PUTRI CERMIN CINA (Cerita Rakyat Jambi) #putricermincina #jambi


Pada jaman dulu, ada sebuah negeri di Jambi yang dipimpin raja bernama Sultan Mambang Matahari. Ia mempunyai dua orang anak. Anak pertama seorang pemuda tampan bernama Tuan Muda Selat dan satunya lagi  gadis cantik jelita berkulit putih bersih seperti orang Cina maka iapun diberi nama Putri Cermin Cina.
            Pada suatu hari datanglah seorang saudagar kaya dan muda ke daerah itu bernama Tuan Muda Senaning. Ia bermaksud mengadakan perdagangan di sana. Maka Sultan Mambang Matahari menyambutnya dengan ramah. Jamuan makan bersama diadakan sebagai acara penyambutan untuk tamunya itu.
            Mereka makan bersama dengan penuh suka cita. Pada saat itulah Tuan Muda Senaning dan Putri Cermin Cina bertemu untuk pertama kalinya. Merekapun jatuh cinta. Dan pada suatu kesempatan yang baik, Tuan Muda Senaning langsung mengungkapkan perasaannya.
            “Tuan….”jawab Putri Cermin Cina,”Jika memang benar suka padaku, sebaiknya Tuan melamar langsung ke Ayahanda agar semuanya menjadi jelas.”
            Mendengar jawaban Putri, maka Tuan Muda Senaning langsung mengutarakan maksudnya untuk menikahi Putri Cermin Cina pada Sultan Mambang Matahari. Ternyata usahanya itu tidak bertepuk sebelah tangan. Sultan dengan senang hati menerima lamaran itu. Beliau ternyata sangat menyukai sikap dan sopan santun Tuan Muda Senaning yang ramah dan hormat pada siapapun meski dia orang yang kaya raya.
            “Tapi pernikahan kalian belum bisa dilangsungkan sekarang karena saya akan berlayar selama tiga bulan lamanya untuk menyelesaikan pekerjaan ke beberapa daerah yang belum selesai. Kamu jagalah Putri Cermin Cina baik-baik selama saya pergi berlayar,”jelas Sultan. Tuan Muda Senaning mengangguk mengerti.
            Selama kepergian Sultan, ia pun sering bermain dengan kakak Putri Cermin Cina yaitu Tuan Muda Selat. Mereka biasanya bermain gasing di halaman istana. Permainannya bukan permainan biasa karena mereka menggunakan kesaktiannya untuk memutar gasing tersebut. Semua orang senang melihatnya. Mereka terlihat sangat akrab.
            Gasing Tuan Muda Senaning dilepas talinya dan menghantam gasing milik Tuan Muda Selat dengan kuatnya. Gasing itupun terpental tinggi. Pada saat yang bersamaan Putri Cermin Cina yang sedang merenda mencoba melihat keluar ruangan menengok keasyikan kakak dan tunangannya itu bermain gasing.
            Namun entah apa yang terjadi gasing yang terpental itu mengarah cepat dan kuat dan menghantam kening Putri Cermin Cina dengan keras. Karena dilempar menggunakan tenaga dalam maka akibatnyapun fatal. Putri Cermin Cina jatuh tersungkur dengan kening bersimbah darah. Iapun lalu meninggal dalam pelukan sang kakak, Tuan Muda Selat yang tak sanggup menolongnya.
            “Semua ini gara-gara aku! Akulah penyebab kematian Putri….!”jerit Tuan Muda Senaning seperti orang yang kesurupan. Matanya nanar menatap dua buah tombak yang bersilang di dinding. Entah setan apa yang merasuk ke dalam tubuhnya. Diraihnya kedua tombak itu lalu dilemparnya ke halaman sehingga pangkal tombak menancap kuat ke tanah dengan mata tombak yang mencuat ke atas.
            Tanpa pikir panjang lagi ia  meloncat keluar dan tubuhnya meluncur deras kearah kedua tombak yang tertancap di halaman. Tuan Muda Senaning pun meninggal seketika menyusul kekasih yang ia cintai.
            Tuan Muda Selat yang memang diberi tugas untuk menjaga adiknya itupun menjadi sedih bukan kepalang. Ia lalu meminta para kerabat istana untuk merawat kedua jenazah tersebut.Adiknya dikuburkan di tepi sungai sementara jenazah Tuan Muda Senaning diambil  anak buahnya ke seberang dan dikuburkan di sana. Tempat itu lalu diberi nama Dusun Senaning.
            Tuan Muda Selat yang ketakutan akan murka ayahnya lalu membawa semua penduduk ke arah Pasang Senana. Mereka lalu diturunkan di sebuah tempat yang kemudian diberinama Kampung Selat sementara Tuan Muda Selat menghilang entah kemana.
            Beberapa hari kemudian, Sultan Mambang Matahari kembali ke kerajaan. Betapa herannya dia melihat kondisi daerahnya yang sepi sekali dan tak seorang pun penduduk yang bisa ia temui. Ia dan rombongannya lalu menuju ke istana  dan beruntung ternyata masih ada beberapa prajurit dan dayang istana yang bertahan dan tidak ikut pergi bersama Tuan Muda Selat.
            “Apa yang terjadi sebenarnya dengan kerajaan kita, Panglima?”tanya Sultan kepada panglima yang merupakan prajurit kepercayaannya. Prajurit itu lalu bercerita panjang lebar tentang musibah yang terjadi semenjak kepergian baginda raja.
            Dengan perasaan sedih luar biasa ia lalu meninggalkan kerajaan dan bergerak menuju ke sebuah dusun yang berada diantara kubur Tuan Muda Senaning dan kapal Tuan Muda Selat. Daerah itu kemudian diberi nama Dusun Tengah Lubuk Ruso. Daerah yang kini masuk di Kabupaten Batanghari, Jambi.

Posting Komentar untuk "PUTRI CERMIN CINA (Cerita Rakyat Jambi) #putricermincina #jambi"