Putri Sedoro Putih #putrisedoroputih #bengkulu



Dahulu di sebuah desa terpencil Propinsi Bengkulu yang dihuni suku Rejang, hiduplah tujuh orang bersaudara yang telah menjadi yatim piatu sejak si bungsu lahir. Uniknya dari tujuh bersaudara tersebut, enam diantaranya adalah laki-laki dan hanya si bungsu seorang yang perempuan bernama Putri Sedoro Putih.
            Karena menjadi anak terakhir dan satu-satunya anak perempuan, si bungsu tersebut sangat disayang oleh kakak-kakaknya. Boleh dikata segala yang ia pinta akan dipenuhi dan ia selalu dilindungi dari segala bahaya yang mengancam.
            Meski demikian besar kasih sayang para kakak, hal itu tidak membuat Putri Sedoro Putih menjadi manja dan pemalas. Ia tetap rajin membantu kakak-kakaknya bercocok tanam dan mengerjakan pekerjaan rumah dengan tekun tanpa pernah mengeluh sedikitpun. Selain rajin membersihkan dan menata rumah, masakan Putri Sedoro Putih selalu menuai pujian kakak-kakaknya karena sangat lezat.
            Namun pada suatu malam, Putri Sedoro Putih bermimpi yang sangat aneh. Dalam mimpinya tersebut ia bertemu dengan seorang kakek yang datang dengan membawa kabar cukup mengejutkan.
            “Gadis muda yang baik hati, sesungguhnya kau adalah nenek dari keenam saudaramu itu. Nah karena ajalmu sudah kian dekat, maka kau harus segera bersiap menghadapinya,”ucap sang kakek misterius tersebut.
            “Benarkah aku akan segera mati?”tanya Putri Sedoro Putih dengan penuh keheranan.
            “Ya benar sekali! Namun dari kuburmu kelak akan tumbuh sebatang pohon yang belum pernah tumbuh di negeri ini. Pohon tersebut akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat,”jawab kakek singkat lalu ia menghilang begitu saja.
            Akibatnya sejak mimpi itu terjadi, Putri Sedoro Putih menjadi gadis pendiam dan murung. Makan dan minum tidak teratur, tidurpun jadi hanya sebentar. Tubuh Putri Sedoro Putih menjadi kurus kering karenanya. Hal tersebut membuat keenam kakaknya sangat khawatir. Si sulung yang bertanggung jawab atas kehidupan adik-adiknya lalu menanyakan hal tersebut langsung pada si bungsu.
            Dengan air mata berlinang, Putri Sedoro Putih menceritakan mimpinya dulu. Meski sebenarnya ia ingin hidup lebih lama lagi, namun Putri Sedoro Putih merelakan nyawanya dengan ikhlas jika hal itu untuk kebaikan banyak orang.
            “Jika dari kuburku kelak akan tumbuh sebatang pohon yang sangat bermanfaat bagi orang banyak maka aku rela  mati untuk mereka,”ucap Sedoro Putih dengan penuh ketabahan.
            Namun si Sulung tidak mau kehilangan adik perempuan satu-satunya yang sangat ia sayangi itu, ia berusaha sekuat tenaga menguatkan hati adiknya.
            “Mimpi itu hanyalah bunga tidur. Ia tidak memiliki makna apapun selain hanya untuk menghiasi alam tidur kita. Jadi sebaiknya tidak usah dipikirkan terlalu dalam hingga kamu sakit begini. Lupakanlah, Dik. Jalanilah hidupmu seperti biasanya karena kakak-kakakmu sangat merindukan tawa riangmu yang selalu mewarnai kehidupan kita,”nasehat si Sulung yang ternyata mampu menyentuh hati Putri Sedoro Putih.
            Gadis itu kini bisa tersenyum kembali. Ia melakukan aktivitas seperti biasanya. Seolah-olah tidak pernah terjadi apapun padanya. Mimpi menyedihkan itu lama-kelamaan hilang dari ingatannya.
            Namun takdir tidak bisa dihindari. Mimpi yang ia alami sebenarnya memang sebuah isyarat bahwa umurnya tidak lama lagi segera berakhir. Putri Sedoro Putih tanpa mengalami sakit sebelumnya tiba-tiba saja meninggal dunia.
            Betapa sedih kakak-kakaknya menghadapi kenyataan tersebut. Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya mereka mengubur Putri Sedoro Putih. Beberapa hari kemudian seperti yang dikisahkan dalam mimpinya, dari kubur gadis baik itu tumbuhlah sebatang pohon yang belum pernah ada pada masa itu.
            Uniknya setiap hari banyak sekali tupai yang naik ke pohon itu dan meminum cairan yang keluar dari salah satu ranting pohon tempat bunganya tumbuh. Saudara Putri Sedoro Putih menjadi penasaran melihat kehadiran tupai-tupai tersebut. Mereka kemudian ikut naik dan mencicipi cairan tersebut yang ternyata rasanya manis.
            Kakak-kakak Putri Sedoro Putih lalu mengembangbiakan tanaman yang tumbuh diatas kuburan adiknya. Mereka lalu memanen cairan yang keluar dari tangkai bunga pohon tersebut lalu memasaknya agar tidak cepat basi.  Sekarang kita mengenal Pohon Sedoro Putih tersebut dengan nama pohon aren yang kemudian banyak dimanfaatkan menjadi gula aren oleh masyarakat banyak. Pengorbanan Putri Sedoro Putih menjadi tidak sia-sia.

Posting Komentar untuk "Putri Sedoro Putih #putrisedoroputih #bengkulu"