Tiga Anak Babi dan Seekor Serigala Kelaparan #babi #serigala


Pada jaman dahulu di pinggir sebuah desa tinggallah seekor babi betina yang sudah tua bersama ketiga anaknya. Menyadari usianya sudah tidak muda lagi, maka ia meminta kepada ketiga anaknya yang sudah beranjak dewasa itu agar pergi dari rumah untuk mencari kehidupan sendiri.
            “Ibu sudah tua. Kian hari aku makin lemah. Ibu sudah tidak sanggup lagi mencari makanan untuk kalian bertiga. Karena kalian sudah besar, maka saatnya bagi kalian untuk hidup mandiri,”jelas Ibu Babi kepada ketiga anaknya.
            Ketiga anak tersebut akhirnya menuruti perintah ibunya. Meski dengan berat hati, akhirnya mereka pergi ke tepi hutan dan membuat rumah sendiri di sana.
            Anak babi pertama paling malas dari ketiganya. Ia membuat rumah dari jerami karena lebih cepat dan tidak membutuhkan tenaga yang besar. Anak babi nomor dua juga malas. Tapi ia masih lebih baik daripada kakaknya. Ia membuat rumah dari papan kayu. Rumahnya jelas lebih kuat daripada rumah kakaknya yang hanya terbuat dari jerami.
            Sedangkan Si Bungsu adalah anak yang paling rajin. Mau bekerja keras dan jarang mengeluh. Ia dengan semangat dan tekad yang kuat membangun rumah dari batu bata yang kokoh. Jendela dari besi tebal dan pintu-pintu rumahnya terbuat dari kayu yang kuat dan tidak mudah lapuk. Si Bungsu adalah pekerja keras yang patut dicontoh oleh kedua kakaknya.
            Pada suatu hari datanglah seekor serigala kelaparan ke rumah anak babi yang pertama. Ia langsung tertarik untuk memangsa si pemilik rumah karena sudah seharian belum makan.
            “Halo teman yang ada di dalam! Bolehkah aku masuk?”tanyanya kepada Si Sulung. Anak babi itu curiga, maka ia mengintip lewat lubang pintu dan melihat mata Serigala yang menyala merah.
            “Tidak boleh, teman. Nanti kamu akan memangsaku!”balasnya ketakutan. Mendengar jawaban itu, Serigala menjadi murka. Ia lalu menerjang pintu rumah dan mencabik-cabik rumah sederhana dari jerami itu.
            Beruntung Si Sulung berhasil kabur lalu bersembunyi di rumah adiknya. Serigala yang tahu hal itu lalu mengejarnya dan berhenti di depan pintu rumah kayu milik Anak Babi kedua.
            “Hai kawan yang ada di dalam rumah! Bisakah aku masuk untuk beristirahat sejenak?”tanya Serigala dengan suara yang dibuat sehalus mungkin agar tidak menakutkan.
            Anak Babi Kedua lalu mengintip lewat lubang pintu dan menyaksikan seringai Serigala yang mengerikan dengan gigi-giginya yang runcing dan tajam.
            “Tidak boleh. Nanti kamu akan memangsa kami berdua,” jawabnya dengan suara bergetar ketakutan setengah mati.
            Jawaban itu membuat Serigala menjadi semakin murka. Maka dengan sekuat tenaga ia tendang pintu rumah kayu itu. Ia tendang tiang rumah hingga semuanya roboh.
            Namun ketika mencari Anak Babi pemilih rumah ia tidak berhasil. Keduanya berhasil lolos lalu melarikan diri ke rumah Si Bungsu yang terbuat dari batu bata yang kokoh. Lengkap dengan perabotan, cerobong asap dan perapian yang hangat agar tidak kedinginan di musim hujan.
            “Kali ini aku tidak main-main, teman. Jika tidak dibuka pintunya maka akan aku hancurkan menjadi berkeping-keping rumah ini!”ancam Serigala dengan suara lantang menakutkan.
            “Sampai kapanpun aku tidak akan membukakan pintu untukmu, hai Serigala pembuat onar! Pergi dan pulang saja ke rumahmu,” balas Si Bungsu tidak takut.
            Tentu saja Serigala kembali dibuatnya marah. Apalagi perutnya sudah semakin keroncongan. Harus segera diisi. Dan ia berkhayal bisa memangsa ketiga anak babi yang gemuk-gemuk ini. Maka dengan semangat baja, ia tendang pintu rumah. Ia hantam dinding rumah yang terbuat dari bata.  Dan ia dorong jendela rumah yang terbuat dari besi tebal. Namun semua usaha itu sia-sia. Rumah itu tetap kokoh berdiri. Tubuhnya malah luka dan sakit semua.
            Serigala lalu mencoba masuk ke rumah melalui cerobong asap. Segera sebelum ia berhasil masuk, ketiga anak babi itu langsung menyalakan api perapian lalu memasang panci besar diatasnya berisi air yang cukup banyak.
            Serigala itu tentu saja menjadi kepanasan. Matanya juga berair karena asap dari kayu bakar. Ia lalu terpeleset dan jatuh ke dalam panci besar itu. Si Sulung lalu menutup panci rapat-rapat. Tidak berapa lama kemudian tubuh Serigala menjadi matang. Kini ia menjadi santapan ketiga anak babi hingga kenyang. Dan semua itu berkat kegigihan dan kerajinan Si Bungsu yang tidak pernah malas dan capek membangun rumah yang kokoh tersebut.

Posting Komentar untuk "Tiga Anak Babi dan Seekor Serigala Kelaparan #babi #serigala"