Garbancito (Cerita dari Venezuela) #garbancito #venezuela


  Dahulu kala, ada seorang anak kecil sebesar telapak tangan. Namanya Garbancito. Meski bertubuh mini, kedua orang tuanya begitu memujanya karena dia anak yang baik dan cerdas. Tubuhnya boleh kecil tapi hatinya sungguh besar.
Saking kecilnya sehingga jarang ada yang melihatnya ketika dia keluar rumah. Orang-orang bisa mengenalinya hanya ketika ia menyanyikan lagu favoritnya:
"Pachin, pachin, pachin! Berhati-hatilah dengan apa yang kamu lakukan!
Pachin, pachin, pachin! Jangan injak Garbancito! "
Garbancito senang sekali jika diajak menemani ayahnya  pergi ke ladang untuk bekerja.  Walaupun ia sedikit takut jika terjadi sesuatu padanya, ia tetap membiarkan Garbancito  menemaninya.
Pada suatu hari, ketika Garbancito ikut ayahnya yang tengah menuntun kuda, ia tertarik untuk bisa seperti ayahnya yaitu mengendalikan kuda mereka yang gagah dan besar itu.
"Lihatlah ayah, aku juga bisa mengendalikan kuda ini!" ucap Garbancito pada ayahnya. Ia lalu meminta untuk diletakkan di telinga binatang itu. Segera setelah itu ia mulai memberi perintah. Dan hebatnya sang kuda mau menuruti perintah itu.
"Lihat kan, ayah? Tidak masalah dengan tubuh kecilku ini selama aku masih punya akal," kata Garbancito kepada ayahnya yang memandangnya dengan penuh kekaguman.
Tak lama kemudian mereka tiba di ladang kubis. Dan sementara ayahnya mengumpulkan semua sayuran untuk di jual ke pasar, Garbancito bermain dan berlarian diantara tanaman itu.
Anak itu begitu gembiranya sehingga ia tidak menyadari bahwa dia semakin jauh dari ayahnya. Tiba-tiba ada sebuah kubis yang terjatuh lalu menggelundung cepat di tanah sehingga menarik perhatian seekor sapi besar yang tidak jauh dari tempat itu. Garbancito terlindas lalu masuk ke sela-sela kubis yang malang itu.

Sial baginya karena sapi berwarna kecoklatan itu lalu menelan kubis dalam satu gigitan bersama Garbancito yang tenggelam  di dalamnya.
Ketika tiba saatnya untuk pulang, sang ayah kebingungan mencari Garbancito di mana-mana namun tidak ketemu. Garbancito lenyap tak tentu rimbanya. Putus asa, dia lalu terpaksa pulang untuk memberi tahu istrinya. Bersama keduanya lalu kembali mencari Garbancito di seluruh  ladang hingga  malam hari. Mereka berteriak-teriak memanggil nama Garbancito! Namun hingga lelah dan kering tenggorokan tidak ada jawaban.
Keduanya hampir tidak bisa tidur semalaman memikirkan sang anak. Mereka takut tidak bisa melihat putranya lagi. Pagi berikutnya mereka kembali  melanjutkan pencarian, namun hasilnya tetap nihil.
Lama setelahnya, musim hujan datang dan pergi. Kemudian saljupun turun, dan orang tua yang baik hati itu masih terus mencari,”Garbancito! Garbancito!“panggil mereka.
Hingga pada suatu hari mereka berpapasan dengan sapi besar kecoklatan. Lalu terdengar suara dari dalam perut sapi itu,”Ibu! Ayah! Aku disini! ! Di dalam usus sapi!”ucap suara itu yang ternyata milik Garbancito.
Seperti bermimpi. Mereka lalu mendekati sapi itu dan mencoba menggelitiknya. Karena kegelian, sapi itupun bersin dengan kuatnya hingga memuntahkan tubuh kecil Garbancito dengan kencangnya.
Ketiganya akhirnya pulang ke rumah sambil bernyanyi riang:
"Pachin, pachin, pachin! Berhati-hatilah dengan apa yang kamu lakukan!
Pachin, pachin, pachin! Jangan injak Garbancito! "


Posting Komentar untuk "Garbancito (Cerita dari Venezuela) #garbancito #venezuela"