MONYET DAN KANCIL YANG CERDIK #kancil #monyel



Terik mentari menyengat kulit Kancil yang kelaparan. Ketika kebun Pak Tani sudah tidak menarik lagi baginya karena ia sudah kapok ditangkap Pak Tani waktu mencuri timun beberapa waktu lalu, maka Kancil harus  bisa mencari penggantinya.
            Padahal ia tidak bisa kembali ke hutan karena sedang bermasalah dengan Harimau yang ia tipu kemarin. Sementara di tepi sungai, ada banyak buaya yang marah padanya juga karena ditipu oleh Kancil.
            Akhirnya Kancil menjelajah tempat baru disisi sebelah Barat hutan tempat ia tinggal. Di sana ia dikejutkan dengan ratusan tanaman pisang yang hampir masak. Air liurnya terus menetes melihat setandan pisang yang telah masak. Namun keinginan Kancil untuk menikmati pisang-pisang tersebut hanya sekedar mimpi karena dia tidak bisa memanjat untuk kemudian memetiknya.
            “Ehm...jika urusannya panjat memanjat begini, maka hanya Monyet sahabatku yang bisa menjadi solusinya. Tapi kemana aku harus mencarinya, ya?”gumam Kancil dalam hati. Ia tampak kebingungan.
            Beruntung, tidak lama setelah ide meminta bantuan pada Monyet muncul, sahabatnya itu tiba-tiba datang ke tempat itu. Betapa senangnya Kancil melihat kedatangannya.
            “Hai, Monyet, kebetulan nih aku sedang butuh dirimu. Maukah kau membantuku memetik setandan pisang masak yang baru saja aku temukan?”tanya Kancil penuh harap.
            “Oh, pisang yang ada disebelah sana, ya?”jawab Monyet sambil menunjuk kearah yang dimaksud. Kancil mengangguk membenarkan.
            “Lho, kok, kamu tahu tempatnya, teman?”tanya Kancil heran dengan kehebatan Monyet bisa tahu pisang yang sudah masak hasil temuannya.
            “Ya, tentu saja aku tahu. Ladang pisang ini, kan, aku yang menanam. Jadi ladang ini sesungguhnya milikku. Pastilah aku tahu mana pisang yang sudah masak dan mana yang belum. Ayo kita ke tempat pisang yang kau maksud!”ajak Monyet pada Kancil. Mendengar penjelasan tersebut, Kancil jadi malu sendiri sekaligus kagum pada Monyet atas kerja kerasnya membuka ladang pisang untuk makanan sehari-hari.
            Setibanya di tempat yang dituju. Monyet langsung saja memanjat batang pisang yang licin dengan mudahnya. Ia memetik satu dua buah pisang itu lalu memakannya. Ketika Kancil meminta, Monyet langsung melemparnya. Tapi sayang yang ia lempar adalah kulit pisangnya saja. Tentu saja Kancil jadi geram mengetahui kenakalan Monyet. Lemparan berikutnya, Kancil tidak mau lagi menangkap kulit pisang itu dengan mulutnya. Ia sengaja membiarkan kulit pisang lemparan Monyet bertumpukan di hadapannya.
            “Hei, Cil, kenapa tidak kau tangkap pisang pemberianku? Tidak suka, ya? Ha...Ha...Ha...,” tanya Monyet mengejek.
            “Oh, tidak teman. Pisang ini enak sekali walau hanya kulitnya saja. Tapi sayang aku sudah kekenyangan. Kita main lempar-lemparan saja, yuk!” pinta Kancil sambil melempar kulit pisang ke muka Monyet dengan tepat. Karuan saja Monyet jadi marah. Di lemparnya Kancil dengan kulit pisang namun gagal. Kancil dengan cekatan dapat menghindarinya.
            “Kalau melemparku hanya memakai kulit pisangnya saja, kau tidak akan pernah bisa mengenaiku. Kau harus menggunakan buahnya juga, Nyet,”ejek Kancil seraya melempar kulit pisang dan kembali tepat mengenai wajah Monyet.
            Monyet mematuhi saran Kancil, iapun mulai melempari Kancil dengan buah pisang yang tersisa. Kancil dengan cekatan berkelit kesana kemari menghindari serangan Monyet dengan sesekali membalas namun tepat mengenai wajah atau tubuh Monyet.
            Tidak berapa lama kemudian, Monyet kehabisan pisang. Kancil di bawah lalu memunguti pisang-pisang yang berserakan di tanah dan segera membawanya pergi.
“Terimakasih, Nyet. Meskipun kalah kamu tidak marah. Justru memberi aku rejeki sebanyak ini,”ucap Kancil dengan senyum mengembang lebar di bibirnya. Monyet hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Rupanya permainan lempar-lemparan tadi hanyalah akal licik Kancil untuk mendapatkan pisang masak miliknya.

Posting Komentar untuk "MONYET DAN KANCIL YANG CERDIK #kancil #monyel"