TIPU MUSLIHAT SI ULAR TUA YANG GAGAL #tipumuslihat #ulartua



Seekor ular tua yang malang telah kehilangan separuh kekuatannya karena faktor umur yang tak dapat ditolak. Ia tidak segesit dulu lagi. Otot-ototnya tak sekuat ketika muda dulu. Ia harus kuat menahan lapar apabila seharian tak mendapatkan mangsa. Ia hanya bisa menangis perih melihat penderitaannya di hari tua.
          Apalagi anak-anaknya telah pergi entah kemana. Tidak ada yang mau mengurusnya. Masing-masing ular harus bertanggung jawab pada nasibnya sendiri. Bisa bertahan hidup menghadapi kerasnya alam maupun serangan para pemangsa saja sudah bersyukur apalagi harus menghadapi hidup orang lain bahkan seandainya mereka saudaranya sendiri.
          Namun ular tua itu tidak mau berdiam diri saja menerima nasibnya tersebut. Bagaimanapun ia harus berusaha sekuat tenaga agar bisa mendapatkan mangsa untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Ular tua harus memutar otak hingga berkeringat karena ia sudah tidak mampu berburu seperti ketika masih muda dulu.
          Ia akhirnya menemukan cara untuk mendapatkan mangsa dengan mudah. Setelah mengatur strategi sedemikian rupa, iapun segera pergi ke Kerajaan Kodok yang ada ditepi telaga di tengah hutan.
          Ular tua itu hanya berbaring tak bergerak sambil memejamkan matanya hingga menarik perhatian para prajurit kodok yang segera melaporkan hal tersebut kepada panglimanya. Panglima Kodok lalu masuk ke dalam istana untuk menemui raja.
          Raja Kodok dan Permaisuri lalu datang untuk membuktikan ucapan panglimanya tersebut. Dan ternyata ucapan mereka benar. Tidak jauh dari gerbang istana nampak tergeletak seekor ular tua yang diam saja seolah tengah tertidur lelap.
          “Coba kau bangunkan ular itu. Aku ingin tahu apa maksudnya datang kemari?”perintah Raja penasaran namun terlihat khawatir.
          Panglima lalu menggoyang-goyang tubuh ular tua agar terbangun sehingga bisa ditanyai. Ular tua lalu memicingkan matanya dan menyaksikan puluhan ekor kodok telah mengelilinginya dengan tatapan mata penuh curiga.
          “Apa yang sedang kamu lakukan di sini? Kau ingin memangsa kami semua? Jika ya, pergilah sebelum prajuritku ini menyerangmu!”tanya Raja lantang membuat ular tua menelan ludahnya. Ia tampak ketakutan. Meskipun lebih besar tubuhnya namun ia kalah jumlah. Apalagi tidak lama kemudian muncullah beberapa ekor katak berukuran raksasa dengan berat hampir mencapai tiga kilogram.
          “Lihatlah aku sampai meminta bantuan katak banteng untuk menjaga keamanan kami,”imbuh Raja tanpa rasa takut.
          “Maafkan saya, Raja, karena telah mengganggu ketentraman kalian. Tapi sesungguhnya aku datang kemari karena ingin memenuhi janjiku jika nanti umurku sudah mencapai dua puluh tahun maka aku ingin menggendong para kodok sebagai ucapan  permintaan maafku yang sering memangsa kalian,”jawab ular tua itu. Ia tetap diam tak bergerak.
          “Jadi kamu tidak mau pergi dari tempat ini?”tanya panglima kodok sekali lagi.
          “Tidak. Saya punya niat yang baik untuk menyenangkan kalian,”jawab ular tua setenang mungkin agar tidak ketahuan niat jahatnya.
          Melihat sikap ular tua yang baik itu, akhirnya Raja Kodok dan Permaisurinya luluh. Mereka naik ke punggung ular tua dan dibawa berkeliling hutan dengan ditemani Panglima Kodok yang mengawal di belakang.
          Di tengah perjalanan, ular tua berhenti. Nafasnya tersengal dan keringat bercucuran di sekujur tubuhnya,”Aku haus dan kelaparan, Raja. Bisakah kau mencarikan aku seekor kodok untuk aku makan? Jika tidak maka aku tidak bisa membawamu berkeliling hingga selesai,”pintanya penuh harap.
          Raja Kodok dan Permaisuri turun dari punggung ular tua untuk berembuk sebentar,”Baiklah jika itu pintamu. Sekarang bawa kami ke tengah kolam kecil dekat air terjun. Nanti akan kami sediakan banyak makanan untukmu,”jawab Raja sambil tersenyum.
          Ular tua lalu membawa Raja dan Permaisuri Kodok ke tempat yang dimaksud.
“Sekarang kau gigit jariku ini hingga berdarah dan tunggulah sebentar sampai makananmu berdatangan,” suruh Raja pada ular tua. Setelah digigit, darah keluar dari ujung jari Raja Kodok dan jatuh ke dalam kolam. Raja Kodok dan istrinya lalu berenang ke tepian untuk menyaksikan dari kejauhan apa yang akan terjadi selanjutnya. Sedangkan ular tua menunggu dengan tidak sabar kodok-kodok makanannya berdatangan.
          Namun ternyata yang datang adalah puluhan bahkan ratusan ikan piranha yang mencium darah jari Raja Kodok yang digigit ular tua. Ikan-ikan itu lalu memangsa ular tua beramai-ramai hingga tak bersisa.
          “Dia pikir bisa menipu kita dengan mudah. Sekarang rasakan balasannya,” ucap Raja Kodok tersenyum penuh kemenangan karena telah berhasil menyelamatkan rakyatnya dari ancaman berbahaya ular tua yang hendak memangsa mereka.

Posting Komentar untuk "TIPU MUSLIHAT SI ULAR TUA YANG GAGAL #tipumuslihat #ulartua"