Dahulu kala
disebuah tempat di Jepang, hiduplah sepasang suami istri yang sudah tua. Meski
demikian mereka masih kuat berladang dan berkebun serta mengumpulkan kayu bakar
di hutan. Untuk mencuci pakaian biasanya dikerjakan oleh sang nenek di sungai
yang mengalir jernih tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
Pada suatu hari ketika tengah mencuci
baju di sungai, hanyutlah buah peach yang masih segar dan berukuran cukup
besar. Melihat hal itu, Nenek dengan sigap segera meraihnya dan membawanya
pulang untuk dimakan bersama suaminya. Dengan sabar ia menanti kepulangan
suaminya dari hutan mencari kayu bakar untuk memasak.
Petang harinya, orang yang ditunggu
datang. Nenek menyambut kedatangan sang suami dengan riang.
“Pak, syukurlah akhirnya pulang juga. Aku
sudah tidak sabar membelah buah peach yang aku temukan di sungai tadi ketika
tengah mencuci baju,”ucap Nenek riang sambil mengambil buah peach yang ia
simpan di lemari. Ia lalu mengambil pisau dan setelah Kakek selesai
bersih-bersih diri di kamar mandi. Ia segera membelah buah besar yang ranum
itu.
Namun belum sampai mata pisau
menyentuh buah peach tersebut, tiba-tiba buah itu membelah sendiri dan dari
dalam buah muncullah sesosok bayi laki-laki yang lucu dan menggemaskan dengan
tangisnya yang kencang.
Kakek dan Nenek lalu merawat anak
tersebut baik-baik dan memberinya nama Momotaro karena ia keluar dari buah
peach atau dalam bahasa Jepangnya momo.
Mereka tekun menjaga dan merawat
Momotaro seperti anaknya sendiri. Momotaro diberi makanan yang enak dan bergizi
seperti bubur ayam dan ikan. Momotaro tidak pernah menolak makanan pemberian
kedua orang tua itu. Jika diberi semangkuk maka akan ia makan habis. Begitu juga
jika diberi dua mangkuk atau lebih, ia tetap akan memakannya tak bersisa.
Mereka berdua juga mengajari Momotaro
berhitung dan membaca. Momotaro yang cerdas juga pintar menulis diusianya yang
masih muda. Iapun tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar. Ia juga sangat kuat melebihi orang dewasa
sekalipun. Ia disukai tidak hanya oleh kedua orang tua yang sudah merawatnya
tetapi juga oleh penduduk sekitar karena Momotaro sering membantu menolong
mereka tanpa meminta imbalan sedikitpun.
Pada waktu itu kebetulan banyak sekali
hantu yang berkeliaran di sekitar desa merampok dan mengambil barang-barang
berharga penduduk tanpa sisa. Tidak ada satupun yang berani melawan karena
hantu-hantu tersebut sangat kuat dan banyak jumlahnya. Setelah merampok mereka
akan membawa barang-barang curiannya tersebut ke Pulau Hantu tempat mereka
tinggal. Prihatin dengan keadaan tersebut, Momotaro bertekad untuk pergi ke
Pulau Hantu dan menaklukan hantu-hantu yang suka mengganggu manusia tersebut.
“Kakek Nenek karena aku sudah besar
dan kuat maka aku bertekad untuk membantu para penduduk yang sering di ganggu
oleh hantu-hantu jahat. Aku akan pergi ke Pulau Hantu dan menaklukan
hantu-hantu tersebut agar tidak mengganggu kita lagi. Tolong buatkan aku kue
kibi dango (kue mochi yang berisi kacang) terenak untuk bekal perjalananku
nanti,”pinta Momotaro penuh semangat.
“Kau masih kecil, Nak. Mereka bukan
lawan sepadan denganmu. Nenek takut kamu malah kalah dan dibunuh oleh
hantu-hantu jahat itu,”jawab Nenek khawatir. Ia tidak mengijinkan Momotaro
pergi.
‘’Tidak usah cemas, Nek. Aku sudah
berlatih cukup lama dan kekuatanku sekarang sudah semakin meningkat. Berapapun banyaknya
hantu-hantu jahat tersebut, aku tidak takut,”jawab Momotaro tidak mau kalah.
Akhirnya Kakek Nenek
mengijinkan kepergian Momotaro untuk menumpas hantu-hantu jahat yang suka
berkeliaran dan mengganggu penduduk. Selain kibi dango mereka juga membekali
Momotari dengan ikat kepala hachimaki, celana hakama serta pedang pendek baru
yang kuat. Momotaro lalu melangkah mantap dengan bendera di punggung
bertuliskan Momotaro, anak terkuat di Jepang.
Di tengah jalan ternyata
ada seekor anjing mengikutinya dan berteriak-teriak memanggil namanya,”Momotaro,
Momotaro kamu mau kemana?”tanya anjing itu penasaran.
“Aku akan ke Pulau Hantu
untuk menumpas hantu-hantu jahat,”jawab Momotaro sambil terus melangkah.
“Bolehkah aku ikut dan
membantumu menumpas hantu?”pinta anjing penuh harap.
Karena terus menerus
merayunya agar diperbolehkan ikut, Momotaro akhirnya mengajak anjing ikut serta
dengannya dan meminta anjing tersebut membawa bendera di punggungnya.
“Makanlah kibi dango ini
agar kekuatanmu naik seribu kali lipat dari biasanya. Kau akan menjadi kuat tak
terkalahkan,”suruh Momotaro sambil mengambil kue kibi dango dan menyerahkannya
ke anjing.
Tak lama kemudian seekor
burung gagak juga minta ikut serta dengan mereka. Seperti tadi, Momotaro setuju
dan memberikan kue kibi dango kepada burung gagak agar tubuhnya menjadi semakin
kuat. Ia juga diberikan sebuah pedang untuk berjaga-jaga.
Lalu muncul pula seekor
monyet yang ingin pula menjadi anak buah Momotaro. Ia diberi sebuah kibi dango
lezat dan memakannya dengan lahap. Momotaro memberinya sebuah tombak sebagai
senjata. Berempat, mereka naik perahu menuju ke Pulau Hantu.
Setibanya di Pulau Hantu,
anjing langsung mengetuk pintu gerbang yang besar dan hitam tempat tinggal para
hantu. Lalu keluarlah setan merah yang menyeramkan,”Siapa kamu?”tanyanya
dengan wajah marah.
“Aku Momotaro, anak
terkuat di Jepang. Aku datang untuk menghancurkan kalian,”jawab Momotaro
lantang tanpa rasa takut sama sekali. Ia dengan dibantu teman-temannya langsung
saja menyerang para hantu.
Pertarungan seru terjadi dan
membuat para hantu lari tunggang langgang karena tidak kuat menghadapi Momotaro
dan anak buahnya yang sangat kuat karena sudah memakan kue kibi dango.
Akhirnya para hantu
tersebut berhasil ditaklukkan. Hantu Hitam penguasa Pulau Hantu tertunduk lesu
dan meminta ampun agar tidak dibunuh oleh Momotaro,”Kami janji tidak akan
mengganggu manusia lagi. Kami juga akan mengembalikan semua barang-barang yang
sudah kami curi dari kalian. Tapi kami minta jangan dibunuh?”ucap Hantu Hitam
dengan kepala tertunduk menyentuh tanah. Air mata ketakutan mengalir dari
matanya yang besar.
Melihat penyesalan para
hantu itu, Momotaro akhirnya mengampuni mereka. Barang-barang yang dicuri lalu
dinaikkan ke kapal untuk dikembalikan kepada para pemiliknya.
Momotaro juga mendapat
hadiah yang sangat banyak dari Bidadari di kahyangan karena kebaikan hatinya
tersebut. Momotaro lalu hidup bahagia bersama Kakek dan Nenek selamanya.
Posting Komentar untuk "MOMOTARO (Cerita dari Jepang) #momotaro #jepang"