Pagi yang cerah, Kancil berjalan-jalan di tepi
sungai untuk mencari makanan setelah sebelumnya bertemu dengan para buaya
ganas. Beruntung Kancil dengan kecerdikannya mampu mengatasi hal itu dengan
baik.
Namun
kali ini, Kancil merasa perutnya sudah keroncongan. Ia berharap bisa menemukan
makanan. Matanya tajam mengawasi sekeliling. Di tempat ini jelas tidak ada
mentimun kesukaannya. Sebab ladang para petani ada di tepi sungai dekat dengan
persawahan sana.
“Akhirnya
aku bisa makan kali ini. Jangan lari kau, Cil!,”tiba-tiba sebuah suara diikuti
erangan mengerikan muncul di belakang Kancil. Seekor harimau besar yang sangat
buas telah berdiri dibelakang Kancil siap untuk memangsanya.
“Sebentar…sebentar…sabar
dulu, teman. Kamu lihat aku yang kecil dan kurus kering begini pastilah tidak
enak untuk dimakan,”dengan sabar Kancil menenangkan harimau kelaparan itu.
“Terus
apa maksudmu? Kamu mau menipuku?”tanya Harimau curiga.
“Oh…tidak.
Bukan begitu maksudku. Tapi boleh aku minta satu permintaan sebelum kamu
memakanku. Aku ingin makan dulu sebentar. Kalau aku kenyang dagingku pasti
lebih enak,”bujuk Kancil terus mengulur waktu sambil berpikir bagaimana caranya
bisa meloloskan diri dari ancaman harimau berbahaya ini.
“Baiklah.
Aku beri kamu kesempatan. Silahkan kamu cari makanan di sekitar sini saja. Aku mengawasi
agar kamu tidak lari,”ucap Harimau akhirnya mengalah meski sebenarnya ia sudah
sangat lapar juga. Sejak kemarin belum ada satupun makanan yang masuk ke
perutnya.
Kancil
lalu mencoba mencari umbi-umbian disekitar tempat itu. Namun langkahnya
terhenti ketika melihat seekor ular besar tengah tidur melingkar di bawah
semak-semak belukar. Ular itu sepertinya tidak tahu dengan keributan yang baru
saja terjadi.
Kancil
lalu duduk dengan tenang di dekat ular itu. Harimau jadi marah melihatnya. Bukannya
mencari makanan seperti permintaannya tadi, Kancil malah duduk-duduk santai
dengan malasnya. Dengan marah Harimau mendekati Kancil.
“Hai,
Cil! Bagaimana sih, kamu? Bukannya tadi minta makan? Sudah kuijinkan malah
duduk-duduk di sini,”bentak Harimau jengkel bukan main.
“Ssst…sabar
sahabatku. Dan tolong jangan berisik karena aku baru saja menemukan sabuk Nabi
Sulaiman yang maha sakti itu,”timpal Kancil cerdik. Ia sepertinya sedang
merancang tipuan baru. Ia menunjuk kearah ular besar yang tengah melingkar
tidak jauh dari tempatnya duduk.
“Hei!
Aku itu tidak bodoh, Cil! Inikan ular bukan sabuk,”seru Harimau semakin emosi.
“Itu
sabuk tapi yang terbuat dari kulit ular. Konon siapa saja yang bisa memakainya,
ia akan menjadi penguasa binatang di muka bumi ini. Kamu tidak tertarik menjadi
rajanya hewan?”jelas Kancil meyakinkan.
“Benarkah
yang kau ucapkan itu, Cil? Terus bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan
sabuk ini?”tanya Harimau mulai tertarik dengan penjelasan Kancil.
“Tadi
sebuah suara dari langit bilang sabuk ini sebenarnya untukku karena memang aku
yang menemukan. Tapi aku bersedia memberikannya untukmu asal kamu mau
membebaskan aku. Bagaimana? Soalnya kalo kamu sudah memakai sabuk ini kamu bisa
menaklukan hewan apapun dan memangsanya sepuasmu,”imbuh Kancil lagi. Harimau
makin tertarik untuk bisa memperoleh sabuk itu. Iapun mengangguk setuju untuk
membebaskan Kancil.
“Terus
bagaimana cara memakainya?”tanya Harimau tidak sabar.
“Oh,
gampang itu. Kamu tinggal pakai saja dengan melingkarkan sabuk itu diperutmu. Sudah
ya, aku pergi dulu. Mau cari makanan,”jawab Kancil sambil berjingkat cepat
pergi dari tempat itu.
Harimau
lalu meraih ular besar yang sedang tidur itu untuk dijadikan sabuk di perutnya.
Karuan saja ular besar itu menjadi marah karena tidurnya terganggu. Tubuhnya langsung
melilit Harimau. Ular dan Harimau bertarung seru.
Harimau
akhirnya sadar kalau dia baru saja ditipu Kancil. Tapi nasi sudah menjadi
bubur. Ia berusaha sekuat tenaga melawan ular. Dengan susah payah, Harimau
akhirnya bisa meloloskan diri dari lilitan ular. Meski ia juga menderita luka
akibat gigitan ular di sekujur tubuhnya.
Di
tempat lain, Kancil kembali melanjutkan perjalanannya menyusuri hutan untuk
mencari makanan. Kecerdikan dan kesabarannya kembali menyelamatkan dirinya.
Posting Komentar untuk "KANCIL DAN SABUK NABI SULAIMAN #kancil #nabisulaiman"