RAPUNZEL #rapunzel


          Pada jaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri yang sedang menantikan kelahiran anak pertamanya. Ya, si Istri memang tengah hamil muda. Sesuatu yang sudah cukup lama didambakan. Namun sayangnya, beberapa waktu kemudian, wanita muda itu jatuh sakit. Tentu saja suaminya menjadi sangat cemas karena ia bisa kehilangan istri dan calon anaknya jika penyakit tersebut tidak dapat diobati.
          Beruntung ketika tengah diselimuti kebingungan harus berobat kemana, ada seorang wanita tua tetangga mereka yang tahu obat dari penyakit istrinya itu.
          “Obatnya adalah daun bunga rampion. Bunga ini hanya tumbuh di atas bukit dekat rumah nenek penyihir jahat. Disekitar rumahnya ada banyak bunga rampion tumbuh dengan suburnya. Tapi kau harus berhati-hati jika mau mengambilnya. Jangan sampai terpergok penyihir jahat itu!”jelas tetangganya. Mendengar hal itu, tanpa pikir panjang lagi, Si Suami langsung bergegas menuju ke tempat yang dimaksud.
          Dengan mengendap-endap ia mulai mendekati rumah penyihir jahat. Ternyata cerita tetangganya memang benar. Di sekitar rumah itu tumbuh banyak bunga rampion dengan suburnya. Iapun mulai memetiki bunga rampion dan memasukkan ke dalam tas yang dibawanya. Setelah dirasa cukup, dengan hati-hati ia mengendap keluar dari kebun untuk kembali ke rumahnya. Namun sebuah suara berat dan serak tiba-tiba mengagetkan dirinya.
          “Ouh...oh...ternyata ada pencuri kurang ajar mengambil bunga rampion kesayanganku! Segera kembalikan atau aku akan merubahmu menjadi seekor keledai bodoh yang menyedihkan!”ancam suara tersebut yang ternyata adalah milik nenek penyihir jahat.
          “Ampunilah saya, Nek. Saya terpaksa melakukan ini untuk menyembuhkan istri saya yang sedang hamil. Hanya bunga rampion inilah yang dapat menyembuhkan sakit istri saya. Maafkanlah saya, Nek,”jawab Si Suami penuh ketakutan.
          “Enak saja minta maaf begitu! Tidak semudah itu anak muda. Kau bisa mengambil bungaku asal anakmu kelak jika lahir harus diserahkan padaku. Dia akan aku jadikan anak angkatku agar aku tidak kesepian terus hidup seorang diri. Bagaimana? Setuju tidak?”terang Nenek Sihir. Si Suami yang tidak punya pilihan lain akhirnya menyetujui syarat yang cukup berat tersebut. Iapun diperbolehkan pulang membawa bunga rampion untuk kesembuhan istrinya.
          Dan benar juga setelah sembuh dan melahirkan anak pertama mereka, Nenek Sihir datang menagih janji. Mereka tidak punya pilihan lain sehingga dengan sangat terpaksa menyerahkan bayi malang tersebut. Bayi itu lalu dibawa dan dipelihara oleh Nenek Sihir. Ia memberinya nama Rapunzel.
          Ditangannya Rapunzel menjadi gadis cantik yang sehat dan cerdas. Ia memiliki rambut indah keemasan yang sangat panjang. Setelah berusia 12 tahun, Nenek Sihir mengurung Rapunzel di dalam menara tinggi yang tidak memiliki pintu sama sekali. Udara bisa masuk hanya melalui jendela kecil di bagian atas samping kamar Rapunzel.
          Setiap hari, Nenek Sihir mendatangi anak angkatnya tersebut untuk membawakan makanan dan mengecek kesehatannya. Caranya juga cukup unik. Ia tidak menggunakan tangga atau alat lain untuk naik ke menara tinggi tersebut. Ia meminta Rapunzel menurunkan rambut emas panjangnya lalu dengan rambut itu ia memanjat naik dan bertemu Rapunzel.
          “Rapunzel, Rapunzel ulurkanlah rambutmu untukku!”begitu teriak Nenek Sihir setelah sampai di menara tempat tinggal Rapunzel. Beberapa waktu kemudian Rapunzel akan segera menurunkan rambut emasnya yang panjang terurai.
          Selama beberapa tahun, cara Nenek Sihir mengurung Rapunzel agar tidak melarikan diri darinya berlangsung aman dan lancar. Namun kejahatan dirinya tersebut akhirnya diketahui tanpa sengaja oleh seorang Pangeran tampan yang tengah berburu di hutan. Ia yang sedang beristirahat terheran-heran mendengar suara merdu Rapunzel yang sangat suka bersenandung untuk mengusir kejenuhan karena hidup terisolir di dalam menara. Pangeran lalu bergerak untuk mencari asal suara tersebut.
          Pada saat bersamaan, Nenek Penyihir tiba di tempat itu lalu meminta Rapunzel mengulurkan rambutnya. Hari-hari berikutnya, Pangeran selalu datang kembali ke tempat itu hanya untuk mendengar nyanyian merdu Rapunzel. Setelah berkali-kali datang, ia lalu memutuskan untuk menemui Rapunzel. Iapun menirukan cara yang dipakai Nenek Sihir ketika meminta Rapunzel menurunkah rambutnya.
          “Rapunzel, Rapunzel turunkanlah rambutmu untukku!,”teriak Pangeran. Dan karena mengira itu adalah Nenek Sihir yang datang, Rapunzel langsung menurunkan rambutnya. Pangeran lalu naik dan tentu saja Rapunzel terkejut serta ketakutan sekali melihatnya karena selama ini satu-satunya manusia yang ia kenal adalah Nenek Sihir yang sudah ia anggap sebagai Ibunya sendiri.
          “Siapa kamu? Mau apa datang kemari? Pergi kau atau aku teriak agar Ibuku datang menghukummu!”usir Rapunzel dengan marahnya. Pangeran lalu berusaha menenangkannya. Sikapnya yang sopan serta tutur bahasanya yang lembut akhirnya bisa meluluhkan hati Rapunzel. Mereka lalu berbincang akrab.
          Hari-hari berikutnya, Pangeran jadi makin sering berkunjung. Mereka berdua bahkan jatuh cinta. Pangeran lalu berniat membawa Rapunzel pergi dari penjara mengerikan tersebut. Rapunzel lalu meminta Pangeran untuk membawakannya kain yang akan dijahitnya menjadi tambang untuk turun dari menara dan ikut Pangeran menuju ke istananya.
          Sayangnya, kehadiran Pangeran ke tempat itu berhasil diketahui oleh Nenek Sihir yang segera menghukum Rapunzel dengan memotong rambut emas panjangnya. Ia lalu membuang Rapunzel ke tengah gurun tandus yang panas jauh dari tempat itu.
          Nenek Sihir lalu mengulurkan potongan rambut Rapunzel ketika Pangeran datang hendak menjemput gadis malang tersebut. Tentu saja Pangeran terkejut bukan main setelah tahu ia ditipu.
          “Ha...ha...ha...kau salah duga anak muda! Rapunzel kekasihmu sudah tidak ada lagi karena telah aku buang jauh dari sini. Kau tidak akan bisa bertemu lagi dengan Rapunzel untuk selamanya! Kau harus bertanggung jawab karena telah merusak hidup putriku!”teriak Nenek Sihir dengan penuh amarah.
          Pangeran yang kecewa lalu melarikan diri dengan cara melompat keluar dari menara tinggi tersebut. Namun sayang ketika jatuh kedua matanya tertusuk duri hingga berdarah dan buta. Pangeran lalu berjalan tak tentu arah dengan sisa-sisa tenaga yang ada.
          Perjalanannya lalu sampailah di dekat tempat pembuangan Rapunzel. Sayup-sayup ia mendengar senandung Rapunzel sambil menangis tersedu. Ia memang buta tapi suara merdu itu dapat dikenalinya dengan baik. Sambil terseok-seok ia berjalan mendekati Rapunzel. Mereka akhirnya bertemu kembali. Rapunzel begitu sedih melihat kondisi Pangeran yang lemah dan buta. Ia menangis tersedu-sedu sambil membersihkan luka di tubuh kekasihnya itu. Air matanya menetes hingga mengenai kedua mata Pangeran. Secara luar biasa, tiba-tiba mata Pangeran bisa sembuh kembali.
          Setelah matanya sembuh dan bisa melihat kembali dengan jelas, Pangeran lalu membawa Rapunzel kembali ke istana. Mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.



(Kisah ini merupakan karya Grimms Bersaudara)

Posting Komentar untuk "RAPUNZEL #rapunzel"