Pada jaman dahulu kala, di Kalimantan Tengah, tepatnya
di tepi Sungai Kahayan, ada seorang pemburu hebat yang pandai berburu rusa,
babi dan binatang lainnya yang bisa di konsumsi. Meski demikian, tidak jarang
pula ia kembali tanpa hasil.
Pada suatu
hari seperti biasanya, Sangi berburu babi dan rusa untuk dimakan. Namun hingga
sore menjelang, binatang yang diharapkan tak ada satupun yang menampakan diri.
Sangi lalu keluar hutan dan menyusuri sungai dengan harapan ada binatang yang
sedang minum di sana.
Benar saja,
tak lama berjalan, ia melihat air sungai yang keruh dan jejak-jejak kaki babi
hutan di tempat itu. Sangi lalu mengikuti binatang tersebut hingga jauh. Namun
langkahnya terhenti ketika ia melihat ternyata babi hutan itu sekarang berada
di dalam mulut seekor ular raksasa yang bermata merah menyala. Ular itu coba
menelannya semua tetapi entah kenapa tidak pernah berhasil. Tubuh babi hutan
yang sudah mati itu kembali jatuh. Diambil kemudian jatuh lagi.
Akhirnya
ular raksasa tersebut menyadari kehadiran Sangi. Ia lalu berpaling dan menatap
Sangi lekat-lekat. “Kemarilah, Sangi! Kemarilah! Bantu aku menelan babi hutan
ini!”tiba-tiba terdengar bisikan ghaib di telinga Sangi.
Sangi ketakutan
setengah mati. Ia berusaha melarikan diri namun kakinya seperti tertanam di
tanah. Di saat yang bersamaan, ular raksasa yang gagal menelan babi hutan
mangsanya berubah menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia lalu mendekati Sangi.
“Lakukan
perintahku atau kau akan mendapatkan hukuman berat dariku! Telan babi hutan itu
mentah-mentah sekarang juga!,”paksa pemuda tampan jelmaan ular raksasa itu.
Dengan
gemetar, Sangi lalu maju dan mulai menelan babi hutan yang sudah tergeletak tak
bernyawa tersebut. Ia sekarang seolah-olah menjadi seekor ular raksasa yang
mampu menelan apapun.
“Kau
berubah menjadi ular seperti diriku karena telah melihatku sedang memangsa ular
tadi. Namun jangan khawatir, bentukmu akan sama seperti manusia biasa kembali
selama kau bisa menjaga rahasia ini. Kau juga akan menjadi manusia berumur
panjang,”jelas pemuda tampan itu lalu menghilang entah kemana.
Sejak saat
itu, Sangi hidup hingga bertahun-tahun lamanya. Memiliki beberapa anak, cucu
dan cicit yang heran dengan fisiknya yang tetap sehat meski telah berusia lebih
dari satu abad.
“Kakek
punya ilmu sakti, ya? Kok bisa berumur sangat panjang? Rahasianya apa sih, Kek?
Beritahu kami, ya, agar kami bisa sehat terus seperti Kakek?”begitu pertanyaan
anak keturunannya secara berulang-ulang kepada Sangi yang membuat hatinya luluh
juga. Sangi kemudian menceritakan awal mula kenapa dia bisa memiliki kesaktian
luar biasa dan juga umur yang sangat panjang.
Namun usai
bercerita, tubuh Sangi berubah menjadi ular. Hal itu karena dia telah melanggar
aturan yang telah ditetapkan si manusia ular yang ia temui dulu.
Setelah
berubah bentuk, Sangi lalu menceburkan diri untuk menjadi penjaga hulu Sungai
Kahayan. Iapun mengucapkan kutuk bahwa seluruh keturunannya akan punah akibat
perpecahan antar sesamanya sendiri. Ia juga melarang siapapun untuk mendulang
emas di sepanjang Sungai Kahayan karena akibatnya bisa membuat mereka mati
setelahnya.
Posting Komentar untuk "SANGI, Si Manusia Ular #manusiaular #sangi"