Ivan dan Araya adalah dua sahabat yang sangat dekat. Mereka berdua anak kelas 4 SD Permata Asri. Araya anak yang sangat cerdas. Ia anak orang kaya. Karena semua yang diminta selalu dituruti orang tuanya, Sayangnya hal itu membuat Araya menjadi anak yang pemalas. Ia juga malas belajar.
Sedangkan Ivan berasal dari keluarga biasa. Kedua orang tuanya berjualan sayuran di pasar. Penghasilannya hanya cukup untuk makan. Kondisi keluarga yang sederhana itu membuat Ivan rajin belajar dan bekerja keras. Ia ingin jadi pengusaha sukses kelak. Membuat bahagia kedua orang tuanya.
Pada suatu siang yang cukup terik, Araya mendatangi Ivan yang sedang mengguntingi kertas menjadi lembaran-lembaran kecil. Araya memperhatikan dengan seksama sebelum akhirnya muncul pertanyaan darinya untuk Ivan.
“Kamu tidak ke kantin, Van? Untuk apa kertas-kertas itu? ”tanya Araya penasaran.
“Oh, ini. Aku sedang menyiapkan alat untuk belajar. Kertas ini akan aku tulisi hasil rangkuman belajarku setiap hari. Agar mudah di hapal dan tidak susah di bawa kemana-mana,”jelas Ivan.
“Apa tidak terlalu ribet, Van? Membuat catatan seperti itukan justru membuat kita capek?”nilai Araya. Ivan tersenyum mendengar pendapat Araya.
“Tidak juga sih. Aku kan jadi bisa belajar dimana saja dan kapan saja dengan catatan-catatan kecil yang mudah dibawa ini. Bagaimana dengan kamu?”Ivan balik bertanya.
“Aku hidupnya santai, Van. Belajarnya nanti saja kalau mau ulangan. Itu saja menurutku sudah cukup. Apalagi aku orang yang gampang mengingat sesuatu,”jawab Araya penuh percaya diri. Ivan hanya mengangguk. Tidak masalah ia berbeda pendapat dengan Araya. Masing-masing punya cara sendiri untuk menjadi anak yang sukses belajarnya.
Hari berikutnya ternyata ada dua mata pelajaran yang ulangan mendadak yaitu Matematika dan Bahasa Indonesia. Tentu Araya menjadi gugup bukan main. Ia memang anak yang pintar. Tapi tetap saja merasa belum siap jika mendadak seperti itu.
Berbeda dengan Ivan. Anak itu tampak tenang. Tidak ada perasaan was-was sedikitpun di hatinya. Itu karena dia sudah belajar terus tiap hari. Mungkin dia tidak sepintar Araya, namun ketekunannya telah membantunya mengerti pelajaran.
Setelah ulangan selesai dan dikoreksi oleh Bu Siti, keesokan harinya nilai ulangan itu dibagi. Nilai Araya 6 untuk Bahasa Indonesia dan 7 untuk Matematika. Nilai Araya masih kalah dengan miliknya Ivan. Anak yang tekun itu mendapat nilai 9 untuk Bahasa Indonesia dan 10 untuk Matematika.
Ketika istirahat, Araya mengajak Ivan ke kantin. Ia tahu Ivan jarang mendapat uang saku. Maka ia tidak pernah pergi ke kantin. Kali ini Araya merasa kasihan pada sahabatnya itu.
“Sudah, jangan belajar terus. Sekali-kali kamu butuh penyegaran. Kita ke kantin, yuk! Aku yang traktir. Dan kamu tidak boleh menolak. Ini juga sebagai ucapan selamat aku ke kamu karena mendapat nilai ulangan terbaik di kelas,”ajak Araya penuh semangat. Hal itu membuat Ivan tidak berani menolak.
“Sekalian aku juga mau tahu rahasianya agar bisa sepintar kamu,”tambah Araya. Mereka lalu melangkah menuju kantin. Mengisi perut sambil ngobrol banyak tentang cara-cara belajarnya Ivan yang membuat Araya terpukau tadi.
(Setiaawan)
Posting Komentar untuk "Cara Belajar Terbaik Ivan #tutorial #belajar"