pagi begini apa ada bengkel yang buka, ya?”gumam Pak Natsir pucat. Ia dan wida lalu menuntun sepeda motor sambil mencari-cari bengkel yang buka. Mereka sedang diburu waktu.
            “Pak, ada kelap-kelip lampu di pinggir jalan itu. Mungkin itu bengkel, Pak,”ucap Wida senang.
            Setelah beberapa menit berjalan sampailah mereka di bengkel Noel. Dengan cekatan Noel menangani motor Pak Natsir,”Ini mau di tambal atau di ganti bannya, Pak?,”tanya Noel. Pak Natsir meminta diganti saja karena takut sebentar saja bocor lagi.
            “Sekalian servis tidak, Pak?”tanya Noel lagi. Kali ini Pak Natsir tidak setuju. Jika diservis waktunya akan lebih lama, padahal ia sedang buru-buru. Ketika Noel sedang mengerjakan motornya, Pak Natsir terlihat sibuk menulis sesuatu di secarik kertas.
            Tidak lama kemudian ban baru telah terpasang. Pak Natsir lalu membayar sesuai harga yang diminta Noel. Ia menerimanya dengan gembira. Pak Natsir adalah pelanggannya yang pertama pagi ini. Noel berharap hari ini ia bisa lebih banyak atau minimal sama dengan kemarin penghasilan yang di dapat.
            Namun setelah Pak Natsir dan anaknya pergi, Noel menemukan selembar kertas yang terlipat rapi di atas lemari kaca tempat ia memajang beberapa barang jualannya. Penasaran ia membukanya, dan disana tertulis begini :
Anak muda, sepagi ini saya pergi ke pasar bersama anak saya  bukan untuk bersenang-senang tapi untuk mencari bahan-bahan  kue jualan saya. Saya sedang mengejar waktu tapi malah terhambat karena ban motor saya bocor akibat paku yang kamu tebar di jalan. Saya tidak marah tapi bagaimana jika ini terjadi pada orang lain yang sedang sangat-sangat mendesak. Kamu sesungguhnya akan sangat merugikan mereka. Saya sendiri telah berdagang selama dua puluh tahun dan selama itu selalu berusaha memberikan yang terbaik pada pelanggan. Bahan-bahan asli tidak ada yang dikurangi atau diganti. Saya tidak pernah menggunakan pemanis buatan ataupun bahan pengawet berbahaya agar makanan tahan lama. Saya juga selalu menggoreng dengan minyak terbaik bukan minyak bekas yang sudah menghitam. Hasilnya selain berkah, usaha saya mampu bertahan lama. Tidak seperti kamu, mungkin sekarang untung besar tapi jika ketahuan orang kamu bisa masuk penjara. Apapun ucapan saya, semua tetap kembali kepada Anda, Anak Muda.  Saya juga tetap berterimakasih karena kamu sudah memperbaiki sepeda motor saya.”
            Noel tertegun lama setelah membaca surat dari Pak Natsir. Tak terasa air matanya menetes karena pesan Pak Natsir begitu menghunjam hatinya. Pagi itu ia langsung menutup bengkelnya. Ia ingin menenangkan diri untuk beberapa waktu.

Posting Komentar untuk "JEBAKAN PAKU DI JALAN RAYA #jebakanpaku #jalanraya"