Syeh Maulana Maghribi adalah seorang pangeran
penyebar agama Islam dari Turki yang berlayar ke Indonesia dengan ditemani oleh
Haji Datuk serta ratusan pengikutnya yang setia.
Suatu saat ketika sedang shalat Subuh, ia melihat
cahaya aneh misterius yang meluncur di langit. Syeh Maulana Maghribi lalu
mengikuti cahaya itu.
Beliau mengikuti cahaya tersebut sejak tiba di
Pantai Gresik hingga ke barat yaitu di Pantai Pemalang, Jawa Tengah. Di tempat
ini, ia hanya ditemani oleh Haji Datuk karena para pengawalnya diminta untuk
kembali ke Turki.
Mereka terus menyebarkan agama Islam hanya dengan
berjalan kaki. Namun musibah datang ketika mereka tiba di Banjar. Syeh Maulana
terkena penyakit gatal-gatal di sekujur tubuhnya. Penyakit itu ternyata sulit sekali untuk
disembuhkan. Meski telah diobati dengan berbagai cara belum sembuh juga.
Dalam kondisi susah seperti itu, beliau tetap tekun
beribadah. Hingga pada suatu malam seusai menunaikan Shalat Tahajjud, beliau
mendapat petunjuk agar pergi ke Gunung
Gora karena disana ada obat yang ampuh untuk mengobati penyakit gatalnya.
Setibanya di tempat itu, ternyata ada sebuah sumber
air panas yang berasal dari tujuh buah mata air. Beliau lalu meminta kepada
Haji Datuk untuk pergi sementara waktu hingga sakitnya sembuh.
Syeh Maulana Maghribi lalu berobat dengan cara
mandi dan berendam di pancuran tersebut secara rutin hingga gatal-gatal di
tubuhnya sembuh. Tempat itu lalu diberi nama Pancuran Tujuh.
Syeh Maulana Maghribi juga mengganti nama Haji
Datuk menjadi Rusuludi atau Batur Kang Adi yang berarti abdi yang
setia.
Desa itu kemudian lebih dikenal dengan nama
Baturadi lalu lama kelamaan berubah menjadi Baturaden. Sedangkan Gunung Gora
dirubah namanya menjadi Gunung Slamet karena Syeh Maulana Maghribi mendapatkan
kesembuhan dari penyakitnya di tempat itu. Slamet
adalah bahasa Jawa yang berarti selamat atau keselamatan.
Posting Komentar untuk "ASAL USUL GUNUNG SLAMET #gunungslamet"