Setiap dua bulan sekali Luetsi dan Ki mengunjungi
ibunya. Namun kali ini Ki tidak bisa ikut karena ia hendak berburu binatang di hutan. Ia lalu memberi Luetsi
sepotong daging untuk diberikan kepada ibu mertuanya. Namun Ki berjanji akan
segera menjemput Luetsi setelah perburuan selesai.
Sayangnya setelah perburuan selesai, kaki Ki digigit
ular. Meskipun masih bisa berjalan tapi tidak lama. Sakit sekali. Jika
dipaksakan ia bisa pingsan. Maka ia menyuruh Ntio, adiknya, untuk menjemput
istrinya. Namun sang adik menolak.
“Dalam waktu beberapa hari, Kakak kan bisa sembuh.
Jadi lebih baik Kakak yang menjemput Luetsi,”jawab Ntio sambil membetulkan
celananya.
“Tidak,”balas Ki.”Aku sudah berjanji pada istriku akan
menjemputnya segera setelah perburuan selesai. Aku takut dia marah karena lama
menungguku. Jadi pergilah sekarang. Bawalah belati terbaik milikku ini sebagai
pelindung.”
Maka dengan setengah hati, Ntio menjemput Luetsi.
Pulangnya mereka lewat jalan pintas menyusuri hutan. Luetsi berjalan di depan,
Ntio dibelakangnya. Menjaga dengan waspada. Takut ada binatang buas menyerang.
Benar juga dugaan Ntio. Tiba-tiba muncul seekor
leopard dari rimbunnya pepohonan. Ia
siap menerkam keduanya. Lutut Luetsi bergetar hebat. Ia tertegun saking
takutnya. Diam tak bergerak. Melihat keselamatan kakak iparnya terancam, Ntio
dengan gagah berani merangsek maju dengan sebilah belati di tangan. Ia tusukan senjata itu ke jantung leopard
hingga mati.
Namun sayang,
bahunya juga cedera terkena cakaran binatang buas itu. Luetsi lalu
merawat luka Ntio. Mengobatinya dengan dedaunan penyembuh luka dan membalutnya
dengan kain yang ia bawa.
“Terimakasih karena telah menyelamatkan aku, Ntio.
Kamu sungguh berani. Aku jadi penasaran apakah suamiku akan berbuat seperti itu
untuk menyelamatkan diriku?”gumam Luetsi membayangkan wajah Ki, suaminya.
“Kakakku orang yang bertanggung jawab. Pasti ia akan
melakukan hal yang sama dengan lebih baik,”jawab Ntio.
“Bukan aku tidak mempercayainya, Ntio. Aku sering
mendengar ada lelaki yang dengan tega membiarkan istrinya dimakan Leopard
sementara dirinya melarikan diri secepat kilat seperti seekor tupai
penakut,”potong Luetsi.
“Tapi aku yakin Kakakku bukanlah golongan laki-laki
yang seperti itu. Bahkan mungkin dialah yang paling berani diantara kita
bertiga,”ucap Ntio mencoba meyakinkan Luetsi.
“Oh, benarkah? Bagaimana kalau kita uji dia sebagai
pembuktian?”usul Luetsi yang membuat Ntio menatap keheranan.
“Maksudmu?”
“Ya. Aku ingin mengetes keberanian suamiku. Aku akan
berbaring di tanah dengan seekor leopard mati ini diatasku. Seolah-olah hewan
ini akan memangsaku. Kau pergilah ke desa dan bilang pada Ki bahwa aku sedang
diserang oleh Leopard. Aku ingin lihat apa yang akan dilakukannya padaku,”jelas
Luetsi panjang lebar.
Ntio menurut saja. Ia sudah lelah dan tidak mau
berdebat lebih lama lagi. Setelah Luetsi berbaring, leopard mati itu
diangkatnya ke atas Luetsi seolah-olah akan mencabik-cabik tubuhnya.
Ntio lalu berlari menuju desa secepat yang ia bisa. Tiba disana ia lalu
bercerita seperti arahan yang diberikan oleh Luetsi. Mendengar hal itu, Ki
langsung bangkit dari duduknya. Tanpa mempedulikan lagi luka di kakinya, ia
lalu berlari menyusul Ntio hingga ia lupa untuk membawa senjata.
Sementara itu, Luetsi tetap saja berbaring di tanah
sambil menahan leopard mati diatasnya. Ia kuatkan dirinya meski dikejauhan
terdengar raung leopard betina yang tengah mencari pasangannya yang baru saja
dibunuh oleh Ntio. Semua itu demi mengetahui seberapa besar keberanian
suaminya.
Tak berapa lama kemudian, Ntio datang bersama Ki.
Melihat istrinya hendak diterkam seekor leopard, Ki langsung menerjang hewan
buas itu. Dengan tangan kosong ia berusaha melumpuhkan hewan yang terkenal
karena kecepatannya itu.
Namun apa yang terjadi sungguh mengejutkan Ki.
Luetsi bangkit dari tanah setelah menggulingkan binatang itu ke sampingnya. Ki
hanya bisa melongo menyaksikan pemandangan itu.
“Apa ini maksudnya?”tanya Ki pada istrinya.
“Maafkan aku, suamiku. Aku hanya ingin menguji siapa
yang paling berani diantara kita bertiga. Sekarang aku sudah tahu
jawabnya,”jawab Luetsi sambil tertawa lebar.
Jika Luetsi sudah tahu jawabnya. Bagaimana dengan
kalian? Siapakah yang paling berani diantara mereka bertiga? Apakah Ntio yang
telah berhasil melumpuhkan leopard itu? Apakah Luetsi yang tetap berbaring dibawah leopard meski berada
ditengah hutan yang penuh dengan hewan buas sendirian? Ataukah justru Ki yang
berusaha menyelamatkan istrinya meski tanpa membawa senjata dan dalam kondisi
kaki yang terluka?
Posting Komentar untuk "LEOPARD dan SIAPA YANG PALING BERANI? (Cerita dari Afrika Tengah) #leopard"