Pada jaman dahulu
kala, masyarakat di Desa Sepang, Kalimantan Tengah, hidup dalam kemiskinan. Di
tengah-tengah mereka hiduplah seorang janda yang memiliki satu-satunya anak
bernama Tumbai. Ia sangat terkenal di desanya karena kecantikan dan kebaikan
hatinya. Banyak pemuda yang jatuh cinta dan berharap bisa meminang dirinya.
Saking banyaknya
lamaran yang datang, membuat Tumbai menjadi kebingungan untuk memutuskan
pilihan. Ia lalu berdoa kepada Tuhan agar diberi petunjuk. Setelah sabar menunggu
akhirnya Tumbai mendapat jawaban. Dalam mimpinya ia bertemu seorang laki-laki
tua yang memintanya untuk menikah dengan orang yang bisa merubah sungai di
dekat rumahnya menjadi air asin. Setelah bangun ia lalu menceritakan mimpinya
itu kepada ibunya.
“Kalau demikian,
Ibu akan segera mengumumkan persyaratan ini ke masyarakat agar orang yang hendak
melamarmu bisa memahami dan mau berusaha memenuhinya,”ucap sang ibu menanggapi
mimpi Tumbai.
Mendengar hal itu,
warga memberikan berbagai macam tanggapan. Ada yang setuju namun banyak pula
yang tidak karena permintaan Tumbai yang sungguh tidak masuk akal. Namun ibu
Tumbai tetap berkeras membela keputusan anaknya. Ia juga berkilah dengan
menceritakan mimpi yang dialami anaknya. Masyarakatpun akhirnya mengerti.
Beberapa
hari kemudian, banyak laki-laki baik tua maupun muda yang berbondong-bondong
datang untuk mencoba peruntungannya. Namun hampir semuanya gagal merubah sungai
yang tawar itu menjadi asin.
“Rasanya
mustahil kita bisa merubah sungai tawar ini menjadi seperti air laut. Aku yakin
tidak akan ada satupun yang mampu melakukannya!”keluh seorang pemuda yang baru
saja gagal memenuhi persyaratan Tumbai.
Namun
perkiraannya meleset. Keesokan harinya datanglah seorang pemuda gagah dari
daerah hilir Sungai Barito. Ia siap
menerima tantangan tersebut. Ia lalu
duduk di dekat sungai untuk bermeditasi dan berdoa kepada Tuhan. Ia mengerahkan
segenap kesaktiannya untuk merubah sungai itu menjadi asin.
Tidak lama
kemudian, ia selesai menjalankan tugasnya. Pemuda itu lalu meminta kepala desa untuk mencicipi air sungai.
“Silahkan
dicoba, Pak. Apakah sudah berubah sungai ini atau masih sama seperti
sebelumnya,”pinta sang pemuda dengan sopan.
Kepala
Desa lalu melangkah menuju ke tepi sungai diiringi tatapan banyak orang yang
sangat penasaran. Ia lalu mengambil air sungai dengan jarinya dan mencicipinya
hati-hati.
Ia lalu
berdiri dan mengangguk mantap,”Luar biasa! Air sungai ini kini telah berubah
menjadi asin. Kau hebat sekali anak muda!”ucapnya dengan lantang.
Orang-orang
bersorak kegirangan. Begitu juga dengan Tumbai dan ibunya. Hal yang mustahil
itu akhirnya bisa terjadi. Tumbai kemudian menikah dengan pemuda tampan itu. Sementara
itu, penduduk menjadi makmur dan terlepas dari kemiskinan yang selama ini
mendera mereka. Air sungai yang asin lalu diolah menjadi garam dan dijual ke
berbagai daerah. Pendapatan mereka menjadi meningkat.
Air dari
sungai itu lalu mengalir menuju ke Sungai Kahayan sehingga hari ini ada
beberapa bagian di sungai yang terasa asin.
Posting Komentar untuk "ASAL MULA SUNGAI ASIN DI DESA SEPANG #sungaiasin #desasepang"