Akibat Melanggar Pesan Orang Tua (Cerita dari Tobelo) #durhaka #tobelo



Beratus tahun yang lalu di daerah Tobelo, Maluku Utara, tinggallah sebuah keluarga nelayan sederhana di rumah berdinding rumbia.
            Mereka memiliki dua orang anak bernama O Bia Moloku yang cantik jelita seperti ibunya, sedangkan satunya lagi seorang anak tampan bernama O Bia Mokara yang gagah seperti sang ayah.
            Pada suatu hari, ayah mereka pergi melaut dengan meninggalkan makanan dan telur ikan pepayana di rumah. Di laut ia akan mencoba mencari ikan untuk menghidupi keluarganya dengan berjuang mempertaruhkan nyawa.
            Sementara itu, ibunya seperti biasa pergi ke ladang. Ia akan merawat tanaman dan juga memanen sayuran untuk dijual ke pasar atau dimasak sendiri di rumah.
            “Wahai anak-anakku yang manis, selama ibu pergi jangan kalian makan telur ikan pepayana yang ditinggalkan ayah kalian ini karena jika sampai itu kalian lakukan, sesuatu yang buruk akan menimpa keluarga kita. Kalian ingat itu baik-baik!”pesan ibunya dengan sungguh-sungguh, namun kedua anaknya tetap sibuk bermain dan kurang memperhatikan ucapan ibunya itu.
            Beberapa jam setelah kepergian ibunya, si bungsu, O Bia Mokara merasa lapar. Iapun meminta makanan dan telur ikan yang ditinggalkan ayahnya. Namun O Bia Moloku tidak mengijinkan karena ingat pesan ibunya tadi. Akibatnya sang adik menangis dengan kencang. Lama kelamaan semakin keras tangisannya sehingga membuat O Bia  Moloku tidak tega melihatnya.
            “Sudah-sudah berhentilah menangis, adikku. Malu dilihat orang kalo terus begitu. Ini silahkan kau nikmati makanan dan telur ikan ini agar perutmu menjadi kenyang,”ucap O Bia Moloku dengan penuh sayang. Ia tidak menyadari keputusannya itu akan berakibat buruk kelak di kemudian hari karena itu menandakan ketidak patuhannya pada perintah sang ibu. O Bia Mokara segera makan dengan lahapnya. Sisa telur ikan terlihat melekat di giginya yang putih bersih.
            Ibunya lalu pulang dengan membawa ubi dan sayuran dari ladang. Setelah membersihkan diri, ia menggendong dan menyusui si bungsu, O Bia Mokara. Sementara kakaknya sibuk di dapur memasak ubi dan sayuran yang baru saja dipetik ibunya.
            Ketika tengah asyik menggendong dan menyanyikan lagu-lagu untuk anak tercintanya itu, sang ibu terkejut menyaksikan sisa telur ikan di gigi O Bia Mokara yang tertawa-tawa senang mendengar nyanyian sang ibu. Iapun segera memanggil O Bia Moloku untuk menanyakan hal itu.
            “Apa benar O Bia Mokara telah memakan telur ikan yang ditinggalkan ayah?”tanya ibu dengan suara bergetar menahan amarah. O Bia Moloku yang ketakutan hanya mengangguk pelan. Ia tertunduk lesu tak berani menatap wajah ibunya.
            Sang ibu lalu menyerahkan si bungsu kepada O Bia Moloku. Dengan cepat ia segera meninggalkan rumah menyusuri tepi pantai. O Bia Moloku mengejar ibunya sambil menggendong sang adik yang terus menangis dengan keras.
            “Ibu, berhentilah sebentar karena O Bia Mokara menangis terus, Ibu! Bagaimana ini? Aku tidak bisa menenangkannya,” ucap O Bia Moloku sedih sekali. Air mata mulai menetes di pipinya dengan deras.
            “Berhentilah mengikuti Ibu, ambillah daun katang-katang lalu peras hingga keluar air susunya. Berikan pada adikmu agar dia tenang kembali!”jawab ibunya pilu.
            Setelah perintah itu dilaksanakan dan O Bia Mokara tidak menangis lagi, sang ibu lalu terjun ke tengah laut. Ia menyelam ke tengah samudera luas. Tak berapa lama kemudian ada sebuah batu yang terapung-apung di permukaan. 
            “Hai, batu terbukalah agar aku masuk ke dalam!” perintahnya lantang.
            Batu itu terbuka sehingga sang ibu langsung masuk ke dalamnya.  Batu itu kemudian menutup tanpa meninggalkan bekas apapun. Sang ibu lenyap bersama batu ajaib itu untuk selama-lamanya meninggalkan kedua anaknya yang tidak mau mematuhi pesannya.

Posting Komentar untuk "Akibat Melanggar Pesan Orang Tua (Cerita dari Tobelo) #durhaka #tobelo"