Sebenarnya ikan hiu Sura
tidak ingin bertengkar dengan musuhnya si Buaya rakus yang senang bermain di
lepas pantai wilayah kekuasaannya tempat ia mencari mangsa. Namun entah kenapa
beberapa kali ketika ia tengah memburu mangsanya, di saat itu pula muncul Buaya
dengan niat yang sama. Akhirnya mangsa yang diincarpun lepas karena mereka
justru saling bertengkar memperebutkan buruannya tersebut.
Keduanya akhirnya
bertarung sengit. Saling serang, saling gigit dan dorong hingga sama-sama lelah
dan terluka. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Keduanya justru
sama-sama rugi karena akhirnya tidak makan pada hari itu.
“Jika terus begini, kita
berdua bisa mati lebih cepat dari seharusnya. Ini tidak boleh diteruskan!”seru
Sura dengan napas terengah-engah.
“Ya, aku setuju denganmu.
Aku sebenarnya juga sudah bosan bertengkar. Lihatlah sekarang, tenagaku sudah
habis untuk mencari mangsa. Padahal seharian ini aku belum makan. Belum lagi
luka-luka di tubuh ini tidak akan bisa sembuh dengan cepat,”timpal Buaya
menyesali kejadian yang baru saja dialami.
Keduanya kemudian membuat
kesepakatan tentang wilayah mana saja yang boleh dimasuki untuk berburu mangsa.
“Aku berburu di laut
saja, sementara kamu di darat. Tempat pasang air laut adalah batasnya. Jadi
mulai hari ini kau tidak boleh lagi berkeliaran di tepi pantai seperti
biasanya, begitu juga sebaliknya. Setuju?”jelas Sura meminta persetujuan
Buaya. Buaya ternyata menyetujui perjanjian tersebut. Maka sejak saat itu
pertengkaran hebat keduanya tidak terlihat lagi.
Namun pada suatu hari,
entah apa yang ada di dalam pikiran ikan hiu, ia berburu melewati batas yang
telah ditentukan. Ia memasuki sungai daratan yang menjadi kekuasaan Buaya.
Di sana ia ternyata berhasil mendapatkan banyak ikan buruan. Tidak hanya itu ia
juga sempat menerkam kambing, burung dan beberapa hewan darat lainnya yang
tengah minum di tepi sungai.
Hal tersebut terjadi
berulang kali tanpa sepengetahuan Buaya. Namun sepandai-pandainya tupai
melompat akhirnya pasti akan jatuh juga. Buaya tahu akal liciknya tersebut.
Iapun langsung menghadang jalannya ikan hiu Sura ketika akan memasuki wilayah
sungai miliknya.
“Hei, apa yang kamu
lakukan, Sura? Bukankah kita sudah sepakat untuk berburu di wilayahnya
masing-masing? Tapi kenapa kamu berani berburu di tempatku?” tegur Buaya marah
melihat kelakuan Sura.
“Wilayahmu? Enak saja,
ini kan di lingkungan air juga sama dengan laut. Jadi ini masih termasuk
wilayah kekuasaanku. Aku berhak untuk berburu di sini!”jawab Sura ngotot.
Amarah Buaya meluap yang
diikuti dengan serangan ke arah ikan hiu yang keras hati itu. Maka pertarungan
yang telah berhenti cukup lama itu kembali muncul dengan sengitnya. Sebentar
saja air sungai berubah merah akibat darah yang keluar dari luka keduanya.
Buaya berhasil menggigit
ekor ikan hiu Sura dan mengusirnya kembali ke lautan. Penduduk yang melihat
pertarungan itu kemudian memberi nama tempat tersebut dengan Surabaya. Kedua
hewan itupun menjadi lambang kotamadya Surabaya.
Keterangan
: Legenda lain menyebutkan bahwa sebenarnya nama Surabaya berasal dari kata Sura
yang berarti “selamat”dan Baya yang
berarti “Bahaya”. Nama tersebut untuk memperingati kemenangan Raden Wijaya di
pelabuhan Ujung Galuh atas tentara Tar-Tar yang kemudian menjadi hari jadi kota
Surabaya. Jadi Surabaya memiliki arti selamat dari serangan tentara Tar-Tar
dari Tiongkok.
Posting Komentar untuk "Asal Usul Nama Kota Surabaya #surabaya"