KURCACI DAN PEMBUAT SEPATU #kurcaci #sepatu



Toko milik pembuat sepatu miskin itu sehari-harinya selalu sepi pelanggan. Permasalahannya terletak pada jumlah sepatu yang tersedia di dalamnya. Karena kekurangan modal, Si Tukang Sepatu dan istrinya hanya mampu membuat sepasang sepatu setiap minggunya.
        Seperti malam ini, dengan wajah lesu, Si Tukang Sepatu mencoba menggunting  bahan kulit yang baru saja ia beli untuk dibentuk dan dijahit menjadi sepasang sepatu keesokan harinya. Setelah selesai ia kembali ke rumah dan meninggalkan bahan kulit tersebut di ruang kerjanya.
Pada pagi harinya ia bergegas menuju bengkel untuk mulai membuat sepatu sementara istrinya memasak seadanya di dapur untuk sarapan mereka pagi itu. Namun betapa terkejutnya ia ketika melihat bahan kulit yang ia siapkan semalam sudah tidak ada. Sebagai gantinya di atas meja kerja terdapat sepasang sepatu yang sangat indah dengan jahitan rapi dan menawan serta sudah di warnai mengkilat.
Tidak lama setelahnya, seorang wanita masuk ke toko Si Tukang Sepatu. Dari penampilannya sepertinya ia wanita kaya.
”Saya membutuhkan sepatu kulit yang cantik, apakah Tuan punya?,”tanyanya anggun.
“Ya. Tapi hanya sepasang. Saya tidak punya yang lain. Kalau berminat silahkan di coba dulu,”jawab Si Tukang Sepatu sambil menyodorkan sepatu yang dimaksud.
Wanita itu menerima dengan senang hati lalu mencobanya dan tampak puas dengan hasilnya. Ketika ia menanyakan harganya, Si Tukang Sepatu tampak kebingungan.
“Baiklah aku bayar 10 keping perak tunai. Sepatu ini layak dihargai mahal karena bagus sekali. Terimalah uangnya,”ucapnya seraya menyodorkan uang ke Si Tukang Sepatu yang dengan senang hati menerimanya. Itu merupakan pembayaran tertinggi yang pernah ia terima dari pembeli.
Hari itu ia dan istrinya bisa membeli cukup makanan dan bahan kulit untuk empat pasang sepatu lainnya. Ia segera bekerja mengguntingi bahan kulit untuk dibuat sepatu keesokan harinya. Setelah itu ia berangkat tidur.
Ajaibnya, kejadian yang sama berulang kembali. Ketika Si Tukang Sepatu masuk ke ruang kerjanya esok hari, di sana telah tersedia empat pasang sepatu lainnya. Empat pasang sepatu itu telah tertata rapi dan mengkilat dengan jahitannya yang kecil dan cantik.
Nasib baik rupanya tengah menghampiri Si Tukang Sepatu karena siangnya ada hartawan yang datang dan tertarik dengan sepatu-sepatu tersebut. Ia lalu memborong semuanya sehingga ia bisa membeli bahan kulit untuk delapan pasang sepatu. Ia lalu memotong dan meletakannya di ruang kerjanya sebelum berangkat tidur. Esok paginya ia kembali menemukan bahan kulit tersebut telah berubah menjadi delapan pasang sepatu yang indah dan menawan. Begitu terus berulang-ulang hingga ia dan istrinya berubah menjadi orang yang kaya raya karena pelanggannya rata-rata adalah orang kaya yang bersedia membayar mahal untuk sepatu kesukaannya.
Suatu malam, Si Tukang Sepatu berkata kepada istrinya, "Kita menjadi seperti sekarang ini karena bantuan seseorang yang belum kita ketahui sosoknya. Bagaimana jika malam ini kita sembunyi di ruang kerja untuk mencari tahu sosok yang telah baik hati menolong kita?, "usul istrinya yang langsung disetujui oleh Si Tukang Sepatu.
Jadi, setelah makan malam, mereka lalu pergi ke ruang tempat suaminya biasa bekerja membuat sepatu. Mereka bersembunyi dibelakang meja besar dan  panjang sehingga aman dari penglihatan orang.  Setelah beberapa menit berlalu, pintu pun terbuka dan dua kurcaci kecil berlari masuk. Pakaian mereka dekil dan  lusuh. Mereka lalu mengambil kulit yang diletakkan di meja, dan mulai bekerja hingga pagi hari.
Mereka menjahit lalu memukul-mukul  dengan palu sampai semua sepatu selesai dibuat. Kemudian  mereka mengecatnya hingga mengkilap ketika tertimpa cahaya bulan. Setelah semua selesai dua kurcaci tersebut lalu pergi keluar.
Keesokkan paginya, Si Tukang Sepatu berkata kepada istrinya,"Kurcaci-kurcaci itu telah bekerja sangat keras untuk kita. Kita harus membalas semua kebaikan mereka? Kamu ada ide?"
        "Ya, aku tahu!" jawab sang istri. "Kita buatkan saja mereka satu setel pakaian yang layak. Juga sepatu baru, syal, rompi, kaos kaki, tas dan topi kecil."
Semua hadiah itu dibungkus rapi lalu di letakan di tempat mereka biasa bekerja. Maka saat tengah malam, kedua kurcaci pun datang siap untuk mulai bekerja. Tapi betapa terkejutnya mereka karena  yang mereka temukan hanya bungkusan hadiah banyak sekali. Keduanya senang sekali menerima hadiah-hadiah tersebut. Mereka lalu membukanya dan mencobanya apakah cocok atau tidak. Ternyata semuanya bagus sehingga mereka tertawa penuh kebahagiaan.
"Oh, betapa gagahnya kita sekarang! Dan itu berarti kita tak akan mengerjakan sepatu lagi!"ucap mereka sambil berlalu pergi.
Malam itu menjadi kemunculan terakhir kalinya kedua kurcaci pembuat sepatu. Tetapi Si Tukang Sepatu tetap bersyukur karena berkat mereka berdua, mereka bisa menjadi orang yang kaya raya sekarang.


Keterangan : Kisah ini adalah buah karya  Jacob dan Wilhelm Grimm.


Posting Komentar untuk "KURCACI DAN PEMBUAT SEPATU #kurcaci #sepatu"