Gadis Kecil Penjual Korek Api ( (Hans Christian Anderson/Denmark) #penjualkorekapi



Malam Natal begitu syahdu dan orang-orang berjalan di tengah kota dengan wajah berseri-seri. Namun ada sebuah pemandangan memilukan hati ketika seorang gadis kecil dengan baju lusuh penuh tambalan berkeliling menjajakan korek api dagangannya.
"Ibu, belilah korek api ini! Untuk menyalakan perapian, Bu!" Ucap anak itu menawarkan dagangannya pada seorang ibu yang baru saja berbelanja dengan anak perempuannya.
"Maaf, Nak, saya tidak butuh korek api karena di rumah sudah banyak." Jawab Ibu itu sambil berlalu meninggalkan si gadis kecil yang malang.
Malam itu begitu ramai, namun tak seorang pun yang membeli korek api dagangannya.
Meski demikian ia tidak mungkin pulang ke rumah dengan tangan hampa karena Ayah pasti akan menghukumnya dengan keras. Akhirnya ia kembali melanjutkan perjuangannya. Ia lalu menyeberangi jalan dengan sisa tenaga yang masih ada.

Prak! Prak! Prak! Tiba-tiba sebuah kereta kuda berlari dengan kencangnya dan hampir saja menabraknya. Gadis itu melompat mundur untuk menghindari terjangan kereta kuda.

Ia senang bisa selamat meski harus kehilangan sepatunya sebelah yang terlempar entah kemana.  Sementara sepatu satunya dipungut oleh seorang anak gelandangan lalu melarikan diri.
Iapun kini hanya bertelanjang kaki di cuaca dingin yang menggigit. Korek apinya ikut menjadi korban. Berserakan di tanah. Basah dan banyak yang tidak bisa digunakan lagi.

Karena merasa pulang ke rumah tidak mungkin lagi, ia akhirnya membawa korek api yang tersisa. Langkahnya gontai menyusuri jalan yang kian larut. Di sebuah rumah yang dipenuhi taburan cahaya penerangan, ia berhenti. Dari jendela kaca ia dapat menyaksikan kebahagiaan luar biasa para penghuninya. Mereka tertawa riang, bercanda sambil menikmati hidangan.

Tak terasa air mata menetes membasahi pipinya yang tirus. Iapun teringat masa lalu saat ibunya masih hidup, ia juga merayakan natal yang sama seperti mereka. Dari jendela terlihat kerlap-kerlip pohon natal serta anak-anak yang bersorak menerima bermacam hadiah.

Malampun kian larut. Rumah-rumah mulai memadamkan penerangannya. Sementara salju yang dingin terus turun menyapa bumi. Sambil menggigil kedinginan, si gadis malang mencoba bertahan dengan perut  kelaparan dan tubuh yang tak sanggup lagi digerakan.

Ia coba menghangatkan tangannya dengan hembusan nafasnya tetapi sedikit pun tak terasa hangatnya. "Mungkin korek api ini bisa membantuku..."gumamnya lirih seraya menyalakan sebatang korek api dengan menggoreskannya ke dinding.

Nyala apipun muncul bersamaan dengan tungku pemanas dihadapannya. "Wah, hangatnya." Gadis itu mengangkat tangannya ke arah tungku itu. Tapi hanya sebentar karena ketika api itu padam tungku pemanaspun ikut menghilang.

Ia lalu menyalakan batang korek api yang kedua. Kali ini dari dalam nyala api muncul aneka macam hidangan yang lezat. "Ehm! Kelihatannya enak sekali." Namun sayang, ketika ia hendak mencicipinya, apinya padam dan hidangan itupun menghilang.
Gadis itu lalu segera mengambil korek api lainnya dan menyalakannya lagi. Cresss! Ia kini sudah berada di bawah sebuah pohon natal yang besar yang lebih indah daripada pohon natal yang ada di rumah tadi. Lilin-lilin yang bersinar menambah keindahannya.

Iapun tanpa sadar menjulurkan tangannya. Namun lagi-lagi  korek api bergoyang tertiup angin dan nyalanyapun padam. Cahaya lilin itu naik ke langit dan semakin redup kemudian berubah menjadi taburan bintang di langit yang sangat banyak.

Menyaksikan hal itu, ia jadi teringat dengan Neneknya dulu. Nenek begitu baik dan sayang padanya. Ia lalu menyalakan korek api untuk kesekian kalinya. "Nenek!" seru  gadis itu  ketika tiba-tiba saja nenek yang dirindukan telah berada dihadapannya. Ia lalu melompat ke dalam pelukan Nenek dan bercerita banyak hal padanya.

“Nenek jangan pergi lagi, ya? Aku jadi kesepian,”pintanya penuh harap. Namun nyala korek api kembali padam. Sang nenek dihadapannya pun ikut menghilang.  

Si gadis itu segera mengumpulkan korek api yang tersisa dan menyalakan semuanya. Gulungan korek api kini menyala lebih terang. Nenek yang ia rindukan kembali muncul dihadapannya. Tak ingin berpisah lagi, ia memeluk nenek itu dengan lebih erat.

“Kamu ikut aku, ya, cu. Kita ke langit yang indah bertemu dengan ibumu yang telah menyiapkan makanan yang lezat untukmu,”ucap nenek dengan lembut kepada gadis itu. Gadis itupun tertawa senang. Ia bahagia sekali membayangkan akan bertemu dengan orang-orang yang dicintainya.

Dan ketika pagi tiba. Orang-orang menemukan gadis kecil penjual korek api tertelungkup di dalam salju. Mereka menangis haru penuh penyesalan karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong nyawanya. Begitu juga dengan Ibu yang menolak membeli korek api padanya semalam.

Mereka lalu menguburnya dan berdoa kepada Tuhan agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

Posting Komentar untuk "Gadis Kecil Penjual Korek Api ( (Hans Christian Anderson/Denmark) #penjualkorekapi"