Alkisah, dahulu kala di Dataran Tinggi
Dieng berdiri sebuah kerajaan yang di pimpin oleh seorang putri cantik jelita
bernama Shinta Dewi. Meski demikian cantik, sang putri ternyata belum memiliki
suami. Itu karena ia selalu meminta mahar yang cukup tinggi kepada pria yang
ingin meminangnya. Akibatnya satu persatu dari mereka menarik diri karena
menyadari tidak akan mampu memenuhi keinginan putri.
Hingga
pada suatu hari ada utusan datang ke istana yang bermaksud bertamu dan disambut
dengan suka cita oleh Putri Shinta Dewi.
“Maafkan
atas kelancangan hamba, Tuan Putri. Kedatangan hamba kemari adalah sebagai
perwakilan dari Pangeran Kidang Garungan. Beliau ingin melamar paduka. Beliau
sangat mencintai Tuan Putri, jadi saya berharap lamaran ini diterima,”jelas
utusan tersebut di hadapan Putri Shinta Dewi.
“Aku
mau menerima lamaran rajamu tapi dengan syarat dia mau memenuhi seluruh
permintaanku. Selain itu, suamiku haruslah orang yang sangat sakti sehingga
bisa menjadi pelindungku dan rakyat kerajaan yang aku pimpin ini,”jawab Putri
Shinta Dewi.
“Pangeran
siap memenuhi semua syarat itu Tuan Putri. Berapapun uang atau perhiasan yang
paduka minta, pangeran siap mewujudkannya. Beliau juga raja yang sakti tiada
tanding. Kerajaannya luas karena banyak wilayah yang telah berhasil beliau
taklukan,”timpal utusan Pangeran Kidang Garungan.
Mendengar
jawaban tersebut, maka semakin yakinlah Putri Shinta Dewi pada keputusannya
untuk menerima lamaran Pangeran Kidang Garungan.
Maka
setelah kepulangan utusan tersebut, ia segera mempersiapkan penyambutan calon
suaminya yang belum pernah ia lihat wajahnya sebelumnya. Kerajaan di perindah
dengan beragam hiasan warna warni yang menawan. Hidangan lezat dan nikmat
disiapkan oleh juru masak terbaik kerajaan. Musik dan tarian khas kerajaan juga
di persiapkan untuk memberikan penyambutan yang meriah.
Hingga
pada saatnya tiba, tamu yang di tunggu datang menghadap disertai ratusan
prajurit yang mengawalnya. Pangeran Kidang Garungan berada di dalam kereta
kencana sehingga ribuan rakyat kerajaan yang menyambut belum sempat melihat
wajahnya.
Pangeran
baru menunjukan diri setelah kereta kencana yang membawanya tiba di depan
istana. Namun penampakannya sungguh mengejutkan semua orang yang menyambut,
tidak terkecuali Putri Shinta Dewi. Calon suaminya memang bertubuh tinggi kekar
dan gagah. Sayangnya ia adalah manusia berkepala kijang. Kedua tanduknya yang
besar, kokoh dan tajam sungguh menakutkan.
Putri
Shinta Dewi tentu saja tidak menduga kejadian seperti itu. Ia jelas tidak mau
menikah dengan manusia setengah hewan seperti Pangeran Kidang Garungan, Putri
segera memutar otak untuk membatalkan pernikahannya.
“Maafkan
saya, Pangeran. Ada satu lagi permintaan dariku jika Pangeran ingin menjadi
suamiku. Kemarin saya lupa menyampaikannya pada utusan Pangeran,”ucap Putri
Shinta Dewi setelah keduanya bertatap muka langsung dengan calon suaminya itu.
“Oh,
silahkan diutarakan saja apa permintaanmu, Tuan Putri. Jangan khawatir. Aku pasti
bisa mewujudkannya,”jawab Pangeran dengan penuh keyakinan.
“Seperti
yang kau lihat, wilayahku kini kering karena musim kemarau yang panjang. Petani kebingungan mendapatkan air untuk
menyirami tanaman mereka. Jadi aku mohon padamu untuk membuatkan kami sumur
yang besar dan dalam sehingga airnya bisa digunakan untuk mengairi tanaman,”ucap
Putri Shinta Dewi hati-hati.
Ternyata
Pangeran dengan senang hati menerima persyaratan itu. Ia lalu segera membuat
sumur menggunakan tangan dan tanduk saktinya. Sumur hampir selesai dengan cepat
sehingga membuat Putri Shinta Dewi cemas bukan kepalang.
Untuk
menggagalkan usaha Pangeran, ia kemudian memerintahkan prajuritnya menimbun
tubuh pangeran hidup-hidup di dalam sumur yang digalinya sendiri.
Tentu
saja hal itu membuat Pangeran Kidang Garungan murka bukan main. Ia kini sadar
sedang diperdaya oleh Putri Shinta Dewi. Dengan kesaktian yang dimilikinya, ia
mencoba keluar dari timbunan batu dan tanah yang dilemparkan oleh para prajurit
kerajaan.
Namun
sayangnya ketika dirinya hampir keluar dari dalam sumur, para prajurit Putri
Shinta Dewi kembali menambah tanah dan batu untuk dilemparkan menimbun tubuh
Pangeran Kidang Garungan.
Pangeran
akhirnya tewas karena kekurangan udara di dalam sumur. Namun demikian sebelum
mati, ia sempat melepaskan kutukan pada Putri Shinta Dewi.
“Betapa
kejam dirimu, Putri Shinta Dewi. Kelak seluruh keturunanmu akan berambut
gimbal!”seru Pangeran Kidang Garungan sebelum tenggelam ke dalam sumur
buatannya sendiri.
Hingga
kini sumur tersebut masih mengeluarkan letupan dan ledakan-ledakan. Masyarakat
kemudian memberinya nama Kawah Sikidang. Mereka juga percaya bahwa penduduk
berambut gimbal di daerah itu adalah keturunan Putri Shinta Dewi.
Posting Komentar untuk "Kawah Sikidang Dataran Tinggi Dieng #dieng #kawahsikidang"