Pak Pandir di desa tempat
ia tinggal terkenal karena ide-idenya yang aneh dan tidak masuk akal. Seperti saat ini ketika ada pertemuan warga
desa, ia yang tinggal di dekat dua buah gunung kembar yaitu Gunung Besar dan
Gunung Tinggi merasa terganggu perjalanannya jika hendak keluar desa.
Perjalanan jadi jauh dan melelahkan karena harus naik turun gunung.
"Bagaimana,
kalau kita berusaha bersama-sama meratakan kedua buah gunung itu? Agar
perjalanan kita kemana saja jadi lebih mudah,"usulnya kepada warga yang langsung
mengernyitkan dahinya mendengar ide gila itu.
Ketika
mendengar usulan Pak Pandir itu,
beberapa warga yang merasakan hal yang sama dengan Pak Pandir langsung
setuju dan mengatakan, "Bagus sekali usul Pak Pandir. Saya siap membantu.
Besok kalo bisa langsung dimulai.”
"
Akan tetapi, akan dipindah kemana batu, tanah dan lumpur dari kedua gunung
sebesar itu, Pak?”tanya seorang pemuda yang kritis.
Warga
ramai berdiskusi. Beberapa tampak tidak punya ide sama sekali namun akhirnya
diputuskan untuk membuangnya ke laut karena sangat luas dan dalam.
Keesokan
harinya, dengan dipimpin oleh Pak Pandir warga mulai meratakan kedua gunung tersebut. Tua
muda, laki-laki perempuan semua giat membantu meski dengan peralatan sederhana
seperti cangkul dan keranjang, belum
lagi betapa jauhnya jarak kedua gunung tersebut dari laut.
Setiap
hari, warga hanya bisa sekali saja
membuangnya ke laut pulang pergi. Waktu dan tenaga mereka tidak cukup untuk
melakukannya lebih dari sekali. Jadi, meskipun telah berusaha keras selama
sebulan, gunung itu tampaknya sama saja dibandingkan waktu sebelumnya. Tidak
ada yang berubah.
Hingga
akhirnya seorang yang dijuluki Pak Pintar
melihat kesusahan itu tertawa mengejek terutama kepada Pak Pandir, "Usiamu
kan sudah tidak muda lagi, dan peralatannya sangat sederhana, bagaimana kamu
akan menyelesaikan pekerjaan ini?"
Pak
Pandir menjawab, "Namamu memang Pak Pintar, akan tetapi cara berpikirmu
tidak lebih baik dari kami orang biasa yang rendah pendidikannya. Bila aku
mati, kan masih ada anak-anak dan cucu yang bisa melanjutkan pekerjaan ini,
begitu terus hingga turun-temurun,”jelas Pak Pandir bijaksana. Pak
Pintar hanya terdiam tak menjawab lagi.
Pak
Pandir dan warga terus meratakan kedua buah gunung tersebut siang sampai malam setiap hari dalam segala
musim dan cuaca. Akhirnya, karena melihat kegigihan tersebut, dewa lalu
berbelas kasihan dan tergugah untuk memindahkan kedua gunung tersebut ke tengah
laut.
Posting Komentar untuk "PAK PANDIR MERATAKAN GUNUNG BESAR #pakpandir #ceritalucu"