Nasredin yang
sedang bekerja pada seorang lelaki kaya, pada suatu hari dipanggil oleh tuannya
itu,”Nasredin, masuklah kemari!.”
Nasredin masuk ke dalam kamar tuannya
itu lalu duduk di kursi. Tuannya lalu kembali buka suara,”Kamu sesungguhnya
adalah pria yang baik. Pegawaiku yang setia dan taat padaku. Tapi sayangnya
kamu begitu lambat dalam mengerjakan setiap tugas yang kuberikan padamu. Kamu
tidak pernah menyelesaikan sesuatu dalam sekali tindakan. Sebagai contoh, jika
aku memintamu membeli tiga kilogram gula, maka kamu akan segera ke toko lalu
kembali lagi hanya dengan satu kilogram gula. Kemudian kamu akan kembali ke
toko tersebut dan membeli satu kilogram lainnya. Begitu seterusnya sehingga
pekerjaan itu terasa sangat lama selesainya.”jelas tuannya panjang lebar.
“Maafkan saya, tuan. Saya memang orang
yang bodoh. Saya janji tidak akan melakukannya lagi jika mendapat pekerjaan
serupa. Saya akan mengerjakan semuanya dalam sekali tindakan,”jawab Nasredin
lirih dan sedih karena ternyata ia telah mengecewakan tuannya.
Beberapa hari kemudian, tuannya itu
jatuh sakit. Nasredin diminta bantuannya untuk mencarikan dokter untuk
menyembuhkan tuannya itu. Maka dengan penuh tanggung jawab, Nasredin segera
mengerjakan tugas tersebut.
Ketika Nasredin kembali, tuannya
begitu terkejut karena ternyata Nasredin tidak hanya membawa seorang dokter
tapi ia bersama beberapa orang lainnya. Semua orang tersebut dibawa masuk ke
dalam kamar tuannya sehingga ruangan menjadi ramai.
“Sesuai perintah, Tuan. Saya telah
berhasil mendapatkan mereka semua untuk menyembuhkan sakit anda, Tuan!” lapor
Nasredin bersemangat.
“Mereka? Mereka siapa maksudmu?
Bukannya aku hanya minta dicarikan seorang dokter? Tapi kenapa ada banyak orang
yang kau bawa?”tanya tuannya keheranan.
Nasredin lalu menjelaskan,”Maafkan
saya, tuan. Seorang dokter kan biasanya memberikan kita sebuah resep untuk
dibeli. Nah, karena itulah saya bawakan seorang ahli obat untuk menyiapkan obat
yang ditulis oleh dokter untuk tuan. Dan tentu saja ahli obat ini akan membuat
obat dari akar maupun bagian tanaman lainnya yang bisa didapatkan dari penjual
bahan-bahan tersebut yang sudah saya bawa sekalian kesini. Saya juga telah
membawa penjual arang karena kita akan merebus obat tersebut menggunakan arang
sebagai bahan bakar. “
“Lalu siapa orang yang terakhir yang
belum kau sebut itu?”tanya tuannya penasaran. Ia tidak mengerti kenapa orang
tersebut tidak segera diperkenalkan padanya.
“Oh, itu, tuan. Ehm…karena ada
kemungkinan dokter tidak bisa mengobati penyakit anda, maka anda bisa saja
meninggal sehingga sekalian saja saya siapkan seorang penggali kubur untuk
mengurus jasad anda. Tuan, seperti pesan tuan beberapa waktu lalu, aku bukan
lagi seorang pekerja yang lambat karena dalam satu tindakan aku telah
menyelesaikan beberapa pekerjaan. Ibaratnya sekali dayung, dua tiga pulau
terlampaui. Bukan begitu tuan?”ucap Nasredin bangga. Sementara majikannya
hanya bisa tersenyum kecut menyaksikan tingkah laku Nasredin yang lucu tapi
menjengkelkan itu.
Posting Komentar untuk "Sekali Dayung Dua Tiga Pulau Terlampaui #sekalidayung #ceritalucu"