Alkisah,
dahulu ada
seorang pedagang yang memiliki tiga orang putri yang cantik jelita. Dari
ketiganya, si bungsu adalah anak yang paling rajin dan penurut. Namanya Beauty.
Sementara kedua kakaknya sangat manja dan pemalas. Jika memiliki keinginan,
harus di turuti. Tapi jika ada pekerjaan, mereka yang paling malas melakukan.
Beruntung ayah mereka dapat memenuhi semua keinginan
tersebut karena memiliki pendapatan yang baik. Pedagang tersebut cukup sukses
dalam menjalankan bisnisnya.
Namun ia memang harus bekerja keras agar bisa
memperoleh keuntungan yang banyak dari berdagang. Sang Ayah bisa berhari-hari
tidak pulang karena harus berlayar ke negeri yang jauh.
Nah, pada suatu hari, ia pamit untuk kembali
berdagang ke negeri seberang. Ia lalu menanyakan oleh-oleh apa yang diinginkan
oleh putri-putrinya itu jika kelak pulang.
“Aku ingin sepatu baru yang paling bagus dan mahal,
Ayah. Sepatuku yang dulu sudah mulai kusam,”pinta Si Sulung. Ayah tersenyum dan
mengangguk. Tandanya siap untuk membelikan.
“Kalau aku ingin gaun cantik terbaru yang paling
mahal, Ayah. Bulan depan temanku mau menikah. Jadi aku ingin tampil secantik
mungkin di acara tersebut,”timpal anak kedua penuh harap. Ayah kembali
tersenyum dan mengangguk. Berarti siap juga untuk membelikan.
“Nah, bagaimana denganmu, Beauty. Kamu minta
oleh-oleh apa?”tanya Ayah pada putri bungsunya tersebut.
“Aku hanya minta dibawakan bunga mawar yang cantik,
Ayah. Sudah lama aku tidak mencium wanginya,”jawab Beauty polos. Kedua kakaknya
mencibirnya. Permintaan itu merupakan permintaan yang bodoh bagi mereka.
Maka setelah mendengar semua permintaan anak-anaknya
tersebut, pedagang itupun berangkat untuk berlayar ke negeri seberang.
Ia baru pulang setelah dua minggu lamanya. Wajahnya
tampak cerah pertanda bisnisnya berjalan sukses. Pesanan kedua anaknya sudah ia
belikan. Namun di tengah perjalanan ia lupa untuk membelikan bunga mawar
pesanan Beauty, Si Bungsu yang sangat ia sayang.
Apalagi saat itu cuaca buruk. Hujan turun deras.
Petir menyambar-nyambar. Kuda tunggangannya semakin panik dan meringkik
nyaring. Beruntung di kejauhan terlihat ada cahaya berkerlap-kerlip bertanda
ada rumah yang bisa ia gunakan untuk berteduh.
Ternyata di tengah hutan itu ada sebuah istana tua
yang sudah tidak terawat. Namun masih ada penghuninya. Terbukti ada nyala lilin
di setiap jendelanya. Sang pedagang lalu memberanikan diri untuk masuk. Itu
setelah lama ia mengetuk ternyata tidak ada jawaban. Padahal tubuhnya sudah
cukup kedinginan.
Ia sangat heran karena lama menunggu, tidak ada
satupun manusia yang ia jumpai di istana sebesar itu. Ia justru menemukan
hidangan lezat yang cukup banyak di meja makan. Dan karena lapar ia
memberanikan diri untuk menikmati menu tersebut. Sampai selesai makan, tuan
rumah belum juga muncul. Pedagang itupun jatuh tertidur di kamar yang terbuka
sendiri.
Keesokan harinya, ia mendapati sudah ada hidangan
baru di meja makan. Iapun makan kembali seorang diri tanpa seorangpun yang muncul.
Namun tiba-tiba hatinya berdesir ngeri. Ia merasa tengah berada di sebuah
istana berhantu. Maka pedagang itupun memutuskan untuk segera meninggalkan
istana aneh tersebut. Ia juga kembali ingat akan janjinya untuk membawakan
Beauty bunga mawar kesukaannya.
Kebetulah di halaman istana banyak ditumbuhi bunga
tersebut. Sang pedagang memetik satu diantaranya yang menurutnya paling segar
dan cantik. Ia lalu naik ke punggung kuda siap untuk pulang. Namun kudanya
berhenti seketika. Dihadapannya kini muncul sosok mengerikan dengan pedang di
tangan memintanya untuk berhenti. Sosok itu begitu besar seperti monster.
“Kau pantas dihukum karena berani mengambil mawar
kesayanganku tanpa ijin. Kau harus tinggal dan bekerja di istanaku ini sebagai
balasan atas perbuatanmu!”bentak mahluk buruk rupa tersebut.
Pedagang itu lalu memohon agar diberi kesempatan
pulang terlebih dahulu untuk memberikan oleh-oleh yang ia dapat pada putrinya.
“Baiklah tapi bawa anakmu yang meminta bunga mawar
ini kemari sebagai gantimu!”jawab mahluk buruk rupa itu. Pedagang setuju. Ia lalu
pulang dan mengutarakan hal tersebut pada putrinya. Beauty yang kasihan pada
ayahnya akhirnya kembali ke istana.
Pada awalnya ia takut jika berada dekat mahluk
buruk rupa itu. Namun lama kelamaan ia menjadi terbiasa. Apalagi setelah tahu
ternyata mahluk itu berhati baik. Mereka semakin akrab dan menjadi teman dekat.
Hingga pada suatu hari, mahluk buruk rupa itu
melamar Beauty untuk menjadi istrinya. Sayangnya ia mendapat penolakan. Namun ia
tidak menyerah. Ia membawakan Beauty cermin ajaib sehingga Beauty bisa melihat
kondisi keluarganya di kejauhan sana.
Beauty sedih sekali menyaksikan kondisi ayahnya
sedang terbaring lemah. Ia lalu meminta ijin pada mahluk buruk rupa itu. Dan secara
mengejutkan ia diijinkan.
“Tapi kembalilah kemari dalam waktu tujuh hari. Jika
lebih dari itu aku bisa menderita,”pinta mahluk buruk rupa itu sedih.
Beauty lalu pulang dan merawat ayahnya hingga
sembuh. Ia sampai lupa pada janjinya akan kembali ke istana dalam waktu tujuh
hari. Hingga pada suatu hari ia menyaksikan sendiri dari cermin ajaib, ternyata
mahluk buruk rupa yang baik hati itu sedang sakit juga. Beauty kembali dan
merawatnya dengan penuh kasih sayang.
“Jangan khawatir. Bangunlah, Tuan. Aku bersedia
menjadi istrimu,”ucap Beauty sambil membantu mahluk tersebut bangkit dari
ranjangnya.
Sungguh ajaib, mahluk buruk rupa itu tiba-tiba saja
berubah menjadi pemuda yang sangat tampan. Jauh dari wujudnya selama ini.
Beauty menjadi terkejut bukan main.
“Sebenarnya, aku adalah pangeran pemilik istana
ini. Tapi karena suatu kesalahan, seorang penyihir jahat mengubahku menjadi
mahluk buruk rupa yang kau lihat sebelumnya. Aku hanya bisa sembuh jika ada
gadis baik hati yang bersedia menerimaku apa adanya. Dan gadis itu ternyata
kamu, Beauty. Terimakasih atas semua kebaikanmu selama ini. Sekarang aku bisa
hidup normal kembali,”jelas Sang Pangeran bahagia. Senyum lebarnya cerah
sekali.
Merekapun menikah dan hidup bahagia selamanya.
Posting Komentar untuk "SI CANTIK DAN SI BURUK RUPA (Cerita dari Perancis) #cantik #burukrupa"