LEGENDA RAJA PULAU MINTIN #pulaumintin



Pada jaman dahulu, di daerah Kahayan Hilir, Kalimantan Tengah, ada sebuah Kerajaan yang berdiri di Pulau Mintin. Rajanya seorang yang arif bijaksana. Ia juga cerdas dan sangat memperhatikan rakyatnya. Sehingga Kerajaan Pulau Mintin tumbuh menjadi daerah yang makmur. Rakyat aman sejahtera.
            Masalah baru muncul saat istri raja yang sangat ia cintai jatuh sakit lalu meninggal dunia. Bagi Sang Raja, Permaisuri adalah pendukung utamanya di saat senang ataupun sedih. Orang yang memberinya semangat saat ia menghadapi masalah sesulit apapun. Permaisuri selalu menghiburnya di saat sedih dan merawatnya ketika sakit. Cinta Raja pada Permaisuri tidak ada bandingannya. Maka ketika beliau pergi untuk selamanya, betapa terpukulnya hati Sang Raja. Berhari-hari ia mengurung diri di istana. Terus menangisi kepergian istri tercintanya. Akibatnya pemerintahan mulai terganggu. Rakyat resah melihat kenyataan tersebut.
            Beruntung Raja segera menyadari kesalahannya tersebut. Ia tidak ingin rakyat menderita gara-gara masalah yang tengah ia hadapi itu. Raja lalu memutuskan untuk berhenti dahulu dari pemerintahan. Ia ingin berlayar mengelilingi dunia untuk mengobati luka hatinya dengan harapan jika kelak telah kembali, kejiwaannya telah siap untuk memimpin lagi Kerajaan Pulau Mintin.
            Untuk menjalankan roda pemerintahan, ia menunjuk putra kembarnya, si Buaya dan si Naga. Selama beberapa hari ia terus mengajari keduanya dengan berbagai macam ilmu pemerintahan hingga mengerti. Setelah keduanya dirasa siap, iapun pamit pada mereka.
            “Ayah pergi untuk menenangkan diri dulu agar tidak terus teringat almarhum Ibu kalian. Nanti jika hati Ayah sudah tenang, Ayah akan kembali memimpin kerajaan. Saat ini aku pasrahkan segalanya pada kalian. Bekerja samalah yang baik. Saling melengkapi dan saling mengingatkan jika ada suatu kesalahan,”pesan Raja kepada si Naga dan si Buaya. Keduanya mengangguk patuh.
            Namun keadaan tersebut hanya berjalan sebentar. Setelah Raja pergi, si Naga berbuat seenaknya sendiri. Kerjanya hanya bersenang-senang sepanjang hari. Berpesta menghamburkan kekayaan hingga lupa waktu. Sedangkan si Buaya memiliki sifat berkebalikan dari saudara kembarnya itu. Ia hidup sederhana dan sangat peduli pada rakyatnya. Si Buaya memohon agar si Naga mau berubah. Tapi bukannya berterimakasih sudah diingatkan, si Naga malah menantang si Buaya berkelahi karena telah berani mencampuri urusannya.
            Pertarungan berlangsung sengit dan seru karena keduanya ikut juga mengerahkan pasukannya masing-masing. Akibatnya korban jiwa berjatuhan dari kedua belah pihak. Kerugian harta benda dan juga nyawa tidak terhitung. Rakyat menjadi resah dan takut sepanjang hari. Mereka berharap sekali Baginda Raja segera kembali dari perjalanan panjangnya untuk menghentikan pertikaian tidak berguna itu.
            Sedangkan nun jauh disana, setelah berlayar selama beberapa minggu. Raja memutuskan untuk kembali karena perasaannya jadi tidak enak. Ia terus terbayang kedua putra kembarnya. Raja lalu memutuskan untuk pulang dan tidak melanjutkan lagi perjalanannya. Ketika tiba di istana, ia dikagetkan dengan pertikaian yang tengah berlangsung antara si Naga dan si Buaya. Istana rusak parah. Asap membubung tinggi dan beberapa tubuh prajurit yang sudah tewas tergeletak begitu saja tanpa ada yang mengurus.
            Murka Raja tidak terbendung lagi melihat hal tersebut. Kedua putra kembarnya segera dicari lalu diseret ke istana secara paksa. Si Naga dan si Buaya tidak mampu melawan karena kesaktiannya kalah jauh dari Baginda Raja.
            “Kalian telah ingkar janji padaku. Bukannya mengurus kerajaan dengan benar, kalian malah sibuk mengurus dirinya sendiri. Akibatnya banyak prajurit tak berdosa yang jadi korban. Melihat betapa besar kesalahan kalian, maka aku tidak akan mengampuni kalian lagi,”usai berkata demikian, Raja lalu merubah si Buaya menjadi seekor buaya sesungguhnya sedangkan si Naga menjadi seekor Naga raksasa.
            “Kau, Buaya, tetap tinggal disini untuk menjaga Pulau Mintin  karena kesalahanmu tidak terlalu besar.  Sedangkan si Naga kau pergilah ke sungai Kapuas untuk menjaga sungai tersebut,”kutuk Raja kepada kedua putra kembarnya. Meski berat hati namun ia tetap mengambil keputusan tersebut demi ketentraman bersama.

Posting Komentar untuk "LEGENDA RAJA PULAU MINTIN #pulaumintin"