Putri Pucuk Gelumpang #pucukgelumpang #aceh


Di Aceh, dahulu kala ada seorang bangsawan yang sangat dekat dengan dua orang temannya bernama Lesamana dan Pedanelam. Sayangnya kedua orang ini punya sifat buruk dan tentu saja sering mempengaruhi bangsawan dengan hasutan-hasutannya yang jahat.
          Apalagi pada saat itu istrinya sedang mengandung. Nah kedua orang itupun mempengaruhi bangsawan agar membunuh anaknya jika lahir perempuan. Malah jika bisa dijadikan santapan bersama. Jadi hanya anak laki-laki saja yang boleh dipelihara.
          Celakanya, bangsawan itu percaya saja dengan hasutan jelek dari kedua teman dekatnya itu. Hal itu tentu saja membuat istri bangsawan menjadi was-was. Karena mau laki-laki atau perempuan buat dia tidak masalah. Semuanya adalah anak mereka yang ia kandung selama sembilan bulan lamanya. Ia tidak akan rela jika bayi malang itu dibunuh.
          Dan kekhawatirannya menjadi kenyataan. Bayi yang lahir ternyata perempuan. Sang Ibu lalu pergi ke hutan dan memanjat pohon gelumpang yang besar untuk menyembunyikan bayi perempuan itu di sana.
          Ia lalu menyembelih kambing dan menghidangkannya untuk suami dan dua sahabatnya yang jahat. Mereka berdua baru pulang dari Pulau Pinang.
          “Ini adalah gulai daging anak kita. Seperti pesan Kanda jika anak kita perempuan maka di masak untuk hidangan bersama,”jelas istrinya berbohong demi menyelamatkan bayinya tercinta.
          Sayangnya ketika bangsawan dan dua orang temannya makan dengan lahap, terdengar seekor burung elang bersuara dengan jelas bahwa sesungguhnya yang mereka makan bukan daging bayi tapi daging seekor kambing muda.
          Maka bangsawan menjadi murka dan mengancam akan membunuh istrinya  jika ia tidak segera mengambil bayi perempuan mereka. Maka dengan langkah yang berat iapun menemui anaknya di hutan.
          “Ibu, bilang pada Ayah, aku belum bisa pulang karena sedang menanam kapas,”jawab anaknya yang kini telah tumbuh menjadi gadis dewasa dari atas pohon gelumpang.
          Ibunyapun pulang dan mendapati suaminya marah sekali mendengar jawaban itu. Iapun menyuruh istrinya kembali ke hutan untuk menjemput sang anak. Namun hingga berulang-ulang hal itu terjadi, anaknya masih tidak mau pulang.
          Alasannya banyak. Mulai dari menunggu pohon kapas berbunga hingga  kesibukannya  memetik kapas untuk kemudian memintalnya menjadi pakaian.
          “Nah, sekarang baju dan celana Ayah sudah jadi kutenun. Maka mintalah Ayah untuk menjemputku. Untuk naik kemari jangan lupa membawa tangga yang tinggi,”pesan anaknya pada ibunya yang sudah kelelahan bolak-balik ke hutan.
          Bangsawan bersama istrinya lalu kembali ke hutan dengan ditemani oleh Lesamana dan Pedanalam. Ia lalu membuat tangga yang terbuat dari pedang. Ibunya kemudian meminta anak mereka yang kini telah tumbuh menjadi gadis dewasa itu untuk turun.
          Dengan hati-hati anak perempuan itu turun. Setiap langkah kakinya menuruni tangga dari pedang itu, sang ayah selalu menyumpitnya. Sumpit berurutan mengenai kepala, telinga, dada, pinggang, perut, paha hingga terakhir kakinya.  Ibunya bilang sumpit yang mengenai tubuhnya adalah perhiasan hadiah dari ayahnya.
          Anehnya ia tidak mengalami cedera sama sekali. Hal itu membuat Ayahnya mencari cara lain untuk membunuhnya. Ia lalu berniat memancung anaknya setibanya nanti di rumah.
          “Ayah, sebelum engkau memancungku sebaiknya Ayah mendirikan pohon pisang di sampingku,”pinta anaknya itu yang disanggupi oleh bangsawan. Ia juga meminta ayahnya memejamkan matanya ketika akan menebas lehernya dengan pedang.
          Ketika bangsawan memejamkan mata, anak gadis yang cerdik itu lalu meloncat mundur dan bersembunyi di semak-semak sekitar rumah mereka. Baju dan celana yang ia tenun untuk ayahnya tersangkut di batang pohon pisang. Baju dan celana itupun robek oleh sabetan pedang.
          Melihat baju dan celana yang ditenun dengan indah itu, bangsawan menjadi sadar akan kebaikan putrinya. Meskipun hendak dibunuh, anaknya itu ternyata tidak marah. Ia justru menenun baju yang cantik untuknya.
          Bangsawanpun sadar ia telah kena pengaruh buruk kedua sahabatnya yang jahat. Ia lalu membunuh Lesamana dan Pedanelam sebelum akhirnya ia juga mati bunuh diri dengan pedangnya itu.
          Anaknya dan istri tercintanya tidak mampu mencegah kejadian memilukan itu. Akhirnya mereka hidup bahagia sepeninggal bangsawan. Sejak saat itu anak gadis yang cantik dan baik hati itu terkenal dengan sebutan Putri Pucuk Gelumpang.
         

Posting Komentar untuk "Putri Pucuk Gelumpang #pucukgelumpang #aceh"