Alkisah di Vietnam, dulu hiduplah seorang Raja bernama Hung Vuong XVIII. Ia memiliki seorang
putri cantik jelita bernama My Nuong. Dan karena putrinya sudah dewasa maka ia
ingin putrinya itu segera mendapat jodoh. Namun Raja tidak ingin salah memilih
menantu. Raja ingin yang terbaik untuk putri semata wayangnya itu.
Maka diadakanlah
sayembara bagi seluruh lelaki yang berminat pada putrinya agar mau menunjukkan
segala kelebihannya. Bagi yang terhebat maka dia berhak menjadi menantunya.
Akibatnya
berbondong-bondonglah dari seluruh penjuru negeri datang melamar. Mereka
merupakan penulis terkenal, seniman hebat, saudagar, dan orang-orang berbakat
lainnya. Juga pangeran-pangeran tampan yang kaya raya dan sakti luar biasa.
Namun di antara mereka
ada dua yang paling luar biasa yaitu Son
Tinh atau Dewa Gunung dan Thuy Tinh atau Dewa Air. Kehebatan Son Tinh adalah
mampu menciptakan gunung yang maha
tinggi dan maha kuat. Sedangkan Thuy Tinh atau Dewa Air kehebatannya mampu
menciptakan air dalam berbagai macam dan bentuk.
Untuk menentukan siapa
yang layak menjadi menantunya, Raja mengumumkan bahwa siapa pun yang pertama
membawa hadiah pernikahan pada hari berikutnya maka dia berhak untuk menikahi Putri My Nuong. Para pelamar itupun
membubarkan diri dengan tertib. Mereka pulang sekaligus untuk memikirkan hadiah
terbaik yang akan dipersembahkan untuk Putri My Nuong.
Hari berikutnya, Son Tinh
adalah orang pertama yang mencapai istana dan membawakan hadiah untuk putri My
Nuong. Maka Raja pun merestui My Nuong untuk dinikahi oleh Son Tinh. Sang putri
sendiri ternyata sudah berpakaian cantik dan siap mengikuti suami barunya itu.
Son Tinh lalu meminta
izin Raja untuk membawa My Nuong ke tempat tinggalnya di gunung Tan-Viet. Raja
lalu mengijinkan sepasang suami istri baru untuk pergi.
Sementara itu Thuy Tinh
yang baru datang beberapa menit kemudian malah marah dan tidak terima dengan
keputusan itu. Ia lalu mengejar Son Tinh dan My Nuong. Ia lalu menciptakan
badai besar diikuti olehnya turunnya hujan lebat dan angin puting beliung. Ia
lalu membuat ombak tinggi untuk menghentikan Son Tinh dan mengembalikan My
Nuong.
Ombak besar pun datang.
Semakin lama semakin tinggi. Namun semakin tinggi dan besar Thuy Tinh
menciptakan ombak, semakin tinggi Son Tinh membuat gunung miliknya. Pertarungan
sengit itu baru berhenti setelah Thuy Tinh kelelahan. Ia menyerah lalu mundur
ke laut untuk mengembalikan kondisinya.
Son Tinh dan Putri My
Nuong kembali melanjutkan perjalanan ke gunung Tan-Vien. Pernikahan mereka lalu
dirayakan oleh penduduk desa dengan meriah. Semua orang menari gembira dengan
Son Tinh dan Putri yang cantik. Mereka
menyalakan lampion warna warni di seluruh penjuru desa.
Sejak saat itu, Vietnam
Utara sering dilanda banjir besar yang menyebabkan ladang pertanian kebanjiran. Masyarakat
percaya jika saat itu Thuy Tinh sedang berusaha untuk mengalahkan Son Tinh dan
mendapatkan kembali Putri My Nuong.
Posting Komentar untuk "Son Tinh (Dewa Gunung) Melawan Thuy Tinh (Dewa Air) #sontinh #thuytinh"