Dahulu
kala, pada masa Hongpung, di Tohwadong, Hwangju, Korea, tinggallah seorang
lelaki buta bernama Shim Hakkyu. Namun meski telah lama berumah tangga, ia dan
istrinya, Kwakssi belum juga dikaruniai anak. Meskipun begitu mereka tidak
patah semangat dan terus berdoa hingga akhirnya sang istri melahirkan seorang
bayi perempuan berparas cantik yang mereka beri nama Shimchong.
Sayangnya kebahagiaan itu
hanya berlangsung sekejab karena usai melahirkan, Kwakssi meninggal dunia.
Sejak saat itu, Shim harus berjuang sendiri untuk membesarkan putrinya.
Penderitaan hidup mereka jalani dengan penuh ketabahan.Untuk bertahan hidup,
Shim mengandalkan sedekah dari orang-orang dengan ditemani Shimchong. Gadis
yang penurut itupun tumbuh menjadi sosok menawan yang cantik rupawan.
Pada suatu hari, Shim
keluar untuk mengemis seorang diri. Karena tidak ada yang membantunya, ia
tersandung lalu masuk ke dalam saluran irigasi yang dalam. Ia terjerembab ke
dalam air dan mencoba naik ke atas sambil berkeluh kesah tiada henti. Tak lama
kemudian ia mendengar suara seseorang bicara kepadanya dari atas.
“Hai Pak Tua. Aku telah
mendengar semua keluhan tentang kebutaanmu. Untuk itu aku bersedia membantumu
jika kau memberiku 300 gantang beras ke
kuil milikku sebagai persembahan untuk sang Budha. Aku akan berdoa agar kau
bisa melihat,”ucap suara itu dengan jelas. Shim mengangguki tawaran itu.
Setelahnya, sebuah tangan
yang halus namun kuat menariknya keluar dari saluran irigasi. Shim sangat
berterimakasih pada orang yang menolongnya itu. Untuk sejenak ia dapat melupakan
kejadian mengerikan yang baru saja terjadi.
“Terima kasih atas
pertolongan Anda, Biksu. Sebagai bukti rasa terimakasih saya, saya akan
memberimu 300 gantang beras seperti yang Anda minta!”
Shim lalu pulang ke rumah.
Setelah lelahnya berkurang dan ia dapat berpikir secara jernih, ia baru
menyadari betapa berat permintaan biksu yang menolongnya tadi. Jangankan 300
gantang, 3 mangkuk beraspun ia tidak punya. Ia lalu menceritakan hal tersebut
kepada putrinya, Shimchong.
“Apa yang harus kulakukan,
Nak? Bagaimanapun aku harus membalas kebaikan biksu yang menolongku tadi,
bukan? Budha tentu akan marah jika aku ingkar janji,”ucap Shim sedih. Shimchong
bukannya tidak peduli dengan nasib ayahnya, namun ia juga kebingungan untuk
memecahkan masalah tersebut.
Malam harinya iapun
terbaring lunglai di atas kasur tipisnya dan tak bisa tidur karena memikirkan
hal itu. Ia terus merenung hingga akhirnya tertidur. Dalam mimpinya, sang ibu
muncul dan memberitahu cara untuk mendapatkan beras bagi ayahnya.
“Pergilah ke pelabuhan.
Di sana ada seorang saudagar yang tengah mencari seorang gadis muda. Temuilah
saudagar itu maka ia akan menyediakanmu 300 gantang beras untuk ayahmu,“jelas
ibunya.
Demi ayahnya, Shimchong
menuruti saja saran dari ibunya tersebut. Ia tidak menanyakan mengapa saudagar
itu mencari seorang gadis muda. Ia tidak tahu
jika gadis muda itu akan dipersembahkan kepada Raja Naga dari Laut Timur
yang sering mengirimkan cuaca buruk
serta badai untuk menenggelamkan kapal dagang yang menuju China.
Untuk menenangkan Raja
Naga tersebut, saudagar perlu mengorbankan seorang gadis cantik. Sayangnya
sangat sulit mencari gadis yang dimaksud hingga akhirnya Shimchong muncul dan
menawarkan dirinya dengan imbalan 300 gantang beras. Saudagar pun sangat senang
melihatnya. Apalagi 300 gantang beras
yang diminta bukanlah masalah besar baginya.
Ia lalu mengirimkan beras itu ke kuil dan doa permohonan kepada Budhapun
dipanjatkan oleh sang biksu. Namun sang pria tua tidak juga mendapatkan
penglihatannya. Biksu mencoba menenangkan Shim agar bersabar. Shim yang merana,
kini tidak hanya tua dan buta, tetapi ia juga telah kehilangan putri
satu-satunya yang sangat ia cintai.
Sementara itu, Shimchong
yang malang, tangan dan kakinya diikat oleh saudagar untuk dibuang ke tengah laut
agar cuaca buruk berhenti. Awalnya
perjalanan berjalan tenang dan lancar namun lama kelamaan langit berubah gelap
dan angin bertiup sangat kencang. Ombak besar datang menghantam kapal dengan
kerasnya.
Rupanya Raja Naga mulai
mengamuk hendak menenggelamkan kapal itu. Segera setelahnya, Shimchong yang
sudah berada ditepi geladak dengan suka rela menerjunkan dirinya ke laut dalam.
Awak kapal yang baru mengenalnya ikut merasa kehilangan gadis cantik tersebut
dan berdoa untuk kebaikan dirinya.
Shimchong yang jatuh ke
laut diselamatkan oleh prajurit Raja Naga yang segera melepas ikatannya dan
membawanya ke istana. Shimchong heran sekali karena ia bisa bernapas seperti
biasa dan berjalan seperti berada di daratan. Ia semakin bahagia ketika diberitahu
bahwa roh dari ibunya juga tinggal di sana. Untuk beberapa waktu lamanya ia
tinggal di istana tersebut dan mendapat perlakuan yang baik dari semua orang.
Akan tetapi setelah
beberapa waktu ia sangat merindukan rumahnya di daratan. Ia rindu pada ayahnya.
Apakah ayah baik-baik saja atau bagaimana? Hal itu membuatnya cemas. Sikap sedihnya
menimbulkan keibaan Raja Naga yang kemudian memanggilnya.
“Aku tidak tega melihatmu
sering menangis, Shimchong. Ketaatan dan pengabdianmu pada orang tua sangatlah
besar. Cintamu kepada ayahmu yang miskin begitu menyentuh hatiku. Oleh
karenanya aku akan mengirimmu kembali ke dunia daratan sebagai hadiah atas
semua pengorbananmu tersebut,”ucap Raja Naga.
Raja Naga lalu mengubah
Shimchong menjadi bunga lotus atau disebut
juga bunga seroja. Bunga lotus itupun tumbuh besar lalu mekar dengan indahnya
sehingga menjadi perbincangan warga sepanjang pesisir pantai. Nelayan setempat yang
terpesona akan keindahannya memutuskan untuk menghadiahkan bunga itu kepada
raja mereka. Apalagi Raja belum lama menduda setelah ditinggal sang permaisuri
untuk selama-lamanya. Ia berharap bunga yang indah itu akan mampu menghibur
hati sang raja.
Saat raja melihat bunga
tersebut, matanya memancarkan rasa ingin tahu. Ia lalu menempatkannya di ruangan khusus agar ia bisa berdiam diri
berjam-jam lamanya sambil mengagumi
keindahan bunga itu. Setiap malam Shimchong akan muncul dari bunga itu lalu
pada pagi harinya ia akan masuk lagi ke dalam. Waktu dan musim berlalu, ternyata
kecintaan raja terhadap bunga itu tidak berkurang.
Hingga pada suatu malam,
saat bulan bersinar dengan terang, ia menyempatkan diri berkeliling istana untuk menghilangkan
perasaannya yang tengah gelisah. Hingga sampailah ia pada kamar dimana bunga
lotus berada. Raja masuk ke dalam untuk melihat bunga kesayangannya itu. Namun sungguh
diluar dugaan ternyata yang ia lihat adalah seorang wanita cantik yang sangat
mempesona.
“Siapakah kamu?” tanyanya
penasaran.
“Nama saya Shimchong. Selama
ini saya hidup di dalam bunga lotus ini,”jawab
Shimchong sedikit takut karena rahasianya telah terbongkar. Ia lalu
menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya hingga berubah menjadi bunga
lotus. Raja yang iba lalu menikahi Shimchong dan melakukan segala cara agar
permaisuri barunya itu bahagia.
Namun ketika mereka akan
mengadakan pesta pernikahan besar-besaran, ia meminta raja untuk mengundang
secara khusus seluruh pengemis yang ada di kerajaan untuk datang ke istana.
Shimchong berharap dengan cara itu ia bisa bertemu kembali dengan ayahnya.
Namun hingga pesta akan berakhir dan
pintu gerbang akan segera ditutup, orang yang ditunggu tidak juga muncul.
Shimchong tidak mampu menahan kesedihan hatinya. Iapun mulai menangis dan
membuat raja kebingungan untuk menghiburnya.
Di tengah suasana
menyedihkan tersebut, sebuah keributan terjadi di luar istana. Para pengawal meminta
seorang pengemis buta yang baru saja
datang untuk pulang karena acara sudah selesai. Shimchong lalu keluar untuk
melihat apa yang sedang terjadi. Disana ia bertemu dengan seorang pengemis
kotor dengan baju compang camping yang lusuh.
“Ayah!” teriak Shimchong
setelah tahu itu adalah ayahnya. Mereka lalu saling berpelukan haru karena
sekian lama tidak bertemu. Shim si pria tua yang sangat ia rindukan itu mencoba
membuka matanya lebar-lebar, seakan lupa dengan kebutaannya. Sebuah keajaiban
terjadi ketika penglihatannya tiba-tiba berubah menjadi terang dan jelas. Kini
ia bisa menyaksikan putrinya yang cantik
jelita berdiri dihadapannya.
Posting Komentar untuk "Shimchong, Gadis Yang Sangat Berbakti Pada Orang Tua (Cerita Dari Korea) #shimchong #berbakti"