TIPU MUSLIHAT BANGAU #tipu #bangau



            Cuaca sangat panas ketika Bangau yang kelaparan masih kesulitan mencari mangsa. Tanah-tanah mulai retak sepanjang musim kemarau yang entah hingga kapan akan berakhir. Namun Bangau tidak pernah menyerah, ia terus berjalan dan berjalan sembari memperhatikan apakah ada makanan yang bisa disantap. Sesekali ia bisa menangkap belalang ataupun jangkrik yang langsung ditelannya untuk mengurangi rasa lapar.
            Senyum mulai merekah di wajah Bangau ketika ia mulai mencium adanya sumber air tidak jauh dari tempatnya berada sekarang. Beberapa meter di depan memang ada sebuah empang yang sudah sangat berkurang airnya. Dan di dalam empang itu ada banyak makanan yang bisa di santap Bangau. Ada ikan, belut, kepiting dan kodok yang mulai terancam hidupnya karena air empang terancam hilang jika hujan tidak segera turun beberapa hari ke depan.
            Mengetahui hal tersebut, Bangau segera menyusun rencana. Ia tidak langsung menyerang ikan ataupun binatang lain yang ada di kolam. Bangau justru berdiri mematung di tengah-tengah empang yang membuat para penghuni empang keheranan.
            “Hai, Bangau apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu diam saja?”tanya Kepiting memberanikan diri setelah seharian Bangau diam mematung seperti batu.
            “Sssst...jangan berisik karena aku sedang bertapa. Akan aku beritahu hasilnya beberapa saat lagi,”jawab Bangau sedikit terganggu dengan kehadiran Kepiting.
            Kepiting dan teman-temannya lalu menunggu dengan sabar keterangan yang akan diberikan Bangau. Setelah selesai bertapa, Bangau lalu terbang meninggalkan empang dan kembali sore harinya untuk memberitahu para penghuni empang sesuatu yang penting.
            “Aku mendapat tugas dari langit untuk membantu para penghuni empang ini dari kekeringan. Tadi berdasarkan petunjuk yang aku dapat tadi aku sudah menemukan tempat yang tepat untuk memindahkan kalian ke tempat itu yang penuh oleh air sehingga kalian bisa selamat hingga musim hujan tiba,”ucap Bangau mulai berbual. Para penghuni empang ternyata percaya dengan bualan itu.
            “Namun keputusan tetap ada di tangan kalian. Apakah akan terus bertahan disini hingga empang ini mengering dan kalian mati kepanasan ataukah ikut denganku untuk mencari kolam lain yang masih banyak airnya,” imbuh Bangau menakuti-nakuti.
            Akhirnya para penghuni empang berembug dan setuju dengan tawaran Bangau. Namun ada satu binatang yang tidak setuju yaitu Kepiting. Ia sudah curiga dengan sikap aneh Bangau sejak awal kedatangannya.
            Bangau lalu memindahkan satu persatu para penghuni empang ke tempat yang ia sebutkan tadi yang sebenarnya tidak ada. Seekor ikan gurame yang masih muda menjadi korban pertama. Bangau terbang tinggi lalu menjatuhkannya diantara bebatuan sehingga gurame malang itu mati dan disantap dengan mudah oleh Bangau. Seekor belut kecil menjadi korban berikutnya disusul seekor ikan lele muda dan katak hijau muda disantap tanpa ampun oleh Bangau. Perutnya pun semakin membuncit yang membuat kepiting curiga. Kepiting lalu menawarkan diri untuk dibawa Bangau.
            “Apa tidak ada yang lain? Para anak-anak mungkin yang harus ditolong terlebih dahulu?”tanya Bangau yang tidak suka dengan sikap Kepiting sejak awal. Kepiting seperti ragu padanya.
            “Tidak. Anak-anak banyak yang sedang tidur,”jawab Kepiting ketus. Bangau tidak bisa menolak lagi. Kepiting lalu segera naik dan berpegangan di leher Bangau. Ia tidak mau dibawa Bangau dengan paruhnya.
            Setelah siap Bangau lalu terbang membawa Kepiting setinggi mungkin. Namun ia kesulitan untuk menjatuhkannya ke bawah. Kepiting justru mencekik lehernya hingga dia kesulitan bernapas.
            “Lepaskan cekikanmu Kepiting, jika tidak aku akan mati kehabisan napas,”jerit Bangau penuh iba.
            “ Tidak akan. Kau telah memakan teman-temanku  yang lain. Aku tidak akan melepas cekikan ini. Kau harus membayar mahal kejahatanmu, penipu!”jawab Kepiting lantang.
            Akhirnya Bangau mati kehabisan napas karena dicekik dengan kencang oleh Kepiting. Kepiting lalu kembali ke empang dan menceritakan kejadian sebenarnya yang ia alami. Para penghuni sangat berterima kasih padanya. Apalagi keesokan harinya hujan yang ditunggu-tunggupun tiba. Semua berpesta merayakan anugerah tersebut.

Posting Komentar untuk "TIPU MUSLIHAT BANGAU #tipu #bangau"